Gubernur DR Zul Jelaskan Teknologi Canggih Yang Mampu Antisipasi Bencana
Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang telah menjadi bagian dalam penanganan korban gempa di Lombok dan Sumbawa diapresiasi dan diberikan penghargaan oleh Gubernur DR Zul
MATARAM.lombokjournal – Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimasyah mengatakan, saat ini telah hadir teknologi yang sangat canggih untuk mengetahui bencana sebelum terjadi.
Hal itu dikatakan Gubernur NTB yang akrab disapa DR Zul itu dalam acara Seminar Nasional dengan tema “Memotret potensi gempa lanjutan dan upaya mitigasi bencana di Lombok”, di Hotel Aston, Jumat, (28/09).
“Semoga ke depan kita mampu mengantisipasi dan menyiapkan segala sesuatu lebih baik dalam menghadapi bencana,” katanya di hadapan peserta.
Diharapkan, seminar menjadi salah satu upaya nyata sebagai ikhtiar bersama melakukan mitigasi untuk mengantisipasi persoalan bencana.
Kesiapsiagaan dapat terbangun dan berbagai dampak dari terjadinya bencana dapat diminimalisir.
Selain itu, seminar diharapkan menjadi upaya untuk melatih mental masyakat di NTB, sehingga ke depan mental akan siap ketika bencana itu terjadi.
Dalam acara itu, Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang telah menjadi bagian dalam penanganan korban gempa di Lombok dan Sumbawa diapresiasi dan diberikan penghargaan dari Gubernur DR Zul.
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Bapak Ahyudin mengaku bangga telah menjadi bagian dari kebangkitan Lombok Sumbawa pasca gempa bumi.
Ia meminta masyarakat NTB untuk dapat mengambil hikmah dari peristiwa gempa bumi beberapa waktu lalu. Ia meyakini dalam waktu tidak lama NTB akan menunjukkan wajah barunya kembali.
“Walaupun bencana tapi dengan itu, kini nama NTB menjadi mendunia,” ujarnya.
Di hadapan Gubernur dan peserta seminar, Ahyudin menegaskan ACT akan tetap menjadi bagian dari proses pemulihan di NTB hingga betul-betul tuntas.
“Jangan berprasangka buruk dengan bencana, karena apa pun yang datangnya dari Allah ujungnya adalah kebaikan, dan itu merupakan energi buat kita,” kata Ahyudin.
AYA/hms
BPJS Cabang Mataram Jelaskan, Tunggakan Peserta Mandiri Lebih Besar
Pihak BPJS Kesehatan tetap akan memberlakukan denda terhadap peserta yang melakukan penunggakan
MATARAM.lommbokjournal.com – Defisit anggaran yang dialami BPJS Kesehatan, salah satu faktor penyebabnya adalah tunggakan pembayaran iuran dari peserta mandiri
Kepala BPJS Cabang Mataram, Muhammad Ali mengakui, di wilayah kerja BPJS Cabang Mataram tunggakan lebih besar terjadi dari peserta mandiri.
“Tunggakan itu lebih besar dari peserta mandiri,” ucapnya ketika ditanya terkait dengan apakah tunggakan dari peserta mandiri ikut menjadi antara lain faktor penyumbang deFisit angaran BPJS Kesehatan,Jumat (28/8) pagi.
Pembayaran iuran peserta yang ditanggung oleh pemerintah daerah tidak ada masalah, dan selama ini dianggap lancar.
“Dari pemerintah daerah alhamdulillah relatif lancar,” ujarnya.
BPJS Kesehatan Cabang Mataram yang membawahi tiga daerah yaitu Kota Mataram, Lombok Barat,Lombok Utara tersebut, telah melakukan upaya-upaya untuk menagih tunggakan dari peserta mandiri.
Bahkan pihak BPJS Kesehatan juga melakukam upaya colecting dengan mendatangi peserta.
Muhammad Ali mengatakan, kepada peserta mandiri disampaikan, status non aktif baru bisa aktif setelah membayar tagihan.
Tidak itu saja, pihak BPJS Kesehatan tetap akan memberlakukan denda terhadap peserta yang melakukan penunggakan dan baru akan diberikan setelah kepesertaannya aktif, dan 45 hari masuk rumah sakit mendapatkan perawatan rawat inap.
Terkait seberapa besar jumlah tunggakan iuran dari peserta mandiri, dan berapa lama mereka tidak aktif, Muhammad Ali belum bisa memberikan jawaban pasti, karena harus membuka data lagi.
