Hari Pahlawan, Umi Rohmi Sampaikan Pesan Maulana Syaikh
“Semangat Pahlawan Di Dadaku” jadi tema peringatan Hari Pahlawan
MATARAM.lombokjournal.com — Pesan Maulana Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, pahlawan nasional dari NTB, disampaikan Wakil Gubernur Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah M.Pd. pada peringatan Hari Pahlawan 2018
Pesan tentang perintah menghidupkan iman dan taqwa untuk membangun kecintaan terhadap bangsa dan agama itu, disampaikan Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat menjadi inspektur upacara peringatan Hari Pahlawan ke-73 tingkat Provinsi NTB, di Lapangan Bumi Gora, Kantor Gubernur, Sabtu (10/11).
“Hidupkan iman hidupkan taqwa agar hiduplah semua jiwa, cinta teguh pada agama cinta kokoh pada negara,” kata Umi Rohmi, sapaan karib Wagub NTB.
Peringatan hari pahlawan bisa menjadi momentum bagi seluruh bangsa Indonesia untuk introspeksi diri.
“Semangat Pahlawan Di Dadaku” menjadi tema peringatan hari pahlawan tahun ini.
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutan yang dibacakan Umi Rohmi juga menegaskan, tiap perjuangan hakekatnya pasti ada hasilnya.
Sehingga, tidak ada kata akhir bagi bangsa Indonesia untuk terus berjuang.
Peringatan hari pahlawan harus bisa melahirkan ide dan gagasan berupa transformasi semangat pahlawan menjadi keuletan dalam melaksanakan pembangunan.
Dikatakan, mentransformasikan keberanian melawan penjajah dapat dijadikan inspirasi mengusir musuh bersama bangsa saat ini, yaitu kemiskinan.
“Transformasi kecerdikan para pahlawan dalam mengatur strategi pun dapat menginspirasi rakyat Indonesia untuk melakukan inovasi cerdas memperkuat daya saing bangsa dalam pergaulan dunia,” ujarnya.
Upacara diakhiri dengan penyerahan 100 paket bingkisan dan 2 buah kursi roda dari Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah SE., M. Sc kepada Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) NTB.
Turut mengikuti upacara, Ketua TP. PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah SE., M. Sc, jajaran FKPD, Kepala OPD lingkup Pemprov NTB, TNI/Polri, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Kegiatan dilanjutkan dengan ziarah ke makam pahlawan nasional TGH. Zainuddin Abdul Majid di Komplek Al-Abror Ponpes NW Pancor, di Kabupaten Lombok Timur.
AYA/Hms
Tagana Muda Lobar Disiapkan Hadapi Bencana
Tiga puluh orang disiapkan untuk semakin memperkuat personalia Tagana di Lobar
LOBAR.lombokjournal.com — Tiga Puluh Taruna Siaga Bencana (Tagana) Muda serius menempa fisik di Pantai Kerandangan Senggigi Batulayar Lombok Barat (Lobar) Jum’at (09/11).
Dari baris berbaris sampai proses resque (penyelamatan) mereka lakukan sebagai latihan buat mereka terjun saat terjadi bencana.
Mereka dilatih oleh beberapa instruktur, di antaranya dari Palang Merah Indonesia, staff Dinas Sosial Lobar, bahkan juga melibatkan Badan SAR Nasional dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Mereka juga mendapat kegiatan mentorial dari anggota Tagana senior.
Para Tagana Muda tersebut dilatih selama empat hari. Dua hari di kelas dan dua hari lapangan.
Pembekalan materi pengurangan resiko bencana
Pelatihan teoretik mereka dapatkan di Hotel Montana Senggigi dari tanggal 7-8 November dengan materi kebijakan pengurangan resiko bencana, teknik penyelamatan di darat dan laut, teknik pertolongan pertama,dan materi layanan psiko sosial.
Berikutnya, mereka memperoleh pelatihan lapangan yang dipusatkan di Pantai Kerandangan Senggigi dari hari ini Jumat (09/11) sampai penutupannya hari ini (Sabtu, 10/11).
Pada pelatihan lapangan, mereka dilatih mengelola dapur umum, pembuatan shelter, memberikan layanan psiko sosial, dan water resque.
Salah seorang instruktur yang juga staff di Dinas Sosial Lobar, Mulyadi memastikan bahwa tiga puluh orang tersebut akan semakin memperkuat personalia Tagana di Lobar.
“Saat ini kita sudah memiliki 55 orang Tagana terlatih Se-Kab. Lobar. Dengan pelatihan mencapai 32 jam pelatihan, tiga puluh orang ini insya Allah siap untuk ikut membantu,” terang Mulyadi.
