Bersama  Klub  Prolanis, Patimah Bisa Kontrol Hipertensinya

Aktivitas Program Prolanis yang dikelola oleh BPJS Kesehatan diantaranya, konsultasi medis, senam prolanis atau edikasi Klub Prolanis, pemantauan status kesehatan berupa pemeriksaan rutin setiap bulan, pemeriksaan rutin 3 sampai 6 bulanan, pemeriksaan rutin 6 bulanan kimia darah, pelayanan obat, dan mentoring spesialis

lombokjournal.com —

MATARAM ;   Patimah (39), peserta Klub Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) Puskesmas Ampenan mengaku,  Prolanis yang diciptakan oleh BPJS Kesehatan sangat membantu dirinya dalam menghadapi penyakit hipertensinya.

Wanita yang bekerja sebagai ibu rumah tangga ini menyatakan, dirinya mendapatkan banyak manfaat dengan menjadi peserta Klub Prolanis.

“Sejak terdaftar sebagai peserta Klub Prolanis BPJS Kesehatan, saya menjadi lebih paham dengan penyakit yang saya derita ini. Misalnya bagaimana mengontrol dan menjaga agar hipertensi saya tidak naik lagi, bagaimana mengatur pola makan, gaya hidup, dan sebagainya,” ujar Patimah.

Prolanis merupakan suatu program pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegratif yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis.

Tujuannya untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

Sasaran dari Prolanis sendiri merupakan seluruh peserta JKN-KIS penyandang penyakit kronis.

Kegiatan yang diikutinya dalam Klub Prolanis di Puskesmas Ampenan seperti senam sehat, edukasi, serta pemeriksaan kesehatan rutin.

Di luar kegiatan bersama Klub Prolanis, Patimah juga aktif melakukan olahraga serta menjaga pola makan. Gaya hidup sehat yang dijalankannya ini membuat penyakit hipertensi yang dideritanya lebih terkontrol.

Aktivitas Program Prolanis yang dikelola oleh BPJS Kesehatan diantaranya, konsultasi medis, senam prolanis atau edikasi Klub Prolanis, pemantauan status kesehatan berupa pemeriksaan rutin setiap bulan, pemeriksaan rutin 3 sampai 6 bulanan, pemeriksaan rutin 6 bulanan kimia darah, pelayanan obat, dan mentoring spesialis.

Di akhir wawancara bersama tim Jamkesnews, Patimah berharap agar kegiatan Klub Prolanis ini dapat lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya penderita penyakit kronis seperti dirinya, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kemandirian peserta dalam upaya memulihkan penyakit dan mencegah timbulnya komplikasi penyakit kronis serta meningkatkan status kesehatan bagi peserta Prolanis.

“Terima kasih BPJS Kesehatan yang telah membentuk Klub Prolanis untu penderita kronis seperti saya. Saya jadi punya teman berbagi cerita tentang penyakit yang saya derita,” tambah Patimah.

ay/yn/Jamkesnews

Narasumber : Patimah

 

 




Pemprov NTB Prioritaskan Perlindungan Jaminan Kesehatan

PEMPROV NTB menyampaikan dukungannya kepada BPJS Kesehatan, dan berkomitmen terus menjalin berbagai kerja sama yang dapat mendukung kelancaran implementasi Program JKN-KIS, khususnya di Wilayah Nusa Tenggara Barat

lombokjournal.com —

MATARAM  ;    Untuk membahas upaya menuju Universal Health Coverage (UHC) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), BPJS Kesehatan Cabang Mataram melakukan audiensi dengan Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah atau yang akrab disapa Umi Rohmi, pada Senin (31/12).

Dalam kesempatan ini, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Mataram Muhammad Ali mengatakan,  saat ini Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) membutuhkan dukungan dari banyak pihak untuk merealisasikan Cakupan Kesehatan Semesta pada tahun 2019 mendatang.

“Untuk itu, BPJS Kesehatan Cabang Mataram terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan, baik dengan Pemerintah Daerah Provinsi maupun Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Upaya ini diharapkan akan lebih mempercepat tercapainya UHC,” terang Ali.

Selain itu, ia juga menjelaskan kepada Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat terkait Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.