“Kalau tanya soal itu, saya belum bisa memberikan informasi karena harus melihat data lengkapnya dulu,” pungkasnya.
AYA
Atasi Kemacetan, Pasar Gunungsari Akan Direlokasi
Kondisi Pasar Gunungsari yang sudah tidak layak digunakan untuk transaksi jual beli membuat para pedagang beralih jualan ke area parkir
LOBAR.lombokjournal.com — Kemacetan makin parah di jalan utama penghubung antara Mataram dan Lombok Utara, tepatnya di perempatan Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat banyak dikeluhkan pengguna jalan.
Apalagi setelah gempa bumi yang beruntun terjadi di sepanjang Agustus dan menyasar terbanyak di wilayah itu sampai di Kabupaten Lombok Utara, praktis semakin membuat arus lalu lintas menjadi semakin semrawut.
Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya membahas relokasi
Hal tersebut menjadi salah satu bahasan saat Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (FLLAJ) Lombok Barat menggelar rapat kajian aduan masyarakat di Aula Kantor Dinas Perhubungan Lombok Barat di Gerung, Jumat (27/09).
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Lombok Barat, Ahmad Saikhu, kemacetan di wilayah itu tidak konstan.
“Itu terjadi saat-saat tertentu saja,” ujar Saikhu menambahkan, faktor bongkar muat barang dan parkir kendaraan yang sering menimbulkan kemacetan.
Ia membenarkan pasca gempa, volume kendaraan dan beralihnya para pedagang di pasar semakin menambah keruwetan jalan.
Bagi Saikhu, seandainya pun jalur utama Mataram-Lombok Utara itu dibuatkan traffict light, justru semakin menambah kemacetan.
“Bisa berkilo-kilo meter macetnya,” ujarnya. Ia lalu menyampaikan wacana pemindahan pasar sebagai alternatif pemecahan masalah.
Menurutnya, kondisi Pasar Gunungsari yang sudah tidak layak digunakan untuk transaksi jual beli telah membuat para pedagang beralih jualan ke area parkir.
Akibatnya, pengalihan fungsi area itu pun membuat badan jalan beralih fungsi juga menjadi area parkir sehingga menimbulkan parahnya kemacetan untuk waktu yang lebih lama.
Di tempat berbeda, wacana tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lombok Barat, Agus Gunawan.
Menurut Agus, kondisi pasar Gunungsari yang terdampak gempa, sehingga disiapkan pasar darurat menjadi alternatif untuk meminimalisir kemacetan di jalur utama itu.
“Caranya kita relokasi pasar. Ini momentumnya untuk sekaligus kita melakukan penataan wilayah,” terangnya.
Menurut Agus, pihaknya mendorong agar pasar tersebut segera direlokasi ke tempat baru karena akan berdampak pada pengembangan wilayah.
Tempat baru yang disiapkan, tambah Agus, adalah lahan milik Pemkab Lombok Barat seluas kurang lebih 11 hektar yang berjarak kurang dari 100 meter dari pasar lama. Di samping lokasinya yang lebih ke dalam, juga mudah diakses karena setidaknya memiliki tiga akses jalan menuju lokasi tersebut.
“Kita paling butuhnya hanya 2 hektar, sisanya untuk terminal mini dan fasilitas umum lainnya,” papar Agus sembari menyebutkan tipe pasar yang bisa dibangun di area itu sendiri.
Sedangkan untuk lokasi pasar sekarang ini, menurut Agus sedang dikaji untuk dialih fungsikan menjadi taman, pusat kuliner, dan Pasar bagi Industri Kecil Menengah (IKM).
“Kita mau buat menjadi icon buat IKM, karena potensi untuk itu tersedia,” ujarnya.
Sepinya wisatawan dan ditutupnya hotel serta penginapan telah menyebabkan kemacetan suplai hasil pertanian ke hotel dan penginapan
Taufan Rahmadi
MATARAM.lombokjournal.com –– Bencana gempa bumi yang mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) selama satu bulan lebih, telah berdampak terhadap berbagai sektor ekonomi.
Di antaranya sektor pariwisata dan ditutupnya pendakian gunung Rinjani di Pulau Lombok.
Masih ditutupnya pendakian gunung Rinjani pasca bencana menyebabkan sekitar 1.200 porter dan guide menganggur. Sebab masih terjadinya longsoran terus menerus di kawasan Taman Nasional ini.