Untuk tahun ini, tambah Mulyadi, perekrutan Tagana dikonsentrasikan hanya dari empat kecamatan yang minim personil namun rawan bencana. Empat kecamatan itu adalah Kecamatan Narmada, Lingsar, Gunung Sari, dan Batulayar.
“Kemaren pun mereka sudah kita aktifkan sebagai relawan. Kita kan terkena kewajiban verifikasi sasaran penerima Jadup (Jaminan Hidup) untuk warga yang kena gempa,” terang Mulyadi.
Bagi Mulyadi, sejak awal para Tagana Muda tersebut telah teruji inisiatif dan motivasinya dalam membantu pihak Dinas Sosial.
“Tapi terus kita pantau dan evaluasi. Ke depannya, mereka akan dijenjangkan sesuai klasifikasi peran, fungsi, dan tugas serta kluster. Yang harus mereka fahami adalah tiga gugus tugas, yaitu perlindungan, pengungsian, dan logistik,” kata Mulyadi menjelaskan.
Tagana ini memiliki posisi sangat penting saat terjadi bencana. Imbalan atas jasa mereka sayangnya terbilang sangat kecil. Mereka hanya bisa memperoleh uang lelah dari APBD Lobar sebesar Rp. 300 ribu/bulan/orang serta tambahan dari APBN sebesar Rp. 250 ribu/orang/bulan.
“Tapi mereka masih bisa memperoleh uang pengerahan sebesar Rp. 100 ribu/orang/hari saat ditugaskan ketika ada bencana,” kata Mulyadi.
Karena mereka berasal dari warga biasa, para Tagana ini berperan besar dalam mitigasi bencana dan pemberdayaan masyarakat untuk mengurangi resiko bencana.
Salah seorang Tagana yang terbilang senior di Lobar, Farhan menuturkan peran mereka kala bencana terjadi.
“Kami ini relawan yang siap dipanggil kapan saja. Sering kita bertemu dengan teman lainnya, langsung di lokasi kejadian. Kita sudah tahu tugas masing-masing,” ujarnya.
Tagana yang terlibat sejak tahun 2009 itu mengaku banyak hal membahagiakan yang ingin ia tularkan kepada para yuniornya.
“Di samping memperbanyak teman dan sahabat, ada kebahagiaan tersendiri ketika kita bisa membantu sesama yang dalam kesusahan,” pungkas Farhan.
Harry
NTB Sebagai Destinasi Wisata Halal Terfavorit
NTB berhasil menyisihkan 13 Provinsi lainnya dalam ajang anugerah ASR untuk kategori destinasi wisata halal terfavorit
MATARAM.lombokjournal — Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terpilih sebagai tujuan wisata halal terfavorit dalam Anugerah Syariah Republika (ASR) 2018.
Penghargaan diserahkan Ketua ASR 2018 Elba Damhuri kepada Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah, dalam puncak penganugerahan ASR 2018, Kamis (08/11) malam di Jakarta.
Sejumlah tokoh hadir dalam acara kali ini seperti Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma’ruf Amin, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menpan RB, Syafruddin, Mendagri, Tjahjo Kumolo dan Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj Sitti Rohmi Djalilah mengapresiasi ajang ASR 2018 dan juga kepercayaan masyarakat Indonesia yang sudah mem-vote NTB sebagai destinasi halal terfavorit.
Menurut Hj. Rohmi, penghargaan tersebut bermakna sangat strategis sebagai momentum kebangkitan kembali pariwisata NTB pasca bencana gempa bumi.
“Bagi NTB, tentu penghargaan ini akan menjadi momentum untuk kembali bangkit (pasca bencana), dan untuk terus berupaya dalam ikhtiar mendorong kepariwisataan NTB yang dikembangan dengan konsep moslem friendly, atau Halal Tourism,” ujarnya.
Menurutnya, konsep wisata halal yang sudah diikhtiarkan oleh NTB sejak 2015 silam memang terbukti mampu mendorong percepatan pembangunan sektor kepariwisataan di daerah ini.
Dalam kesempatan tersebut, Wagub Hj. Rohmi juga menyampaikan bahwa kondisi NTB, Lombok dan Sumbawa saat ini sudah membaik dan sangat aman dan nyaman untuk dikunjungi wisatawan.
Ia berharap anugerah sebagai destinasi halal terfavorit dalam ASR 2018 ini juga bisa menjadi upaya promosi agar wisatawan, domestik dan mancanegara bisa datang lagi berwisata ke Lombok dan Sumbawa.
