Satu Juta Jiwa Belum Sejahtera, Jadi PR Pemda

Diharapkan penetapan program Dinas Sosial ke depan dapat memberikan bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat

MATARAM.lombokjournal.com – Akibat bencana gempa bumi, diperkirakan warga NTB yang belum sejahtera meningkat mencapai satu juta jiwa.

Ketua TP PKK NTB, Hj. Niken Saptaraini Widyawati Zulkieflimansyah, SE, M.sc  mengatakan itu saat  menjadi narasumber pada Lokakarya Pola Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Provinsi NTB, Selasa, (30/10).

Lokakarya tersebut merupakan kerjasama Dinas Sosial Provinsi NTB. di Green Asri, Sayang-sayang, Kota Mataram.

“Data sebelumnya sebanyak 732 ribu jiwa belum sejahtera di NTB, karena bencana kemarin diperkirakan mencapai satu juta jiwa itulah yang menjadi PR pemerintah saat ini,” ungkapnya.

Hj. Niken menilai, kegiatan lokakarya tersebut merupakan sebuah upaya penting mensinergikan program kerjasama untuk menangangi kesejahteraan sosial di Provinsi NTB.

Untuk itu ia berharap, penetapan program ke depan dapat memberikan bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, pemerintah akan  mendukung setiap program kesejahteraan sosial yang ada.

Niken mengaku gembira dan menaruh optimis dengan kegiatan tersebut. sebab jumlah peserta yang hadir melebihi ekspektasi. Sehingga akan menumbuhkan optimisme bagi lahirnya program-program yang menyejahterakan.

“Jumlah peserta yang hadir melebihi ekspektasi, dan saya yakin pertemuan ini menjanjikan hasil yang baik,” ujarnya.

Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, H. Ahsanul Khalik, S.sos , MH dalam laporannya mengatakan, tujuan lokakarya untuk meningkatkan pemahaman tentang pola pengembangan program.

Selain itu, meningkatkan kerjasama program dengan pilar-pilar sosial dunia usaha, badan usaha, bahkan forum CSR sektor pemerintah daerah tentang memberikan pelayanan berbasis kewirausahaan.

“Peran organisasi perempuan, organisasi sosial, merupakan bidang garapan kami dalam rangka membantu gubernur menuntaskan permasalahan sosial. Terutama dalam permasalahan ketahanan keluarga, kami bersedia mendampingi PKK untuk menuntaskan permasalahan tersebut,” ujar Ahsanul Khalik, S.sos , MH.

Turut hadir Ketua harian Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) NTB, pengurus LKKS provinsi dan kabupaten kota se pulau Lombok, Forum panti sosial Provinsi sepulau Lombok, Forum pekerja sosial masyarakat, Balai sosial milik provinsi se pulau Lombok, Dunia Usaha (Bank NTB, Patuh beramal, Forum CSR, Basnas Provinsi NTB) dan instansi terkait sosial di NTB.

AYA/Hms




Membangun Narasi Yang Sejuk Bagi Generasi Milenial

Apa pun pilihan dalam pemilu  namun harus tetap menjaga dan merawat perdamaian, kesatuan dan persatuan

Karman, Dewan Penasehat PGK

MATARAM.lombokjournal.com – Dialog Kebangsaan dengan tema Generasi Milenial dan Pemilu 2019 berlangsung di Universitas 45 Mataram,Senin (30/10) sore.

Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK)  Wilayah NTB bekerja sama dengan Universitas 45 Mataram menggelar kegiatan tersebut, dilakukan  untuk memberikan narasi positif terhadap generasi milenial menghadapi pemilu 2019.

Seperti diketahui, generasi mileneal merupakan generasi penerus bangsa,maka generasi milenial harus inovasi,kreatif  dan solutif dan bijak dalam menggunakan teknologi terutama sosial media.