Tokoh Muda Pariwisata Indonesia,Taufan Rahmadi, mengatakan, gempa bumi di Lombok berdampak juga terhadap sektor pertanian, transportasi dan beberapa hotel maupun homestay dan pelaku wisata di Pulau Lombok.
“Disamping porter dan guide, ada 86 Tour operator , puluhan hotel dan homestay yang juga terkena dampak dari penutupan pendakian ini , belum lagi sektor transportasi dan pertanian,” ungkapnya, mengutip pernyataan Sudiyono, Kepala Balai Taman Nasionap Gunubg Rinjani (TNGR), kepada lombokjournal.com, via WhatsApp, Jumat (28/09) pagi.
Mantan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB ini menambahkan, sepinya wisatawan dan ditutupnya hotel serta penginapan telah menyebabkan kemacetan suplai hasil pertanian ke hotel dan penginapan.
“Dan yang perlu diingat bahwa penutupan pendakian ke Rinjani diperkirakan akan dilakukan sampai akhir tahun 2019,” tutur Taufan.
Melihat kondisi tersebut, menurut Taufan, ada 8 langkah strategis jangka pendek yang dapat dilakukan sebagai quick win.
Pertama, ciptakan produk baru paket wisata dengan memunculkan obyek – obyek wisata baru di seputar kawasan yang berada dalam zona aman.
Kedua, lakukan promosi secara kreatif terkait produk baru paket wisata tersebut; Ketiga, selenggarakan pelatihan bisnis kreatif bagi para pelaku pariwisata setempat. Keempat, berikan kemudahan akses permodalan untuk pengembangan usaha pada sektor pariwisata; Kelima, revitalisasi potensi Desa Wisata yang berada di lingkar kawasan.
Keenam, optimalisasi kerjasama antara pemerintah , swasta dan masyarakat dalam bentuk kesepakatan membantu memperluas pemasaran hasil pertanian.
Ketujuh, memberikan insentif kepada para pelaku usaha pariwisata di kawasan Rinjani untuk melakukan studi banding tentang ” tourism survival ” di negara yang pernah hancur pariwisatanya dikarenakan bencana alam. Kemudian bisa cepat bangkit dan berjaya kembali.
Dan yang kedelapan, bentuk tim ( Rinjani) Crisis Centre yang bertugas melakukan aksi yang cepat dan nyata di dalam mengatasi segala tantangan terkait aktivitas pariwisata di kawasan Rinjani dan sekitarnya.
“Delapan langkah ini tentunya akan dapat diwujudkan apabila kita semua , baik di pusat hingga di daerah bergerak bersama – sama dalam semangat mengembalikan kembali pariwisata NTB,” terang Taufan, pria asal Mataram ini.
Razak
Lombok Barat Langsung Ground Breaking 40 Rumah
Data akhir yang dirilis Tim Verifikator melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lobar, total jumlah rumah rusak terbagi menjadi 45.613 rumah rusak ringan, 12.668 rusak sedang, dan 13.942 rusak berat
LOMBOK BARAT.lombokjournal.com — Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) merencanakan Senin ini (01/10) memulai pembangunan bagi rumah-rumah yang rusak berat terkena bencana gempa bumi.
Kepala Dinas Disperkim , H. Lalu Winengan membenarkan itu saat dikonfirmasi via telpon, Kamis (27/09).
“Nggak apa-apa (terkesan lamban, red). Orang lain satu, kita langsung 40 rumah,” ujarnya membandingkan Lobar dengan Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur.
Winengan memastikan, ground breaking untuk 40 rumah tersebut akan dipusatkan di Dusun Batu Kantar Desa Narmada Lobar.
Di Dusun ini, dari data awal sebelum diverifikasi dan divalidasi, paling sedikit 71 rumah mengalami rusak berat akibat gempa, 119 rusak sedang, dan sisanya 117 hanya rusak ringan.
Angka tersebut, menurut informasi staff desanya, cenderung bertambah karena hasil verifikasi menunjukkan banyak rumah yang sesungguhnya rusak berat namun dimasukkan di rusak sedang.
Ada lima kelompok masyarakat (pokmas) yang telah terbentuk dan sudah siap untuk mulai membangun dengan model Risha (Rumah Instan Sehat Sederhana).
“Dari keseluruhan anggotanya yang berjumlah 62 orang, 40 orang siap membangun dengan model risha,” tutur Winengan.
Terkait dengan kerusakan rumah, berdasarkan data akhir yang dirilis Tim Verifikator melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lobar, jumlah rumah yang mengalami kerusakan adalah 72.223 rumah.