“NTB sudah aman dan nyaman untuk dikunjungi, silahkan datang berlibur, berwisata dan menikmati keindahan alam kami,” ujar Hj. Rohmi.
Ketua ASR 2018 Elba Damhuri menjelaskan, NTB berhasil menyisihkan 13 Provinsi lainnya dalam ajang anugerah ASR untuk kategori destinasi wisata halal terfavorit.
Elba mengatakan, dari total suara masuk selama sepekan (30 Oktober-5 November 2018), voting untuk NTB mencapai 38 persen, diikuti Aceh (27 persen), dan Sumatera Barat (23 persen).
Selain itu, provinsi lain yang juga tercatat dalam “Voting Destinasi Halal Terfavorit” adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Sumatra Utara, Riau-Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Banten, dan Sumatera Selatan.
“Kategori tujuan destinasi halal terfavorit baru pertama kali diadakan pada ASR tahun ini,” kata Elba Damhuri.
Anugerah Syariah Republika (ASR) kali ini merupakan tahun kedua setelah ASR 2017 tahun lalu.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaedi mengatakan Republika berencana menggelar Anugerah Syariah setiap tahunnya.
“Kami harap ajang ini bisa berkontribusi positif bagi kemajuan ekonomi syariah di Tanah Air, salah satunya industri halal,” katanya.
Menurut Irfan, Indonesia memiliki semua potensi untuk memajukan industri halal baik dari sektor pariwisata, makanan, fashion, kosmetik, hingga ekonomi kreatif.
AYA/Hms
HBK : Asal Tekun Dan Serius, Pertanian Itu Nggak Ribet-ribet Amat Koq
Dalam skala lebih kecil, pertanian terpadu bisa dilakuKan kaum perempuan dan ibu-ibu rumah tangga dengan memanfaatkan lahan pekarangan
lombokjournal.com —
MATARAM ; Membangun kembali kejayaan Pertanian Indonesia bukanlah hal mudah, sekaligus bukan hal yang terlalu sulit.
Yang dibutuhkan hanyalah keseriusan, keberfihakan, dari pemerintahan pusat hingga di tingkat desa, dan juga ketekunan masyarakat untuk mendorong dan memberdayakan sektor ini.
“Asal tekun dan serius, (membangun) pertanian itu nggak ribet-ribet amat koq,” kata H. Bambang Kristiono (HBK), Kamis (08/11)
Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra ini mengatakan, selain keseriusan pemerintah dan ketekunan masyarakat, mindset dan paradigma masyarakat tentang pertanian juga harus diubah.
Sebab, saat ini sudah terjadi degradasi makna dalam sektor pertanian kita, ketika orang membicarakan petani pasti langsung terlintas tentang kehidupan yang sulit, pra-sejahtera, dan kantong-kantong kemiskinan.
Petani dan nelayan, ditempatkan sebagai masyarakat dengan strata paling bawah.
Stigma ini kemudian meracuni pikiran generasi muda kita, tidak heran kalau lebih banyak para pemuda kita yang kemudian berpikir, lebih baik menganggur daripada menjadi seorang petani.
“Ini ironi, karena di negara-negara maju seperti di Belanda, orang-orang kaya itu justeru banyak lahir dari kalangan petani,” katanya.
Ditambahkannya, kalau bangsa agraris ini, pemuda-pemudanya berpikiran seperti itu, parah namanya. Ini yang harus diubah, karena mindset dan paradigma ini sangat keliru.
Kondisi ini, papar HBK, sangat berbeda dengan pemahaman masyarakat yang ada di negara-negara maju dan negara-negara berkembang lainnya dalam memandang sektor pertanian.
“Banyak negara-negara berkembang yang luasan wilayahnya kecil, tapi pertaniannya sangat maju dan petaninya juga makmur serta sejahtera. Karena mereka berpositive-thinking, bahwa sektor ini memiliki multiplier efect yang luas biasa,” kata HBK.
Menurut HBK, untuk merubah itu semua, Indonesia bisa memulainya dengan hal yang sangat sederhana.
Misalnya dengan memperkuat pola pertanian terpadu atau pertanian terintegrasi, dimana pertanian tanaman pangan, hortikultura, bisa dipadu bersama peternakan ataupun perikanan air tawar.
Dimulai dari Desa, bahkan di kegiatan-kegiatan ibu rumah tangga.
HBK menekankan, pola pertanian terpadu ini juga bisa dimulai dari skala yang kecil di pedesaan.
Kelompok tani (Pokta) yang sudah ada saat ini, bisa diberdayakan melalui konsep terintergasi itu.