Dalam menyongsong pemilu 2019  generasi milenial harus mengenal jati diri bangsa, karena bangsa ini lahir dengan rahmat Allah yang maha kuasa dan dIdorong oleh keinginan luhur.

Kapolda NTB, Irjen Pol Achmat Juri  mengingatkan kepada sEmua pihak termasuk generasi mileneal, tujuan  bangsa  untuk melindungi segenap bangsa dan tumpah darah bangsa, ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.

“Karena itu harus kita pegang tujuan bangsa ini agar kita tidak terombang ambing oleh pihak lain,” ucapnya saat menjadi Keynote Speaker dalam acara yang digelar di Universitas 45 Mataram,Senin.

Generasi milenial yang identik dengan media sosial harus dibekali dengan  jati diri bangsa, orientasi bangsa  serta tujuan berbangsa, agar jangan muda terombang ambing.

Jendral bintang dua tersebut juga mengajak generasi milineal untuk ikut sukseskan pemilu  2019, dengan mengenal jati diri dan jati diri bangsa dan sejarah bangsa .

Menjadikan pesta demokrasi yang cerdas dan jadilah pemilih yang bertanggungjawab, dengan tidak golput. Dan menghapus stigma generasi muda abai dan melupakan masa lalu, tentunya generasi mileneal harus kereatif,inovatif serta solutif.

Dewan Penasehat Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) NTB, Karman mengatakan, sesuai dengan tema yang diangkat dalam dialog kebangsaan ,” Generasi Milenial dan Pemilu 2019,”yaitu bagaimana membangun narasi untuk persatuan dan kesatuan.

“Ini sudah masuk dalam tahapan pemilu kita sama sama tahu, situasi  pembelahan itu ada   terutama disosmed. Maka kita  ingin membangun narasi narasi yang sejuk yang dihadirkan lewat Perkumpulan Generasi Kebangsaan,” ucap Karman yang juga Ketua Religi NTB.

Bahkan, mantan Ketua Umum GPII tersebut mengingatkan pada peserta dialog yang berasal dari kalangan generasi milenial, apapun pilihan dalam pemilu  namun harus tetap menjaga dan merawat perdamaian, kesatuan dan persatuan.

Dengan menolak hoaks dan provokasi serta bijak dalam menggunakan sosmed agar bagaimana pemilu tetap berjalan aman damai tentram.

“Karena itu untuk damainya pemilu adalah merupakan atas partisifasi  kita semua dan bukan hanya oleh pihak keamanan saja,” pungkasnya.

Dalam dialog tersebut juga menghadirkan narasumber ,Khuwailid, Ketua Bawaslu NTB, Hamdan Kasyim, Ketua KNPI NTB, Chrisman Damanik, Mantan Ketua Presidium GMNI dan DR Fathurrozi.

AYA




APK Tak Sesuai Aturan, Ditertibkan Panwascam

Baik tim sukses maupun para caleg sendiri sebenarnya semua sudah tahu

LOMBOK TIMUR.lombokjournal.com — Bahan kampanye atau Alat Peraga Kampanye (APK) calon legislatif (caleg) dan calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) yang tidak sesuai peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) di wilayah Lombok Timur (Lotim), mulai ditertibkan oleh Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan (Panwascam).

Seperti bahan kampanye atau APK yang dipasang di pohon dan juga tidak sesuai aturan yang ada, baik ukuran, format, maupun desain dari KPU.

Panwascam Wanasaba misalnya, tampak sibuk menertibkan dan menurunkan bahan kampanye atau APK para caleg dan calon DPD RI tersebut, yang bertebaran di jalan nasional, Senin (29/10) siang.

Ketua Panwascam Wanasaba, Hamidi, S.Pd., mengatakan tidak boleh ada pemasangan alat peraga kampanye baik di jalan nasional maupun di jalan-jalan lainnya yang tidak sesuai aturan KPU.

“Penurunan APK-nya mulai dari Wanasaba Daya, yang wilayah Kecamatan Wanasaba. Untuk dijalan nasional ini pak, alat peraga kampanye tidak boleh,” ucapnya, kepada lombokjournal.com, Senin siang.