Menurut Ali, nantinya Perjanjian Kerja Sama yang akan dijalin antara BPJS Kesehatan dengan Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat akan mengacu pada Perpres tersebut, khususnya dalam hal pendaftaran peserta dan pemberian layanan kesehatan.

“Dalam Perpres tersebut, salah satunya dijelaskan tentang pendaftaran bayi baru lahir yang harus didaftarkan oleh Pemerindah Daerah ke dalam Program JKN-KIS. Untuk itu, kami berharap Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota setempat untuk menyosialisasikan aturan ini dan mendorong warganya untuk segera mendaftarkan bayi sedini mungkin ke JKN-KIS,” harap Ali.

Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Barat Umi Rohmi dalam kesempatan yang sama menyampaikan dukungannya kepada BPJS Kesehatan. Ia pun berkomitmen untuk terus menjalin berbagai kerja sama yang dapat mendukung kelancaran implementasi Program JKN-KIS, khususnya di Wilayah Nusa Tenggara Barat.

“Masyarakat NTB ini tidak perlu khawatir memikirkan biaya pelayanan kesehatan yang semakin hari semakin mahal. Pelayanan kesehatan adalah satu hal utama, kami tidak ingin mengesampingkannya. Karena ini adalah prioritas, oleh karena itu kami berharap nantinya kerja sama dengan BPJS Kesehatan ini dapat dilaksanakan secara optimal, sehingga masyarakat setempat bisa menikmati perlindungan jaminan kesehatan yang berkualitas. Dengan gotong royong, semua akan tertolong,” ucap Umi Rohmi.

ay/yn/Jaamkesnews

 




Aminah Sangat Tertolong Dengan Kartu  JKN-KIS

Hampir sebulan di rumah sakit karena mengidap diabetes,  selama masa perawatan tersebut Aminah tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Semua biaya perawatan termasuk obat-obatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan

lombokjournal.com —

MATARAM ;   Banyak masyarakat yang sudah merasakan manfaat Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Kepercayaan terhadap BPJS Kesehatan pun semakin bertambah. Hal ini bisa dilihat dengan tingginya angka kunjungan peserta setiap harinya ke kantor BPJS Kesehatan, baik bagi masyarakat yang baru mendaftar maupun yang sudah lama menjadi peserta JKN-KIS.

Salah satu dari peserta JKN-KIS adalah Aminah (72) yang tinggal di Kota Mataram. Wanita berumur 72 tahun ini terdaftar sebagai peserta kelas 3 dari segmen Penerima Bantian Iuran (PBI-APBD).

Aminah sudah terdaftar menjadi peserta Program JKN-KIS sejak tahun 2014. Ia pun menyatakan,  Program JKN-KIS ini sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Ketika ditemui oleh tim Jamkesnews di kediamannya, Aminah menceritakan pengalamannya saat mendapatkan pelayanan dengan menggunakan Kartu JKN-KIS.

“Saya pernah menggunakan kartu JKN-KIS ini, yaitu saat saya rawat inap karena gula darah saya tinggi. Sejauh yang saya ingat, pelayanannya betul-betul tidak ada kendala sedikit pun,” ungkap Aminah dengan semangat, Senin (31/12).

Ia mengaku, pernah dirawat hampir sebulan di rumah sakit karena mengidap diabetes.

Aminah menjelaskan,  selama masa perawatan tersebut itu, ia sama sekali tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Semua biaya perawatan termasuk obat-obatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

“Saya sempat tidak percaya, tapi setelah melihat sendiri kuitansi yang ditunjukkan petugas rumah sakit, akhirnya saya percaya juga kalau semuanya sudah dijamin oleh BPJS Kesehatan,” katanya.

Setelah keluar dari rumah sakit, Aminah juga rutin selalu berobat ke Puskesmas tempat ia terdaftar untuk melakukan kontrol.

Kontrol yang dilakukannya ke Puskesmas  ini juga ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Aminah menyampaikan, pelayanan yang ia dapatkan pada saat menggunakan Kartu JKN-KIS sangatlah memuaskan.

Ia merasa tidak ada perbedaan antara pasien yang menggunakan Kartu JKN-KIS dengan pasien umum lain.