“Sederhananya, sebagai contoh, limbah jagung bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, dan kemudian kotoran ternak bisa dimanfaatkan jadi pupuk organik, dan lain sebagainya”, katanya.
Dalam skala lebih kecil, papar dia, pertanian terpadu juga bisa dilakukan kaum perempuan dan ibu-ibu rumah tangga dengan memanfaatkan lahan pekarangan mereka.
Para ibu bisa memulainya dengan menanam sayur-sayuran seperti cabai, tomat, bawang di pekarangan mereka, dan di saat yang bersamaan, juga beternak ayam kecil-kecilan.
“Selain untuk mengisi waktu luang, kegiatan seperti ini juga bisa memberi tambahan penghasilan dalam membantu ekonomi keluarga. Yang terpenting pola pertanian terpadu ini harus dibudayakan, sehingga generasi muda kita ke depan tidak lagi berstigma buruk tentang petani dan pertanian”, katanya.
Ketahanan Pangan Kawasan
Dalam skala menengah, tambah HBK, pertanian terpadu merupakan salah satu upaya untuk saling menghidupi dan memberikan manfaat antar warga yang melakukan pengolahan lahan pertanian terpadu.
Dengan demikian, hal ini akan mendorong pola hidup simbiosis mutualisme antar warga dalam rangka memperkuat basis ketahanan pangan dalam kawasan tersebut .
Produktifitas dan efektifitas pertanian terpadu dapat menggerakkan perputaran roda ekonomi satu kawasan melalui produk yang dihasilkan .
“Tapi yang terpenting, pertanian terpadu ini jika dimasifkan dan dijadikan agenda gerakan nasional ketahanan pangan, rakyat akan mengurangi tingkat ketergantungannya kepada import pangan, sekaligus memperkuat lapangan kerja yang kreatif”, tukasnya.
Caleg DPR RI dari Partai Gerindra ini memang fokus mengangkat isu pertanian dalam setiap kunjungan lapangannya di P. Lombok, HBK selalu menekankan semangat bangkitnya kembali sektor pertanian di Pulau ini.
Ia menilai, jika dikelola dengan sungguh-sungguh, sektor pertanian ini bisa membawa bangsa Indonesia menjadi lumbung pangan dunia ke depan. Juga akan membuka banyak lapangan pekerjaan yang sangat besar, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Me
Kegiatan Kementerian Di Lombok, Berdampak Signifikan Bagi Pariwisata Pasca Gempa
Meski fluktuasi kunjungan wisman belum optimal, pada awal tahun depan kunjungan wisatawan mancanegara diyakini kembali normal
MATARAM.lombokjournal.com — Imbauan pemerintah pusat kepada Kementerian untuk mengadakan kegiatan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), berdampak cukup signifikan bagi sektor pariwisata Lombok pascagempa, termasuk di kawasan Pantai Senggigi, Lombok Barat.
General Manager (GM) Hotel Jayakarta, Cherry Abdul Hakim mengatakan, imbauan tersebut cukup membantu proses pemulihan sektor pariwisata di kawasan Pantai Senggigi, termasuk Hotel Jayakarta yang berada di Senggigi.
“Ada dampak dari imbauan kementerian mengadakan acara di hotel. Sangat, sangat bermanfaat,” ujar Cherry , Kamis (08/11).
Namun begitu, kata Cherry, proses promosi juga harus terus dilakukan agar pemulihan sektor pariwisata bisa bergerak lebih cepat. Dia menyampaikan, dari total 171 kamar di Jayakarta, hanya 76 kamar yang bisa digunakan. Sisanya masih dalam perbaikan.
“Dari 76 kamar yang kita jual, ya okupansinya sekira 50 persen, kalau weekend bisa 100 persen,” Ujarnya.
Cherry berharap, sejumlah upaya yang dilakukan Kementerian Pariwisata, pemerintah daerah, dan asosiasi industri wisata bisa kembali membangkitkan kembali gairah sektor pariwisata Lombok.
“Yang sekarang yang perlu diyakinkan itu untuk turis domestik yang masih pada trauma untuk ke pantai,” imbunnya
Meski fluktuasi kunjungan wisman belum optimal, Cherry optimistis pada awal tahun depan, kunjungan wisatawan mancanegara akan bisa normal kembali.
Pasalnya, pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk dapat menggaet kunjungan wisman. Salah satu strateginya dengan menurunkan harga kamarnya berkisar 20-30 persen per kamarnya.
Selain itu, kamar yang terdampak gempa berjumlah sebanyak 95 itu telah ditargetkan selesai renovasi pada Januari mendatang.