“Karena partai politik yang mengusulkan calon, beberapa calon yang diusulkan itu harus dia membuat baliho yang berbentuk ukuran dari KPU,” tambahnya.

Dalam waktu dekat, Hamidi menyebutkan, KPU akan menerbitkan APK baru yang sesuai ukuran, format dan desain sudah ada.

“Sampai tangal 1 November penertiban ini, karena akan diterbitkan APK baru,” bebernya.

Terkiat aturan APK, Hamidi kembali menegaskan, baik tim sukses maupun para caleg sendiri sebenarnya semua sudah tahu.

Sebelumnya, Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Amir Mahmud mengatakan, Bawaslu  sudah memberikan sosialisasi kepada partai politik maupun para caleg terkait tara cara dan aturan kampanye.

“Mulai dari sosialisasi aturan kampanye sampai silaturahim dengan seluruh peserta pemilu dan calegnya dalam rangka sharing informasi terkait tata cara kampanye dan beserta sanksi pelanggaran,” uajrnya.

Razak

 




Pemuda Tionghoa Bantu Rumah Singgah Di Mataram

Selain memberikan rumah singgah sementara, IPTI juga akan memberikan pelatihan membuat kue bagi ibu-ibu korban gempa

MATARAM.lombokjournal.com — Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI ) memberikan bantuan Rumah Singgah untuk korban gempa Lombok, di Desa Gontoran Barat (Bertais), Kecamatan Sandubaya pada Senin (39/10).

Ketua IPTI Ardy Susanto menyerahkan rumah sementara kepada desa Gontor Barat sebanyak 10 unit di sebelah barat dan 5 unit di sebelah timur. Total yang diserahkan sebanyak 15 Unit.

Ardy menyatakan, rumah yangg diberikan  adalah rumah yang bisa dibuka lagi karena bahan-bahannya dari Spandek, vinil dan besi dengan ukuran panjng 2,5 Meter dan panjang 2 meter.

“Karena bisa di bongkar pasang nanti masyarakat yang mendapatkan  rumah singgah tersebut  bisa digunakan utk jualan , tentu saja setelah Rumah penduduk yng terken gempa sudah diperbaiki,” ujarnya

Selain memberikan rumah singgah sementara, IPTI juga akan memberikan pelatihan membuat kue bagi ibu-ibu korban gempa.

Kadis Permukiman Kota Mataram,H.M. Kemal Islam mengaku, di Kota Mataram sejumlah 13.000 rumah terdampak gempa,  termasuk dalam kategori rusak ringan, sedang dan berat.

Menurutnya, terdapat 2,365 yang rusak berat, dan data yang dirilis BPBD paling banyak di wilayah Sandubaya, yakni di lingkungan Pengempel indah,Gontoran Barat,Tegal, dan jangkuk.

AYA




Gubernur Minta Dinas Perindustrian Kembangkan Industri Mesin

Terkait biaya Program Beasiswa ke luar negeri, yang dipergunakan bukan berasal dari APBD tapi kerjasama dengan para sponsor, seperti pengusaha atau perusahaan

MATARAM.lombokjournal.co — Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah bersama para Kepala OPD Lingkup Pemprov NTB, membahas agenda Program Prioritas 2019, Program Beasiswa, Investasi, Periwisata, kehutanan, pertambangan.

Selain itu, rapat di Ruang Rapat Utama, Senin (29/10) juga  membahas hal-hal lain yang berkaitan proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa NTB. Gubernur didampingi Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi DJalilah dan Sekda NTB, H Rosiady Sayuti.

Terkait industrialisasi mesin, Gubernur minta Dinas Perindustrian untuk mengembangkan industri mesin yang ada di beberapa kabupaten di NTB, seperti di Lombok Timur.