Aminah berharap agar Program JKN-KIS ini akan tetap ada sehingga masyarakat tetap dapat terjamin pelayanan kesehatannya,

Ia juga berpesan kepada masyarakat agar tetap rutin membayar iuran JKN-KIS setiap bulannya, agar nantinya jika sewaktu-waktu jatuh sakit sudah ada yang menjamin pelayanan kesehatannya.

“Tak lupa juga ia ucapkan kepada Pemerintah yang sudah memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat yang tidak mampu, sehingga saya bisa langsung berobat ke Puskesmas, tidak lagi beli obat di warung,” ujar Aminah.

ay/yn/Jamkesnews

Narasumber : Aminah

 

 




Kapolres Lotim Akui, Kasus Asusila dan Pencabulan di Bumi Patuh Karya Meningkat

Kapolres berharapa agar para orang tua tetap mengawasi setiap tindak tanduk dan pergaulan dari seorang anak

LOTIM.lombokjournal.ckm — Kasus Pencabulan dan tindakan asusila di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) mengalami peningkatan tiga bulan terakhir pada 2018.

Kapolres Lotim, AKBP. Ida Bagus Made Winarta. SIK., mengatakan, tindakan kekerasan dan pemerkosaan hingga berujung kematian terjadi Bulan Desember.

“Terkait kasus pencabulan dan asusila yang tengah ditangani Polres Lotim terjadi peningkatan sejak tiga bulan lalu, dimana kasus kekerasan dan pemerkosaan hingga menyebapkan kematian yang paling menonjol itu terjadi pada Desember ini,” ucapnya, saat jumpa pers, di Selong, Senin (31/12).

Polres Lotim telah bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lotim untuk menekan tindakan asusila dan kekerasan tersebut.

Selain itu juga, kegiatan sosialisasi terkait tindakan asusila di Lotim terus dilakukan bersama pihak-pihak terkait, yaitu Babinsa dan Polmas.

“Kami terus melakukan Koordinasi dengan pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur, dengan harapan, pemerintah dapat memberikan imbauan kepada masyarakat,” ujarnya.

“Serta mensosialisasikan akan maraknya tindakan perbuatan asusila di Kabupaten Lotim dengan menggandeng unsur-unsur terkait, Babinsa serta Polmas,” tambahnya.

Lebih lanjut, Kapolres berharapa agar para orang tua tetap mengawasi setiap tindak tanduk dan pergaulan dari seorang anak.

Hal itu merupakan salah satu langkah untuk mengantisispasi perbuatan-perbuatan yang tidak diinginkan masyarakat.

“Para orang tua kami harap dapat melakukan pengawasan terhadap pergaulan anak-anaknya guna mengantisipasi tindakan-tindakan yang tidak diinginkan,” jelasnya.

Razak




Dengan JKN-KIS, Ratna Merasa Terlindungi Kesehatannya Sejak Dini

Mendaftarkan diri dan anggota keluarga ke Program JKN-KIS bukan semata-mata hanya untuk mendapatkan pengobatan gratis, tetapi karena ia ingin membantu saudara-saudara setanah air yang lebih membutuhkan biaya perawatan yang tinggi karena sakit

lombokjournal.com —

MATARAM ;   Kesehatan adalah modal utama bagi tiap orang untuk dapat melaksanakan berbagai macam akitifitas guna memenuhi kebutuhan hidup.

Kesehatan bagi sebagian besar masyarakat kita menduduki peringkat pertama dalam susunan kebutuhan hidup, karena mereka menyadari betul, sehat adalah segalanya, bila tidak sehat hidup ini terasa tiada berarti.

Itulah yang diungkapkan oleh Ni Kadek Ratna (25).

Wanita yang hobi bersepeda ini lebih akrab dipanggil dengan Ratna ini sangat peduli dengan kesehatan. Dia mengambil kesempatan pertama untuk menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) ketika awal BPJS Kesehatan berdiri pada Januari 2014.

Dia menyadari betul,  kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan untuk dirinyanya.

Setidaknya dengan mengikutkan diri menjadi peserta Program JKN-KIS, ia  sudah memiliki proteksi ketika jatuh sakit.