Total tersebut terbagi menjadi 45.613 rumah rusak ringan, 12.668 rusak sedang, dan 13.942 rusak berat.
Angka tersebut meningkat lebih dari 25% bila dibandingkan dengan data awal yang dirilis oleh Posko Utama Penanganan Bencana Gempa Bumi sebulan sebelumnya yang berjumlah total 57.614 rumah.
Jumlah yang lebih dari 72 ribuan itu telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati. Menurut Kepala Dinas PUPR Lobar, I Made Arthadana, pihaknya telah tuntas bekerja sampai dengan terbitnya SK Bupati.
“Ada 139 SK telah dibuat. Itu hanya strategi percepatan penetapan saja,” pungkas Made menjelaskan penetapan rumah-rumah tersebut dengan banyak SK.
Menurut I Made Arthadana, penambahan angka tersebut murni sebagai hasil verifikasi dari tim lapangan.
“Angka itu sudah final di tim verifikasi,” tegas Made.
Dikatakannya, saat ini dengan finalnya hasil tersebut, maka tugas tim verifikator itu sudah selesai.
Selanjutnya, menurut Made, akan dilanjutkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui BPBD untuk pengajuan anggaran perbaikannya.
Pihak BNPB sendiri sampai saat ini baru menyelesaikan proses persiapan rumah untuk bisa langsung bangun hanya 379 rumah. Angka tersebut dilaunching saat kunjungan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Sisanya yang hampir 72 ribu menunggu proses lanjutan.
“Tapi sekarang ada 3.679 rumah yang sudah dibuatkan buku rekening untuk ditransferkan uangnya,” tutur Made.
Perbaikan segera rumah-rumah yang rusak memang sedang dibutuhkan oleh para penyintas. Tidak hanya di Lobar, namun secara umum oleh para penyintas di Pulau Lombok-Sumbawa yang terdampak gempa beruntun sepanjang Agustus 2018 lalu.
Pemerintah Pusat dituntut untuk lebih cepat menangani tidak hanya mempercepat implementasi perbaikan rumah, namun juga hal-hal lainnya seperti jaminan hidup yang saat ini masih ditunggu oleh mereka karena dijanjikan oleh Pemerintah Pusat.
Harry
Tiga WNA Cina Pekerja Uji Kualitas Batu, Diamankan Kantor Imigrasi
Sejak Januari hingga September 2018, Kantor Imigrasi Kelas I Mataram telah melakukan pendeportasian terhadap 33 WNA
MATARAM.lombokjournal.com — Tiga warga negara asing (WNA) Cina yang diduga melakukan pelanggaran keimigrasian di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) diamankan mengamankan Pelaksana Harian (Plh) Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Mataram, Rahmad Gunawan mengatakan, Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) telah mengamankan tiga WNA Cina yang berinisial AY, YJ, dan WA di sebuah kos-kosan yang ada di Jalan Transmigrasi, Majeluk, Mataram, pada Rabu (26/9) pagi.
“Ketiganya diduga melakukan kegiatan yang tidak sesuai izin keimigrasian yakni bekerja melakukan uji kualitas batu (kadar emas),” ujarnya saat jumpa pers di Kantor Imigrasi Kelas I Mataram, NTB, Kamis (27/9).
Tim menemukan ketiganya berada di kos-kosan bersama seorang warga negara Indonesia (WNI) berinisial HR. Rahmad mengatakan, HR pun ikut diamankan karena dianggap sebagai orang yang mengundang sekaligus sebagai penterjemah bagi para WNA tersebut.
“Selain HR, tim juga meminta keterangan dari pemilik kos-kosan,” terangnya
Rahmad menjelaskan, ketiga WNA tersebut datang dengan menggunakan visa kunjungan B211A atau izin tinggal kunjungan atas sponsor PT Klitz melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten.
Kata Rahmad, ketiga WNA Cina itu diduga melanggar pasal 122 huruf A undang-undang nomor 12 tahun 2011 tentang keimigrasian.
“Ketiga WNA tersebut saat ini kami masih tahan untuk pemeriksaan lebih lanjut,” kata Rahmad.
Sementara itu,Kepala seksi Pengawasan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Mataram Made Surya mengatakan, ketiganya sudah berada di Mataram sejak 10 Agustus 2018.
“Hasil pemeriksaan sementara mereka sebagai teknisi sebuah lab kecil untuk ukur kadar emas,” ucap Made.
Petugas telah mengamankan tiga paspor yang masih berlaku, dan kunci kos-kosan yang juga dijadikan sebagai lokasi usaha di Majeluk, Mataram.