Menurutnya, kalau industri mesin ini dikembangkan dengan baik, maka akan berdampak positif bagi peningkatan sektor-sektor lain.

“Pada akhirnya, semua dinas akan memanfaatkan teknologi mesin ini untuk berbagai program,” jelas Gubernur.

Gubernur juga minta jajaran Dinas Perindustrian k mencari jalan menghadirkan industri pengolahan. Sebab, potensi komoditas peternakan, kelautan, perikanan dan pertanian, dinlai besar.

“Ke depan kita tidak boleh lagi kita mengrim jagung, sapi, rumput laut, ikan dan sebagainya dalam bentuk bahan mentah. Harus diolah dulu di sini,” Jelas Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul itu.

Gubernur menegaskan, terkait biaya Program Beasiswa ke luar negeri, yang dipergunakan bukan berasal dari APBD tapi kerjasama dengan para sponsor, seperti pengusaha atau perusahaan secara kelembagaan.

Hanya saja, pemerintah daerah mempersiapkannya dengan membekali para pemuda NTB dengan kemampuan bahasa asing yang mumpuni.

Karena itu, Gubernur meminta jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan membuka pelatihan bahasa asing di sepuluh Kabupaten kota di NTB. Khususnya kemampuan untuk bisa lulus tes TOEFL atau IELS.

Dalam kesempatan sama, Wagub menjelaskan hal mendasar yang perlu menjadi perhatian semua pihak adalah pola pikir masyarakat. Masyarakat masih perlu diberikan pemahaman mengenai pentingnya pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.

“Kita perlu mengkampanyekan NTB Gemilang. Agar masyarakat sadar tentang pendidikan dan kesehatan,” ungkap Wagub.

Ummi Rohmi, sapaan akrab Wagub NTB itu, minta dinas terkait untuk mengelola sampah dengan baik. Menurutnya, sampah yang ada di setiap sudut daerah ini masih menjadi masalah.

“Kita perlu waste management yang baik untuk sampah ini. Jangan berhenti untuk berinovasi,” pintanya.

Ummi Rohmi juga menyinggung program NTB Berdikari, masyarakat NTB diharapkan memanfaatkan seluruh produk lokal NTB untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Stop gunakan produk luar. Kalau ada produk kita yang belum bagus, maka tugas kita semua untuk meningkatkan kualitasnya,” tegasnya.

Ummi Rohmi sempat menekankan pelibatan sanggar-sanggar seni NTB dalam tiap event besar. Sehingga, sanggar-sanggar seni itu dapat mengambil manfaat dari program pemerintah dan bisa terus berkembang.

“Lapangan kerja terbuka dan angka-angka kemiskinan dapat kita turunkan,” pungkasnya.

AYA




Lima Pelajaran Penting Hari Sumpah Pemuda Untuk Generasi Millenial

Generasi muda kita harus mulai menggali makna sejatinya Sumpah Pemuda, dan mengaplikasikan dalam kehidupan berbangsa sehari-hari

lombokjournal.com —

MATARAM — Seperti tahun-tahun sebelumnya Hari Sumpah Pemuda selalu diperingati pada 28 Oktober, di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Lombok, NTB.

Tahun ini, Hari Sumpah Pemuda, juga diperingati pada hari Minggu (28/10), dari upacara bendera, pembacaan ikrar Sumpah Pemuda secara bersama, dan juga beragam kegiatan lainnya.

Ketua Badan Pengawas dan Disiplin Partai Gerindra, H Bambang Kristiono (HBK) mengatakan, peringatan momen heroik yang mempersatukan seluruh anak bangsa di penjuru Nusantara yang lintas etnis, bahasa, dan budaya ini, hendaknya jangan sekadar peringatan seremonial.

GBK mengatakan, generasi muda kita harus mulai menggali makna sejatinya Sumpah Pemuda ini, dan mengaplikasikan dalam kehidupan berbangsa sehari-hari.