“Saya merasa sangat beruntung menjadi bagian dari peserta Program JKN-KIS yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Artinya bila saya sehat maka secara tidak langsung saya ikut membantu saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan pelayanan kesehatan,” kata Ratna  yang kesehariannya berprofesi sebagai pelajar di salah satu perguruan tinggi di Mataram, Senin (31/12).

Ia menambahkan  mendaftarkan diri dan anggota keluarga ke Program JKN-KIS bukan semata-mata hanya untuk mendapatkan pengobatan gratis, tetapi karena ia ingin membantu saudara-saudara setanah air yang lebih membutuhkan biaya perawatan yang tinggi karena sakit.

Karena Ratna tahu, Program JKN-KIS ini adalah jaminan sosial yang sifatnya gotong royong, yang sehat membantu yang sakit. Asuransi kesehatan yang sifatnya sosial seperti ini harus terus didukung agar terus ada untuk menolong masayarakat yang membutuhkan.

“Dengan mengikuti Program JKN-KIS, kita harus ikhlas ketika harus membayarkan sejumlah iuran, bila hal itu kita lakukan akan diberikan kesehatan dari Yang Maha Kuasa. Saya sangat bersyukur, selama menjadi peserta, saya tidak pernah menggunakan Kartu JKN-KIS. Menjadi peserta JKN-KIS hanya untuk cadangan bila dibutuhkan,” pungkas Ratna.

Ratna berharap BPJS Kesehatan terus memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia, sehingga ke depannya derajat kesehatan bangsa Indonesia dapat meningkat seperti negara-negara maju di dunia yang lebih dulu mengembangkan sistem jaminan sosial di bidang kesehatan.

ay/yn/jamkesnews

Narasumber : Ni Kadek Ratna




Kuliah Di Luar Kota? Jangan  Lupa Pindahkan  Lokasi  Faskes  Dulu

Pelayanan perubahan fasilitas kesehatan ini cukup mudah dan tidak berbelit-belit

lombokjournal.com —

MATARAM  ;   BPJS Kesehatan terus melakukan edukasi kepada peserta tetang pentingnya perubahan data, baik perubahan fasilitas kesehatan, alamat rumah, nomor telepon, penambahan anggota keluarga, perubahan gaji, kenaikan golongan/pangkat, dan lainnya.

Fahri (24), seorang mahasiswa lulusan Universitas Mataram yang telah merasakan manfaat dari kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), mengungkapkan pentingnya melaporkan perubahan data kepesertaan. Sejak dirinya terdaftar sebagai peserta JKN-KIS mandiri, belum pernah sekalipun mengubah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) karena belum sepenuhnya paham dengan program ini.

Fahri yang dulunya berfikir bahwa Kartu JKN-KIS itu hanya dapat digunakan pada daerah asalnya saja yaitu Kota Mataram, sekarang dapat merasakan kemudahan yang disediakan BPJS Kesehatan.

Pria yang akan melanjutnya kuliah di Universitas Brawijaya ini sempat mendatangi Kantor BPJS Kesehatan Cabang Mataram untuk mengubah fasilitas kesehatannya sebelum menetap di Pulau Jawa.

“Saya menginginkan FKTP yang lebih dekat dengan tempat tinggal saya, maka dari itu saya segera mengurus ke Kantor BPJS Kesehatan Cabang Mataram. Jadi nanti saat kuliah di Universitas Brawijaya saya tidak khawatir lagi kalau sakit,” ungkap Fahri.

Pelayanan perubahan fasilitas kesehatan ini cukup mudah dan tidak berbelit-belit. Petugasnya pun menjelaskan secara detail dan memberikan informasi lengkap tentang Aplikasi Mobile JKN yang dapat diakses oleh seluruh peserta JKN-KIS melalui smartphone, sehingga peserta tidak perlu lagi antri ke Kantor BPJS Kesehatan untuk melakukan perubahan data.

Fahri merasa puas dengan pelayanan BPJS Kesehatan yang semakin hari semakin melakukan perubahan yang baik untuk kepuasan pesertanya.

Tidak hanya itu, inovasi yang dikeluarkan seperti Aplikasi Mobile JKN ini juga sangat membantu peserta JKN-KIS untuk mengakses informasi terbaru tentang program JKN-KIS, sehingga peserta dapat menambah pengetahuannya melalui mobile JKN.