“Hasil pemeriksaan sementara mereka tidak paham apa itu PT Klitz yang tercantum sebagai sponsor,” katanya
Made mengaku akan mendalami hal tersebut karena PT Klitz sendiri tidak memiliki usaha atau kantor Cabang di Lombok. Ia menegaskan, visa kunjungan ketiga tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas kerja di Indonesia.
“PT Klitz domisili di Jakarta, masih kita selidiki, dalam waktu dekat akan kita hubungi PT Klitz di Jakarta,” lanjutnya.
Made menyebutkan, sejak Januari hingga September 2018, Kantor Imigrasi Kelas I Mataram telah melakukan tindakan administratif keimigrasian berupa pendeportasian terhadap 33 WNA dan satu kasus projustisi WNA Taiwan.
AYA
Beasiswa Ke Luar Negeri Dimulai, Bulan Oktober 21 Mahasiswa Ke Polandia
Pengalaman di luar negeri diyakini akan mampu mengikis sekat-sekat primordial yang masih mengental di NTB
MATARAM.lombokjournal.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) akan mengirimkan 1.000 mahasiswa beasiswa kuliah S2 keluar negeri tiap tahun. Tahap pertama, ada 21 penerima beasiswa akan dikirim ke Polandia pada Oktober mendatang.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan, program beasiswa bagi mahasiswa untuk kuliah keluar negeri bukan persoalan yang sulit jika ada kemauan. Aanimo masyarakat terbukti cukup tinggi saat program beasiswa dibuka.
“Ada 400 orang yang mendaftar, melalui seleksi ketat dan fair akan dikirimkan 21 orang untuk tahap pertama,” ujarnya, Kamis (27/09).
Pemprov NTB akan rutin mengirimkan 1.000 mahasiswa kuliah keluar negeri, yang terbagi pada dua tahap setiap tahun. Zul mengaku banyak yang mencibir programnya, namun ia optimistis akan dapat terealisasi.
“Apa betul bisa kirim 1.000 orang setiap tahun, kalau lihat wajah-wajah Anda jangankan 1.000 orang, 2 ribu orang juga bisa,” tegasnya
Zul menilai, kuliah di luar negeri akan memberikan pengalaman yang bagus untuk anak-anak NTB dalam memandang dunia dan meningkatkan wawasan.
Dengan adanya pengalaman tersebut, Zul meyakini akan mampu mengikis sekat-sekat primordial yang masih mengental di NTB.
“Kalau keluar negeri, primordial akan kurang tapi rasa kecintaan dan kebangsaan akan lebih kuat,” katanya.
Mengenai Polandia, Zul menilai karena biaya pendidikan di negara tersebut relatif lebih murah dan berada di jantung Eropa. Tidak menutup kemungkinan, NTB akan mengirimkan mahasiswa ke negara-negara lain.
“(Kenapa Polandia) karena murah saja, ada akses yang dibuka, kualitas bagus. Sebenarnya banyak negara di Eropa gratis (pendidikan),” jelasnya.
Terkait pendanaan untuk beasiswa, kata Zul, tidak menggunakan dana dari APBD, melainkan sponsor dari pelaku usaha.
Menurutnya, kalau menggunakan APBD belum bisa dilakukan karena perlu meyakinkan masyarakat dan anggota DPRD NTB terlebih dahulu bahwa program ini sukses. Sedangkan apa yang ia lakukan masih dalam tahap awal.
“Kita cari teman-teman yang bisa sponsori kalau bagus baru kita bisa ngomong ke APBD, kalau belum-belum (pakai) APBD diprotes anggota dewan kita. Coba bayangkan ada 1 000 dunia usaha, apa susah bagi pengusaha kirim satu mahasiswa,” katanya.
AYA
HBK Semangati Pasukan Gagak Hitam, Lombok Bisa Lebih Maju dan Sejahtera
Keunggulan kompetitif pertanian dan pariwisata Lombok juga akan menjadi jawaban kongkrit terhadap problematika pengangguran yang ada
lombokjournal.com —
LOMBOK TENGAH — Petinggi Partai Gerindra yang juga Caleg DPR RI Dapil NTB-2/Lombok, H. Bambang Kristiono atau yang akrab disapa HBK mengatakan, Lombok dengan segala potensi pertanian dan pariwisatanya, bisa segera bangkit dari keterpurukan pasca bencana gempa bumi beruntun.