“Kalau ini bisa dilakukan pasti Indonesia akan kembali menjadi bangsa yang besar dan kuat ke depan,” kata HBK, Minggu (28/10) di Mataram.

HBK menekankan, ada lima pelajaran penting yang harus diambil generasi muda dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda tahun ini, khususnya untuk pemuda di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Yang pertama, semangat Sumpah Pemuda harus dibangkitkan lagi di segenap hati, pikiran dan tindakan setiap pemuda Lombok sehingga mampu bersaing dalam kompetisi global.

“Yang kedua semangat Sumpah Pemuda harus kita pupuk terus untuk mempertahankan semangat persatuan dan kesatuan para pemuda Lombok, dalam menghadapi intervensi budaya asing yang bisa mengancam disintegrasi bangsa,” katanya.

Kemudian yang ketiga, Sumpah Pemuda yang telah berhasil mempersatukan bangsa Indonesia dalam bingkai NKRI, harus dijadikan momentum persatuan dan kesatuan bagi para pemuda Lombok dalam membangun Republik ini bersama-sama dengan pemuda Indonesia lainnya.

“Perbedaan dan keberagaman dalam perjalanan bangsa Indonesia adalah satu keberkahan yang harus disyukuri oleh para pemuda Lombok sebagai anugerah besar dari Allah SWT, yang akan membuat Indonesia menjadi Negara yang kuat dan besar,” katanya.

Yang kelima, papar HBK, generasi muda harus bisa hidup bersama secara harmoni dengan terus memupuk semangat perdamaian Sumpah Pemuda.

“Sebab, hanya dengan kedamaian dan kesejukan maka perjuangan para pemuda Lombok untuk mewujudkan masyarakat Lombok yang adil dan makmur, akan bisa dilakukan dengan lebih mudah,” katanya.

Tantangan Generasi Muda Kini

HBK menambahkan, semangat generasi muda Indonesia di saat ikrar Sumpah Pemuda dibacakan bersama 28 Oktober 1928, harus menjadi pemicu semangat generasi muda saat ini, generasi millenial.

“Dulu generasi muda kita bersatu dalam semangat persatuan yang tertuang dalam ikrar Sumpah Pemuda, demi terwujudnya sebuah bangsa besar bernama Indonesia. Maka, tugas generasi muda saat ini sebagai penerus adalah menjaga Indonesia, memberikan yang terbaik yang bisa mereka lakukan untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia,” katanya.

Selain peran generasi muda, HBK juga menekankan pentingnya perhatian pemerintah untuk mencetak generasi muda Indonesia yang benar-benar tangguh dan berwawasan Indonesia.

Di sektor pendidikan misalnya, HBK menilai perlu dibentuk kembali kurikulum dasar tentang Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di dunia pendidikan formal, juga pembentukan BP 7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) seperti dulu.

“Pendidikan ini penting. Harus ada kurikulum yang memang menanamkan pelajaran tentang Keindonesiaan, seperti PMP dulu. Sebab, jangan sampai generasi muda kita maju dan menguasai teknologi, namun lupa akan jatidirinya. Akhirnya Sumpah Pemuda hanya menjadi kegiatan seremoni yang tidak mengejawantah dalam kehidupan generasi muda kita,” tukasnya

Terpisah,  Sawaludin Sasaki atau akrab yang disapa Awenk untuk sampai di tujuan yang dicita-citakan oleh para pemuda Lombok, dibutuhkan pemimpin-peminpin  yang kuat, tegas dan berpihak kepada rakyat.

HBK, Salah Satu Solusinya

“HBK tipologi pemimpin yang konsisten dalam tindakan maupun kata. Apa yang diucapkan atau dijanjikan pasti akan diwujudkan apapun resikonya.   HBK adalah obor dan spirit bagi pemuda dan masyarakat NTB yang membutuhkan pencerahan,” tukas Awenk yang juga Ketua HIPMI NTB .