“Yang pasti, kita optimistis pariwisata NTB akan bangkit jika melihat pergerakan para pelaku pariwisata, asosiasi, pemerintah daerah dan Kemenpar yang telah bahu-membahu padu dalam mendukung NTB pada masa pemulihan saat ini,” katanya menambahkan.
AYA
100 Kades di Lombok Barat Ikuti Bursa Inovasi Desa
Bursa Inovasi Desa (BID) merupakan program untuk memberikan solusi Pemerintah Desa (Pedes) memecahkan masalah dan rencana pembangunan di desa
LOBAR.lombokjournal.com — Sekitar seratusan Kepala Desa se-Lombok Barat dan aparaturnya menghadiri Bursa Inovasi Desa Kabupaten Lombok Barat 2018, Rabu (07/11).
Dalam forum tersebut para Kepala Desa melakukan proses belajar dan berdiskusi untuk mereplikasi inovasi yang sesuai dengan potensi desanya masing-masing.
Salah satu Kepala Desa, Sukadin yang merupakan Kepala Desa Kuranji Dalang mengakui, kegiatan Bursa Inovasi Desa sangat luar biasa dan dapat menjadi inovasi untuk membangun desa.
“Ini menjadi tolak ukur kita untuk peningkatan kualitas pembangunan di desa. Dengan kita berinovasi dan berkreasi untuk desa ke depan kita punya target, misalnya seperti desa kami di Desa Kuranji Dalang untuk mengembangkan ekowisata dengan potensi desa memiliki kesenian dan budayanya yang luar biasa,” ungkapnya.
Bursa Inovasi Desa (BID) sendiri merupakan program dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia sebagai sarana untuk memberikan solusi bagi Pemerintah Desa (Pedes) memecahkan masalah dan rencana pembangunan yang ada di desa.
Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kab. Lombok Barat (Lobar) kegiatan ini digelar selama satu hari di di Gor Mini Gerung.
Kepala Dinas PMD Lobar L Edy Sadikin menjelaskan, kegiatan ini menjual kreasi dan inovasi yang sudah dilakukan oleh desa yang ada di Indonesia untuk bisa dicontoh desa-desa yang ada di wilayah Lombok Barat sesuai potensi yang ada di masing-masing desa.
“Terlebih saat ini adanya alokasi dana desa (ADD) bisa memicu desa untuk berinovasi sehingga tujuan dari Pemdes itu sendiri bisa dirasakan masyarakat,” katanya saat membuka kegiatan.
Dari kegiatan ini para Kades bakal menerima petunjuk terkait inovasi apa saja yang bisa dilakukan di desanya masing masing.
“Di antaranya beberapa poin menu bursa inovasi yang bisa dilakukan meliputi bidang infrastruktur, kewirausahaan dan pengembangan ekonomi lokal dan bidang pengembangan sumber daya manusia,” cetus Sadikin.
Mewakili Bupati, Asisten III Setda Lobar H. Fathurrahim menyampaikan sudah saatnya Pemdes bisa berdikari, berkreasi dan berinovasi yang tujuannya untuk desa itu sendiri.
“Dengan diadakan Bursa Inovasi Desa hari ini tentu mulai sekarang kepala desa kita harus punya mindset dan punya pemikiran untuk mampu membaca potensi-potensi yang ada di desa, sehingga bisa memunculkan hal yang baru di desa sebagai inovasi,” katanya.
Ia menambahkan, Kepala Desa merupakan Leader dan yang akan memberikan warna di desa. Untuk itu, Kepala desa bisa benar-benar memilah apa yang bakal dilakukan untuk memajukan serta membangun desanya supaya lebih baik lagi.
“Manfaatkan semua potensi yang ada yang telah dikelola di desa dengan baik sehingga desa maju mandiri. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sendiri akan terus mensupport kemajuan Pemerintah Desa,” tegasnya.
Harry
Partai Garuda Netral Dalam Pilpres 2019
Tidak mau kebiri hak politik, para kader dan jajaran maka dipersilahkan untuk memilih siapa pun
LOBAR.LOMBOKJOURNAL.COM — Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda) sebagai partai pendatang baru dalam kanca perpolitkkan di tanah air bErkomitmen tetap netral, tidak mendukung kedua pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang akan bertarung di pemilu 2019 mendatang.
Pasalnya, Partai Garuda merupakan partai yang baru yang belum memiliki hak untuk mengusung pada pilpres.
Walaupun demikian, semua lapisan mulai dari jajaran maupun para kader serta simpatisan partai Garuda diberikan kebebasan menentukan sikapmya secarah pribadi masing masing.