H Bambang Kristiono
Potensi pertanian di Lombok, bahkan bisa menjadikan Lombok sebagai Lumbung Pangan Nasional yang diperhitungkan ke depan.
“Saya punya mimpi besar, untuk menjadikan Lombok sebagai salah satu Lumbung Pangan Nasional, dan bumi Lombok yang subur bisa menjadi jawaban real terhadap ketergantungan impor pangan Negara kita,” tegas HBK, dalam pidatonya saat menghadiri Apel Gelar Pasukan Krame Dise Gagak Hitam, Rabu (26/9) di kawasan pantai Kuta Mandalika, Lombok Tengah.
Apel gelar pasukan yang dihadiri oleh sekitar 1000 orang pasukan Gagak Hitam, sekaligus memperingati HUT ke-3 Gagak Hitam.
Kegiatan itu juga dihadiri Wakil Bupati Lombok Tengah, H Pathul Bahri, dan Ketua Umum sekaligus Panglima Gagak Hitam, Ir H Jidan Hadi.
HBK mengatakan, meskipun Lombok baru saja dilanda bencana, namun apabila semua pihak terutama masyarakat Lombok bisa bekerja sungguh-sungguh untuk mengembangkan segala potensi daerahnya yang ada, maka Lombok akan segera bangkit dan keluar dari semua kesulitan yang dihadapinya, khususnya kesulitan pasca Lombok diguncang gempa.
Menurutnya, sektor pertanian akan menjadi salah satu pilihan unggulannya ke depan yang akan terus dikembangkannya, selain pariwisata.
“Sebagai Negara agraris yang berada di bawah garis khatulistiwa, semestinya kita bisa mandiri dan meproduksi sendiri kebutuhan-kebutuhan pangan kita,” katanya.
Keunggulan kompetitif pertanian dan pariwisata Lombok juga akan menjadi jawaban kongkrit terhadap problematika pengangguran yang ada.
Ia mencontohkan, komoditas bawang yang sangat berpotensi untuk dikembangkan di Lombok dan NTB secara umum. Namun di sisi lain, potensi ini belum digarap secara maksimal hingga menjadi produk unggulan kualitas ekspor.
“Saya sedih sekali, waktu saya mendampingi istri saya belanja, membeli kebutuhan dapur di negeri Belanda, ternyata harga bawang putih disana bisa lebih murah dari harga bawang putih yang ada di Jakarta, padahal bawang putih tidak bisa tumbuh disana,” tukas HBK.
Hal ini menjadi ironis, karena Belanda juga mengimpor dari jauh, yaitu dari negara Suriname yang berada di Amerika Selatan, yang dulu juga adalah bekas negara jajahannya seperti Indonesia.
“In shaa Allah kalau Tuhan menghendaki, dan saya dipercaya mewakili masyarakat Lombok di Gedung Parlemen nanti, saya akan bekerja keras dan meyakinkan semua teman-teman di DPR-RI maupun teman-teman yang ada di Pemerintan nanti untuk mengembangkan pertanian dan parawisata menjadi sektor2 unggulan yang bisa meningkatkan kesejahteraan Lombok dan masyarakatnya, dan kita bisa,” kata HBK.
Bagi HBK, Lombok sangatlah istimewa, pantai dan juga gunung-gunungnya memiliki pesona dan pemandangan yang sangat luar biasa.
“Dan masyarakatnya yang ramah dan agamis, membuat saya jatuh cinta”, katanya.
Pasukan Gagak Hitam Harus Solid
Dalam Apel Gelar pasukan tersebut, HBK yang juga selaku Ketua Pembina Pasukan Krame Dise Gagak Hitam menegaskan, agar seluruh pasukan Gagak Hitam bisa terus bekerja keras, menjaga soliditas, meningkatkan silaturahmi, dan berpartisipasi aktif dalam menjaga keamanan, kemudian ikut mengembangkan pertanian dan pariwisata Lombok ke depan.
“Kita harus ikut ambil bagian, jangan hanya jadi penonton, libatkanlah diri kita sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Dan akan selalu ada jalan, kalau ada kemauan,” katanya.
HBK mengatakan, keberadaan pasukan Gagak Hitam ini menjadi kebanggaan tersendiri.
Purnawirawan Perwira Korps Baret Merah ini pun mengaku, mengingat masa mudanya di militer dulu.
“Berdiri di depan pasukan yang pemberani dan memiliki esprit de corps yang tinggi, mengingatkan saya ke masa-masa 20 tahun yang lalu, ketika saya masih muda dan menjadi Komandan Batalyon di satuan Sandi Yudha, Korps Baret Merah Kopassus,” katanya.