Me




Warga Jonggat, Loteng Akhirnya Bersihkan Sampah Di Jalan By Pass

Warga sekitar bersama Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Lombok Maligie telah turun membersihkan sampah pada hari Minggu pagi

LOMBOK TENGAH.lombokjournal.com – Warga Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, Loteng akhirnya tergerak membersihkan sampah yang menumpuk di pinggir jalan By Pass menuju Bandara Zainuddin Abdul Majid (ZAM), di Desa Labulia, Minggu (28/10) pukul 06.00 Wita.

Sebelumnya,  Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah, berkomentar  melalui laman akun facebooknya, Bang Zul Zulkielimansyah, Sabtu (27/10), terkait  sampah yang berserakan di wilayah tersebut.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lombok Maligie, Siti Latifhah, M.Pd., membenarkan aktivitas warga setempat yang membersihkan sampah.

Nggih Pak, tadi pagi jam 6 pagi semua warga turun membersihkan sampah,” ungkapnya, saat dikonfirmasi lombokjournal.com, Minggu (28/10) sore.

Terlebih dahulu dilakukan musyawarah antar warga setempat untuk merencanakan pembersihan sampah di Desa Labulia itu.

“Kami rapat semalam dengan seluruh warga untuk membersihkan sampah tersebut. Jam 06.00 pagi,” ujarnya.

Diketahui juga, melalui akun facebooknya, Siti Lathifah Nujumuddin, pendiri Kampung Wisata Adat Sengkoah Labulia ini mengatakan, warga sekitar bersama pokdarwis Lombok Maligie telah turun membersihkan sampah pada pagi hari.

“Kepada Bapak Gubernur NTB Bang Zul Zulkieflimansyah. Pagi ini jam 06.00 wita. Kami warga Kampung Wisata Adat SENGKOAH & Kelompok Sadar Wisata LOMBOK MALIGIE turun bersih-bersih Dan membakar sampah yang ada di Bundaran by Pass BIL LABULIA,” tulisnya.

Selain warga setempat, dari Pemkab Loteng dan Pemprov NTB melalui Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup masing-masing, juga ikut turun membersihkan sampah secara bersama-sama.

“Selain itu juga bersma dinas LH Provinsi dan Kabupaten,” tutur Siti Lathifah, yang juga Dosen Politeknik Pariwisata Negeri Lombok ini.

Bahkan, lebih jauh dikatakannya, akan diberikan bantuan sosial berupa dana hibah  untuk mengembangkan sektor pariwisata setempat.

“Alhamdulillah kami diminta membuat proposal untuk mendapatkan dana hibah bantuan sosial pembangunan dan peengelolaan RTH (Taman untuk wisatawan) di by Pass BIL Labulia, tepat di pintu masuk ke Kampung Wisata Adat Sengkoah Labulia,” bebernya.

Raza




Penuntasan Kekeringan di Lombok Selatan, Harus Dengan Solusi Jangka Panjang

Penelitian dan peranan teknologi tepat guna sangat dibutuhkan untuk mengatasi kekeringan jangka panjang

LOTIM.lombokjournal.com — Musim hujan belum  tiba, kemarau panjang sudah berdampak pada kekeringan dan krisis air bersih di sejumlah wilayah di Pulau Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kawasan Selatan di wilayah Kabupaten Lombok Timur, kerap mengalami kekeringan dari tahun ke tahun saat kemarau panjang melanda.

Kondisi berulang-ulang seperti terjadi saat ini, seharusnya bisa dicarikan solusi jangka panjangnya, bukan sekadar solusi sesaat.

“Selama ini kan pendekatan (penyelesaian kekeringan) yang dilakukan lebih banyak ke pendistribusian air ke masyarakat. Padahal yang dibutuhkan itu adanya solusi jangka panjang, agar masalah kekeringan tidak terjadi lagi di tahun-tahun berikutnya,” kata Caleg DPRD Lombok Timur nomor urut 9 Partai Nasdem, Saparwadi, Minggu  (28/10) di Lombok Timur.