Menurut Ketua Umum DPP Partai Garuda, Ahmad Ridha Sabana, langkah tersebut diambil karena sebagai partai politik tidak memiliki ruang untuk mengusung pada Pilpres, karena itu tidak mengarahkan kepada salah satu pasangan calon.
“Karena itu kami fokus pada pimilihan legislatif,”ucapnya didampingi oleh Ketua dan Wakil Ketua Partai Garuda NTB, ketika ditemui sesaat setelah membuka acara pembekalan bagi caleg partai Garuda se NTB,di Senggigi Lobar NTB, Rabu (07/11) .
Lanjutnya, pihaknya juga tidak mau kebiri hak politik yang dimiliki oleh para kader dan jajaran maka dipersilahkan untuk memilih siapapun.
“Kami memberikan kebebasan pada kader dan pengurus untuk memilih sesuai dengan keinginannya masing masing, ” tegasnya.
Kehadirannya sebagai Ketua Umum DPP Partai Garuda, di kegiatan pembekalan para caleg se NTB selain untuk bersilaturahim, juga untuk memastikan bahwa para caleg yang ada di NTB memiliki pola lerja sesuai dengan arahan dan petunjuk yang telah ditetapkan oleh pimpinan pusat.
Untuk target jumlah perolehan kursi yang di berikan kepada DPD Partai Garuda NTB dengan melihat antusiasme para caleg optimis bisa tercapai terpenuhinya semua dapil.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua Partai Garuda NTB, H.Rusni mengatakan pihaknya menargetkan sebanyak tujuh kursi di DPRD Provinsi dan tentunya begitu juga di DPR RI dan DPRD Kota dan Kabupaten.
Karena itu, agar bisa meraih apa yang telah menjadi target tersebut harus bersama dan melangkah bersama dan bekerja bersama sama.
AYA (*)
PKK NTB Adakan Seminar Parenting
Peserta Diharapkan menjadi agen of change, menyerap informasi yang bermanfaat mengenai PAAR, sehingga dapat meneruskannya kepada masyarakat
MATARAM.lombokjournal.com — Seminar parenting ketahanan keluarga melalui Pola Asuh Anak Dan Remaja (PAAR) dengan cinta dan kasih sayang berlangsung di gedung Sangkareang Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat, Rabu (07/11).
Kegiatan ini merupakan salah satu program sosialisasi dari PKK di seluruh Indonesia untuk memberikan wawasan, pemahaman dan keterampilan kepada para ibu di Indonesia.
Terutama terkait cara memberikan pengasuhan dan pendampingan yang baik dan benar kepada anak.
Seminar parenting yang dihadiri 200 peserta, terdiri dari anggota Tim Penggerak PKK Provinsi dan Kabupaten/ Kota se- NTB, perwakilan dari organisasi wanita dan majlis taklim se Pulau Lombok ini, dibuka Ketua Tim penggerak PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Zulkieflimansyah \.
Hj. Niken mengapresiasi atas kerja keras seluruh anggota TP PKK, sehingga seminar parenting dapat terlaksana .
Dikatakannya, sebagai orang tua kita tidak pernah ikut sekolah menjadi orang tua, tapi alangkah baiknya kita semua sebagai orang tua.
“Belajar terus menerus dan mempelajari ilmu pengetahuan, seperti seminar kali ini memberi ilmu kepada kita terkait pola asuh, cara membimbing anak, pendidikan karakter anak, sehingga kelak anak dan cucu kita dapat tumbuh dewasa dengan baik dan menjadi orang yang bertanggung jawab atas kehidupannya,” kata Hj. Niken.
Diharapkan, peserta yang hadir dapat menjadi agen of change, menyerap informasi yang bermanfaat mengenai PAAR, sehingga dapat meneruskannya kepada masyarakat.
Terbentuknya Kader PAAR yang mampu mengantarkan informasi mengenai parenting kepada kader penggerak PKK ke desa-desa merupakan tujuan lain dari seminar parenting ini.
“Harapan saya penyebarluasan pemahaman mengenai pola asuh anak dan remaja dengan cinta kasih ini, termasuk rancangan kegiatannya dapat dilakukan oleh ibu-ibu PKK yang hadir pada hari ini dan bisa sampai pada Kader PKK di desa,dan dapat meneruskannya kepada remaja dan anak-anak kita di lingkungan masing-masing,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Dosen Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Dr. Ir. Dwi Hastuti yang merupakan salah satu Narasumber menyampaikan, anggota PKK harus jadi motor bukan hanya sebagai driver dalam mengembangkan sebuah ketahanan keluarga dan pola asuh anak.