Ia mengatakan, jika dulu yang selalu berada di hadapannya adalah prajurit-prajurit berbaju loreng darah mengalir dan berbaret merah, namun yang ada sekarang juga adalah pasukan yang tak kalah pemberaninya.
“Yang bersama-sama saya sekarang juga adalah pasukan-pasukan yang tidak kalah pemberaninya, dengan baju dan ikat kepala yang kesemuanya berwarna hitam. Hitam untuk saya adalah lambang dari pekerja keras, militan dan pemberani yaitu mereka-mereka yang rela berjuang sampai mati dalam mempertaruhkan keyakinan dan harga dirinya,” tegas HBK disambut tepuk tangan yang riuh dari seluruh pasukan yang hadir.
Sementara itu, Ketua Umum sekaligus Panglima Gagak Hitam, Ir H Jidan Hadi mengatakan, Pasukan Gagak Hitam adalah pasukan adat Sasak – Lombok, yang lahir dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat, dan akan berperan sebesar-besarnya untuk mengamankan kehidupan dan keseharian masyarakat.
“Gerakan Gagak Hitam adalah membangun persaudaraan dan kebersamaan di bidang pengaman, dengan pendekatan pemberdayaan bakat dan kemampuan di bidang pengamanan,” katanya.
Menurut dia, Gagak Hitam akan membangun sistem keamanan dengan pengamanan yang utuh, menyeluruh, berbasis dusun, dan berkesinambungan dengan mengedepankan kearifan lokal.
“Gagak Hitam akan selalu bekerja sama baik dengan penguasa maupun pengusaha untuk mengembangkan potensi Lombok ke depan,” tukasnya.
Ia mewakili jajaran pasukan Gagak Hitam mengapresiasi kesediaan hadir sosok penting seperti HBK dalam kegiatan Apel Gelar pasukan dalam rangka HUT Gagak Hitam ke-3nya.
Termasuk amanat dan pengarahan yang membangkitkan semangat bagi anggota dan masyarakat Lombok secara umum, untuk mau terus bangkit dan mengembangkan potensi lokal di daerah ini.
“Kami salut dan mengapresiasi Bapak HBK yang sudah mengobarkan semangat juang kami, demi pembangunan daerah lebih baik ke depan,” katanya.
Me
Alunan Budaya Desa ke-4, Fashion Show Kain Tenun Konsep out door Di Persawahan
Merupakan inovasi dari pemuda desa setempat, agardapat mempromosikan potensi kain tenun Pringgasela kepada masyarakat luas
SELONG.lombokjournal.com – Para pemuda di Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur akan menggelar event Alunan Budaya Desa. tahun ke empat, menyajikan fashion show khusus kain tenun
Menenun salah satu budaya yang masih lestari di Kecamatan Pringgasela. Dalam event ini menadikan fashion show khusus kain tenun ini sebagai tema besar.
”Tahun lalu kami menghadirkan setidaknya 1.350 penenun yang dapat disaksikan pada puncak acara. Tahun ini kami akan hadirkan fashion show dengan bahan utama kain tenun,” kata Panitia Alunan Budaya Desa ke empat 2018, Nifo Winona Algosyah S.Pt, Rabu (26/09).
Event ini akan diselenggarakan pada 27 Oktober hingga 3 November , dan untuk fashion show akan dilaksanakan pada 28-31 Oktober.
Ini menari, karena kali pertama fashion show akan diadakan dengan konsep out door di lahan persawahan dengan latar pemandangan Gunung Rinjani. Tema fashion show ini ialah Warna dan Irama Tenun dengan tagar An Elaborate Fashion Show Tenun.
”Ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luas bahwa kain tenun Pringgasela tidak hanya dibuat menjadi sarung, melainkan beragam barang jadi siap pakai. Seperti pakaian, sepatu, tas dll,” ujarnya.
Fashion show ini dapat diikuti oleh peserta dari mana saja. Dengan syarat, fashion yang akan dipertontonkan berbahan dasar tenun Pringgasela.
Ini akan dibuat seperti kompetisi kain tenun bagi desainer-desainer lokal yang berbakat. Melalui kompetisi ini peserta mampu berkreasi dan berinovasi untuk mendesain kain tenun Pringgasela tersebut menjadi sebuah karya (busana).
Sehingga tidak sebatas memiliki unsur keindahan dan komersil saja, namun juga memiliki nilai kearifan budaya lokal yang tinggi.