Saparwadi yang nyaleg mewakili Dapil 2,  Kecamatan Sakra, Sakra Timur, Sakra Barat, Keruak dan Jerowaru, itu mengatakan, pendistribusian air bagi masyarakat terdampak kekeringan memang diperlukan untuk masa tanggap darurat.

Namun, tanpa ada upaya memikirkan solusi jangka panjang, maka hal itu hanya akan menjadi rutinitas yang terulang kembali di saat kemarau datang di tahun berikutnya.

Menurutnya, pada masa kejayaan tanaman padi Gogo Rancah (Gora) yang pernah melejitkan nama daerah Lombok dan NTB secara umum beberapa dekade silam, bisa menjadi pelajaran berharga untuk menghadapi kekeringan.

“Dulu itu siapa yang menyangka Lombok bakal menjadi lumbung pangan? Semua kan bermula dari semangat Gogo Rancah, menanam padi di lahan kering/ tadah hujan  yang kemudian berhasil. Harusnya ini menjadi satu pembelajaran bagaimana pendahulu kita mampu bertahan bahkan berinovasi di tengah ancaman kekeringan,” tukasnya.

Hanya saja, Gogo Rancah atau Gora saat ini hanya menjadi sekadar slogan dan jargon untuk daerah semata, sebagai Bumi Gora.

Sementara praktik budidaya Gora sendiri sudah banyak ditinggalkan lantaran banyak kemanjaan dengan pengairan irigasi buatan.

Saparwadi mengatakan, masyarakat di kawasan yang menjadi langganan kekeringan harus mulai dibangkitkan kembali semangatnya untuk mengulang kejayaan masa lalu Gora itu.

Selain itu, perlu banyak penelitian dan ujicoba menanam komoditas lain yang memang tahan kemarau dan mampu berproduksi di lahan kering.

“Jika saya dipercaya rakyat nantinya, Insha Allah ini akan saya lakukan, yakni menggaungkan kembali kejayaan Gora ini,” katanya.

Menurutnya, di beberapa daerah yang juga langganan kekeringan di Indonesia ada juga yang ternyata mampu memproduksi komiditas pertanian, buah-buahan dan lain sebagainya.

Hal ini juga tentu bisa dilakukan di NTB, sepanjang banyak pihak mau peduli, terutama Pemerintah Daerah.

Tehnologi Pertanian Tepat Guna

Menurut  Saparwadi mengatakan, penelitian dan peranan teknologi tepat guna sangat dibutuhkan untuk mengatasi kekeringan jangka panjang,

Pembuatan sumur bor atau pun teknologi pengolahan air laut menjadi air tawar bersih juga patut diperhitungkan.

Ia mengakui, cost pengeluaran untuk biaya penelitian dan pengadaan teknologi serupa itu tentu cukup mahal dan akan menyedot keuangan Pemda.

Namun, jika dibanding dengan benefit jangka panjangnya, tentu hal itu lebih baik daripada harus mengeluarkan cost tiap tahun untuk mendroping kebutuhan air masyarakat.

“Selain itu, ini juga menjadi tantangan bagi anak-anak muda, para mahasiswa kita di Lombok untuk peduli memikirkan solusi masalah kekeringan ini. Mereka bisa memulai mengajukan penelitian-penelitian untuk ini, karena gagasan-gagasan baru biasa muncul dari kaum muda ini,” kata Saparwadi .

Me




Sampah di Kecamatan Jonggat, Loteng Mengusik Gubernur NTB

Hampir seluruh kabupaten dan kota di NTB mengalami permasalahan yang sama terkait soal sampah

LOMBOK TENGAH.lombokjournal.com — Sampah yang berserakan di jalanan di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) ini mengusik Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Zulkieflimansyah.

Bahkan mirisnya, keadaan lingkungan tersebut terkesan dibiarkan begitu saja, tanpa ada tindakan dari masyarakat sekitar maupun pemerintah setempat.