Ini dimulai dari peningkatan kualitas perkawinan tidak hanya cukup adanya cinta dan kasih sayang, tapi penting adanya rasa tanggung jawab dalam rumah tangga dan menciptakan kolaborasi berkesinambungan dalam pola asuh anak.
Menurut Dr. Dwi, kemiskinan adalah salah satu faktor pencetus masalah dalam mewujudkan ketahanan keluarga. Faktor penjaganya adalah ketangguhan mental anggota keluarga itu sendiri, terutama ketangguhan mental seorang ibu yang erat perannya dalam proses pengasuhan anak.
Kualitas tumbuh kembang anak dalam keluarga dipengaruhi status gizi ibu yang berkaitan dengan kepasitas kerja ibu dalam keluarga. Ini berimbas pada status gizi anak dan perilaku anak dalam keluarga tersebut.
Abdul Aziz Abdul rauf, Lc.Al hafizh mengatakan, dalam mempersiapkan anak menjadi generasi Qur’ani Kader PKK sebagai motivator dan penggerak, harus memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam keluarga.
Sehingga mencetak anak yang positif di masa depan, rumah tangga dengan ketahanan keluarga adalah sangat mulia.
“Rasulullah mengatakan, semua yg dilakukan manusia dalam rumah tangganya adalah tidak sia-sia dimata Allah, apabila dilakukan dengan hati yang penuh kasih sayang,” ujar KH. Abdul Aziz mengutip sabda Rasulullah SAW.
Di akhir sesi , DR. H. Hari Witono mengajak peserta seminar bernostalgia ke masa kecil dengan mengajak menonton film edukasi, mendongeng dan bernyanyi gembira lagu anak-anak.
Hari Witono menjelaskan, makna yang terkandung dalam cerita dongeng yang mengandung unsur edukasi sangat bermanfaat untuk membentuk karakter anak.
AYA
Deforestasi Hutan di Pulau Sumbawa Biang Keladi Kekeringan, HMS Ajak Millenial Ikut Peduli
Untuk mengatasi kekeringan, tidak cukup hanya dengan pendekataan instan jangka pendek seperti droping air bersih ke masyarakat
HMS bersama pendukungnya
lombokjournal —
SUMBAWA — Desforestasi, kerusakan hutan akibat pembalakan liar dan alih fungsi lahan, dinilai sebagai biang keladi masalah kekeringan di Pulau Sumbawa, dan NTB secara umum.
Akibat deforestasi itu, fungsi kawasan yang tadinya bisa menjaga cadangan air tanah ketika musim kemarau tiba, kini semakin jauh berkurang.
Hal ini dibuktikan dengan terus menurunnya debit air pada sejumlah kawasan mata air di hampir seluruh Pulau Sumbawa.
H Muhammad Syafrudin (HMS), Caleg DPR RI dari PAN mengatakan, masalah kekeringan ini bukan hanya soal terlambatnya musim hujan.
“Tapi penyebab utamanya ya karena kerusakan hutan. Kalau masalah utama ini tidak diatasi, maka satu atau dua dekade ke depan, bukan hanya pertanian yang terncam tapi masyarakat kita juga akan mengalami krisis air bersih berkepanjangan,” kata H Muhammad Syafrudin (HMS), Rabu (07/11) di Sumbawa.
Kekeringan dan krisis air bersih menjadi masalah yang selalu terjadi di sebagian besar wilayah Pulau Sumbawa, dalam beberapa tahun terakhir.
Untuk mengatasi itu, papar HMS, tidak cukup hanya dengan pendekataan instan jangka pendek seperti droping air bersih ke masyarakat.
Selain cost operasional yang cukup besar karena distribusi air menggunakan kendaraan dan memerlukan tenaga operasional dan BBM, pendekatan itu juga tidak memberikan solusi jangka panjang.
HMS mengatakan, harus ada upaya reboisasi atau penghijauan masif dan inovatif, serta memaksimalkan lahan pekarangan untuk mengatasi masalah kekeringan di Pulau Sumbawa itu.
“Karena masalah utamanya adalah deforestasi, ya solusinya harus dengan pemulihan kawasan hutan itu sendiri. Jadi harus ada upaya yang masif untuk penghijauan, dan ada kesadaran komulatif dari masyarakat untuk mulai memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam pohon,” katanya.
Menurutnya, laju deforestasi di Pulau Sumbawa sepanjang beberapa tahun ini, tidak seimbang dengan kemampuan pemerintah daerah di masing-masing wilayah untuk melakukan rebosisasi menyeluruh.
Namun dengan melibatkan para pihak dan juga masyarakat, maka upaya itu pasti akan berhasil.