Ketua Panitia Alunan Budaya Desa ke empat tahun 2018 Azizan Zuhri S.P mengatakan , event ini merupakan kesempatan yang baik bagi siapa saja untuk menunjukkan kemampuannya dalam merancang desain busana berbahan kain tenun.
Kegiatan ini merupakan inovasi dari pemuda desa setempat, agardapat mempromosikan potensi kain tenun Pringgasela kepada masyarakat luas.
“Kami berharap semakin banyak yang tahu tentang Kain Tenun Pringgasela ini. Dengan demikian, budaya dan kesenian ini bisa terus lestari. Selain itu juga bisa mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.
Selain kerajinan tenun, Kecamatan Pringgasela memiliki banyak potensi destinasi wisata. Pendakian Rinjani melalui Jalur Timbanuh, arung jeram di Sungai Mencerit, Kolam Renang Putri Duyung, Air Terjun Mayung Polak, Wisata Pancor Datok dan banyak lainnya.
Meski demikian Alunan Budaya Desa ini tetap menonjolkan budaya asli masyarakat Pringgasela. Karena selain Fashion show, ada pula pagelaran musik, wayang dan tari tradisional.
Ia berharap kegiatan ini berjalan dengan baik dan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat. Kearifan lokal tetap terjaga, anak muda semakin mencintai budayanya dan memererat tali silaturhami.
Selain itu, ia juga berharap tahun berikutnya Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Pemerintah Provinsi NTB hingga Kementerian dapat membantu mempromosikan kegiatan ini. Sehingga dapat diketahui oleh banyak orang dan wisatawan.
AYA (* ).
Ini Kata Gubernur Zul Tentang Kepala Daerah
Bupati dan Walikota yang dilantik untuk melakukan pemaknaan yang sederhana terhadap amanah yang diberikan oleh masyarakat
MATARAM.lombokjournal.com – Ucapan Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M.Sc tentang jabatan perlu disimak. Menjadi Gubernur atau menjadi bupati itu yang punya kesadaran untuk berkorban lebih banyak dibandingkan masyarakat.
Itu dikatakannya saat melantik Bupati/Wakil Bupati Lombok Timur terpilih, Drs. H. Sukiman Azmi, MM dan H. Rumaksi SJ, S.H dan Walikota / Wakil Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE dan Feri Sofiyan, SH, di Hotel Lombok Raya, Rabu, (26/09).
Dikatakan, zaman sekarang menjadi gubernur, menjadi bupati, dalam ekonomi yang terbuka harus disikapi dengan cara yang berbeda.
“Gubernur, Bupati Walikota itu bukan penguasa dan bukan raja, tapi siapa yang berani menjadi Gubernur, siapa yang berani menjadi bupati adalah mereka yang punya kesadaran untuk berkorban lebih banyak dibandingkan masyarakat,” kata Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M.Sc didampingi Wakil Gubernur NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, usai melakukan pelantikan
Menurut Gubernur Zul, tantangan di NTB tidak karena itu kepala daerah, khususnya kepada Bupati Lombok Timur karena Lombok Timur merupakan satu daerah yang terkena dampak bencana gempa, dapat membuat proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat berjalan lebih cepat.
“Semoga dengan hadirnya bupati yang baru bisa membuat proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat berjalan lebih cepat,” ujarnya.
Gubernur mengajak Kepala daerah untuk mulai menyemangati masyarakat terdampak untuk berbenah dengan melakukan apa yang bisa dilakukan, tanpa harus menunggu bantuan dari luar.
Gubernur berharap kepada Bupati dan Walikota yang dilantik untuk melakukan pemaknaan yang sederhana terhadap amanah yang diberikan oleh masyarakat.
“Siapa yang memaknai amanah ini dengan baik, insyaallah akan mendatangkan keberkahan buat kita semua,” ujarnya.
Jadi pimpinan jangan feodal, sebab saat ini zaman ekonomi yang terbuka, tugas utama yang mendinamisir ekonomi itu adalah dunia usaha. Sedangkan tugas kepala daerah sebagai pelayan masyarakat adalah membuat iklim, memastikan daerah kita kondusif untuk bisnis komoditi investasi.
“Mudah-mudahan figur yang dilantik pada hari ini termasuk juga Bupati dan Walikota yang ada di NTB ini, memberikan kita harapan. Insyaallah cahaya di ujung terowongan kelihatan terang benderang jika kita memaknai kekuasaan dengan baik dan benar,” pungkasnya.