“Kalau saya dari BIL ke Mataram, tempat di Jonggat ini seringkali mengusik saya,” ungkapnya, melalui meeia sosial, akun facebooknya, Bang Zul Zulkieflimansyah, Sabtu (27/10).

Dr. Zul menilai, sampah yang berserakan ditempat tersebut sudah lama terjadi dan tidak dirawat dengan baik.

“Betapa di tepi jalan utama kita tak merawat taman kita dengan baik. Ini sudah lama sekali,” katanya.

Terkait hal itu, menurutnya, masyarakat sekitar dan pemerintah setempat seharusnya bersama-sama mengatasinya.

Tidak harus menunggu Gubernur maupun Bupati turun tangan untuk menangani masah sampah ini.

“Mestinya tak perlu menunggu Gubernur atau Bupati. Masyarakat sekitar dan Pak camat mestinya aware sama yang begini-begini ini,” uajrnya.

Namun diakuinya, hampir seluruh kabupaten dan kota di NTB mengalami permasalahan yang sama terkait soal sampah.

“Tentu bukan hanya di Jonggat saja. Di seluruh kabupaten dan kota kita permasalahan sampah ini sangat serius dan mengganggu,” akunya.

Mantan anggota DPR RI ini  mengakhirinya dengan mengajak masyarakat dan semua pihak agar menjaga dan merawat lingkungan secara gotong royong.

“Ayo kita mulai bersihkan lingkungan kita sendiri dan secara bergotong-royong. Karena ini untuk kebaikan kita sendiri,” tutupnya.

Razak

 




Bawaslu Lotim Peringatkan, APK Caleg Tak Boleh Terpasang di Pohon

Bawaslu Lotim sudah memberikan sosialisasi kepada partai politik maupun para caleg terkait tara cara dan aturan kampanye

LOMBOK TIMUR.lombokjournal.com — Memasuki masa kampanye peserta pemilu tahun 2019, banyak bahan kampanye atau Alat Peraga Kampanye (APK) para calon legislatif (caleg) maupun calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) bertebaran di pepohonan.

Pantauan lombokjournal.com, di lapangan, APK seperti poster atau jenis lainnya dipasang memakai paku. Mulai ukuran kecil, sedang hingga besar terlihat menghiasi pepohonan.

Misalnya dipasang di ruas jalan nasional di Desa Mamben Daya hingga di Desa Wanasaba Lauq Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur.

Padahal pemasangan poster caleg maupun calon DPD di pepohonan tersebut, tidak dibenarkan oleh Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) nomor 23 tahun 2018 tentang pemasangan APK.

Demikian diungkapkan Amir Mahmud, Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Lombok Timur (Lotim, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Tidak boleh (pasang APK di pepohonan). Itu sudah kita ingatkan. Dan kami sudah berkoordinasi dengan peserta pemilu itu,” ucapnya, saat dihubungi, Sabtu (27/10) sore.

Amir mengatakan, Bawaslu Lotim sudah memberikan sosialisasi kepada partai politik maupun para caleg terkait tara cara dan aturan kampanye.

“Mulai dari sosialisasi aturan kampanye sampai silaturahim dengan seluruh peserta pemilu dan calegnya dalam rangka sharing informasi terkait tata cara kampanye dan beserta sanksi pelanggaran,” uajrnya.

Terkait pelanggaran, Amir menjelaskan, jika aturan tidak diindahkan oleh peserta pemilu maupun para caleg maka akan diberikan sanksi sesuai jenis pelanggaran.

“Kalau pelanggaran admnistrasi sanksinya pertama teguran. Kalau masih melakukan lagi kita rekom untuk diskualifikasi,” terangnya.

Sementara pidana pemilu akan ditangani oleh Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu).

“Nanti di tangani sentra Gakkumdu. Dan jelas kalau pidana ya, pendekatannya ya pidana,” tegas Amir.

Razak