Ia mengatakan, pemerintah melalui stakeholders terkait baik ditingkat Provinsi NTB maupun Kabupaten/Kota yang ada di Pulau Sumbawa, harus mulai menyusun rencana aksi yang nyata untuk kegiatan ini, dengan melibatkan semua pihak terkait dan masyarakat.
HMS yang seringkali turun ke Desa-Desa di pelosok pulau Sumbawa memaparkan, kondisi deforestasi di Pulau Sumbawa sudah cukup parah.
Sejumlah mata air menyusut debitnya, dan berpengaruh pada suplay air irigasi dan juga debit aliran sungai yang selama ini menjadi denyut nadi kehidupan masyarakat.
Kondisi ini diperparah dengan anomali cuaca dan iklim akibat efek pemanasan global atau global warming.
Beberapa kawasan yang terus menurun debit airnya, antara lain sejumlah kawasan DAS di Batu Lante, Semongkat, Teluk Saleh, Moyo, Tambora.
Pasokan air untuk PDAM di Desa Kerike, Kecamatan Unter Iwes, juga mulai terganggu akibat turunnya debit air di suber-sumber air yang ada.
“Jika kondisi ini dibiarkan, maka dalam dua dekade ke depan dipastikan Sumbawa akan defisit air bersih,” kata HMS.
Untuk Generasi Mendatang
HMS menyadari, untuk melakukan reboisasi yang masif, tentu dibutuhkan banyak waktu, biaya, dan juga upaya.
Apalagi paradigma berpikir masyarakat saat ini ingin yang instan dan cepat. Sementara menanam pohon, perlu waktu lama sampai pohon itu bisa memberi manfaat.
“Tapi paradigma ini harus diubah. Harus mulai ada kesadaran kolektif masyarakat dan semua pihak, bahwa apa yang kita tanam hari ini, itu demi keberlangsungan kehidupan anak cucu kita, generasi penerus kita mendatang,” katanya.
Pola reboisasi yang dilakukan, menurut HMS, juga tak boleh sekadar seremoni dengan pendekatan proyek semata.
Pilihan jenis pohon juga harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Tamanan pohon jenis Trembesi dan semacamnya yang memiliki akar tunjang yang kuat, dinilai bisa menjadi jawaban.
Di tingkat masyarakat, HMS juga terus mendorong semangat untuk mulai menanam di lahan pekarangan mereka.
Dalam setiap perjumpaan dan diskusi bersama masyarakat yang dikunjunginya di pelosok-pelosok Desa di Sumbawa, HMS juga mendorong generasi muda, generasi milenial untuk mulai peduli lingkungan.
“Karena ini juga untuk kepentingan generasi mendatang agar tetap bisa menikmati kondisi lingkungan yang lebih asri dan baik,” katanya.
Sebab, tambah HMS, masalah defosestasi bukan hanya berdampak dan menjadi sumber utama kekeringan, tapi juga menyimpan bahaya banjir di saat puncak musim hujan tiba.
Hutan yang bisa menjadi wadah penyerap dan penampung air di saat hujan tiba, kehilangan fungsinya karena habitat alaminya rusak.
Me
Musim Hujan Tiba, Banyak Genangan Air Di Tenda Pengungsi
Ahsanul mendorong lembaga kemanusiaan dan masyarakat umum yang mau membantu warga terdampak gempa bisa dengan memberikan bantuan untuk hunian sementara (huntara)
MATARAM.lombokjournal.com — Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Nusa Tenggara Barat (NTB) Ahsanul Khalik mengatakan, terdapat genangan air di sejumlah titik-titik pengungsian di NTB menyusul mulai datangnya musim hujan.
“Saya juga sudah melakukan pendataan, di Lombok Utara ada beberapa titik yang ada genangan-genangan,” ujarnya, Rabu,(07 /11).
Pemprov NTB sedang mencarikan solusi agar warga terdampak gempa yang masih tinggal di tenda pengungsian tidak semakin menderita dengan datangnya musim hujan.
“Kita carikan solusi supaya di tempat mereka kalau hujan tidak menjadi genangan, kita akan berikan bantuan spandek, dan koordinasi dengan Dinas PU untuk membangunkan saluran di sekitar posko mereka,” katanya.
Ahsanul juga mendorong lembaga kemanusiaan dan masyarakat umum yang mau membantu warga terdampak gempa bisa dengan memberikan bantuan untuk hunian sementara (huntara).
“Sampai saat ini sudah lebih dari 39 ribu huntara yang sudah terbangun, ya kita persilakan jika ada yang mau bantu bangunkan huntara,” kata Ahsanul.