“Saya tidak perlu repot lagi untuk datang ke Kantor BPJS Kesehatan apabila mau mengubah fasilitas kesehatan nantinya, tinggal download Mobile JKN di rumah langsung bisa ubah lokasi fasilitas kesehatan yang dipilih. Terima kasih BPJS Kesehatan, sudah memudahkan peserta untuk merubah data kepesertaanya tanpa harus antri,” tambah Fahri sambil tersenyum.

ay/yn/jamkesnews

Narasumber : Fahri

 




JKN-KIS Bantu  Penyandang  Disabilitas

Program JKN-KIS hadir mengayomi masyarakat sebagai bentuk perhatian negara

lombokjournal.com —

MATARAM ;   Hadirnya Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) telah memberikan perubahan sistem kesehatan di Indonesia.

Program JKN-KIS terbukti telah memberikan akses yang lebih besar kepada masyarakat luas dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik. Seiring berjalannya Program JKN-KIS, kecemasan masyarakat akan tingginya biaya kesehatan pun menghilang.

Sri Sukarni (43) adalah seorang penyandang disabilitas yang sehari-hari beraktivitas sebagai ibu rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga yang tinggal di Kota Mataram, ia juga aktif dalam organisasi wanita disabilitas. Sudah tiga tahun Sukarni menjabat sebagai Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat.

“Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) adalah organisasi wanita yang pengurus dan anggotanya terdiri wanita dari berbagai jenis kecacatan (tuna netra, tuna rungu wicara, tuna daksa, tuna grahita dan lain-lain). Dalam organisasi tersebut, kami rutin bertukar cerita, pengalaman, saling menguatkan dan berbagi informasi lainnya,” kata Sukarni yang juga menyandang tuna daksa ini, Jumat (28/12).

Ia sendiri telah merasakan manfaat keberadaan Program JKN-KIS. Pada saat dikunjungi di rumah sakit, Sukarni menceritakan pengalamannya selama menggunakan Kartu JKN-KIS untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang ia butuhkan.

“Program ini benar-benar sangat membantu orang-orang seperti saya, mengingat biaya kesehatan masih terhitung mahal. Yang kaya sekalipun bisa jatuh miskin ketika sakit, apalagi yang ekonomi menengah ke bawah. Saya sangat bersyukur sekali karena sudah mengikuti Program JKN-KIS ini. Seandainya saya bukan peserta JKN-KIS, saya tidak tahu harus bagaimana untuk mendapatkan biaya selama menjalani perawatan kesehatan saya di rumah sakit. Bahkan pelayanannya sangat baik, tak sekalipun saya menerima perlakukan yang berbeda meski saya peserta JKN-KIS,” ujar Sukarni.

Rasa terima kasih ia sampaikan juga kepada seluruh Pemerintah Daerah yang telah menanggung jaminan kesehatan dan memberikan pelayanan terbaik dan optimal kepadanya.

Hal tersebut merupakan perwujudan makna Program JKN-KIS yang mengemban prinsip gotong royong. Untuk inilah Program JKN-KIS hadir mengayomi masyarakat sebagai bentuk perhatian negara. Ia berharap, ke depannya Program JKN-KIS akan tetap ada sehingga masyarakat tetap dapat terjamin pelayanan kesehatannya.

ay/yn/Jamkesnews

Narasumber : Sri Sukarni




Gubernur  Zul Sepakat Bersama BPJS Kesehatan Mendaftarkan Penduduk NTB Jadi Peserta JKN-KIS

Pemda Berperan signifikan Membantu BPJS Kesehatan Capai Universal Health Coverag (UHC) yang ditargetkan terlaksana pada tahun 2019 mendatang

lombokjournal.com —

MATARAM  ;   Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan komitmennya untuk menyukseskan Program Jaminan kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS),  dengan memberikan jaminan kesehatan masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Hal ini ditandai melalui penandatanganan kesepakatan bersama dengan BPJS Kesehatan untuk mendaftarkan penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi peserta JKN-KIS segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD di tahun 2019, Jumat (28/12).

“Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat akan berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, khususnya di bidang kesehatan. Saya rasa ini bukan hanya menjadi komitmen kami, tapi juga daerah lain di seluruh Indonesia. Saya berharap BPJS Kesehatan terus meningkatkan pelayanan yang baik kepada peserta,” ujar Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkiflimansyah

Pria yang sering disapa dengan sebutan Bang Zul ini menegaskan, pihaknya akan memperkuat sinergi antar lembaga untuk mengawal keberlanjutan Program JKN-KIS.

Menurutnya, Pemerintah Daerah memiliki peran yang signifikan untuk membantu BPJS Kesehatan mencapai impian Universal Health Coverag (UHC) yang ditargetkan terlaksana pada tahun 2019 mendatang.

Sementara itu, Deputi Direksi Wilayah Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat Gunadi menuturkan, kesepakatan bersama tersebut diharapkan dapat menguatkan komitmen Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mendaftarkan penduduknya ke dalam Program JKN-KIS dan menetapkan besaran kuota yang selanjutnya akan dituangkan ke dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS).

“Kami berharap langkah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat ini dapat menjadi motivasi dan bisa menggerakkan Pemerintah Daerah lainnya yang belum bergabung dalam skema gotong royong besar JKN-KIS ini. Bagaimanapun juga, BPJS Kesehatan tidak dapat bergerak sendiri untuk menyelenggarakan Program JKN-KIS secara optimal tanpa dukungan dari berbagai pihak, salah satunya Pemerintah Daerah,” ungkap Gunadi.

Selain mendaftarkan penduduknya ke JKN-KIS, Gunadi juga berharap Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat juga dapat meningkatkan sarana dan prasarana fasilitas kesehatan di wilayahnya agar pelayanan kesehatan di daerah setempat kian merata.

“Kami dari BPJS Kesehatan terus berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi peserta JKN-KIS demi menciptakan masyarakat yang sehat,” ujar Gunadi.

ay/yn/Jamkesnews

 




Jalur Pendakian Rinjani Ditutup Awal Tahun Baru 2019, Ini Alasannya

Dalam rangka mengantisipasi cuaca buruk dan pemulihan ekosistem kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani

LOTENG.lombokjiurnal.com — Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menutup jalur pendakian Rinjani mulai tanggal 1 Januari 2018 atau awal tahun baru 2019.

Penutupan Jalur pendakian yang dimakaud yaitu lewat Aik Berik, Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, yang diresmikan bulan November 2018 lalu.

Hal itu berdasarkan surat pengumuman nomor PG. 2176/T.39/TU/KSA/12/2018 tentang Penutupan Jalur Pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani.

Pengumuman itu ditujukan kepada semua pendaki, masyarakat dan semua pelaku wisata karena alasan cuaca buruk dan pemulihan ekosistem kawasan TNGR.

“Dalam rangka mengantisipasi cuaca buruk dan pemulihan ekosistem kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, maka bersama ini diberitahukan bahwa seluruh jalur pendakian TNGR dinyatakan DITUTUP terhitung mulai tanggal 1 Januari 2019,” kata Kepala TNGR, Sudiyono, dalam surat resmi tersebut.

Saat ditanya kapan jalur pendakian Aik Berik dibuka lagi? Sudiyono mengatakan, setelah melihat kondisi alam dan perkembnagan cuaca kembali.

“Tergantung perkembangan kondisi alam Pak. Karena cuaca susah diprediksi untuk jangka panjang,” ujarnya, kepada lombokjournal.com, Sabtu (29/12) pagi.

Diketahui, bahwa jalur pendakian Aik Berik merupakan satu-satunya jalur resmi yang dibuka oleh pihak TNGR.

Karena jalur Sembalun Lombok Timur dan jalur Senaru di Kabupaten Lombok Utara ditutup sementara setelah diguncang gempabumi beberapa bulan lalu, yang mengakibatkan terjadinya tanah longsor.

 Razak




Gubernur Himbau Masyarakat  NTB Rayakan Pergantian Tahun Dengan Kegiatan Kagamaan

Tidak merayakan malam tahun baru dengan melakukan acara hiburan, kegiatan pesta berlebihan, menyalakan kembang api/petasan dan kebut-lebutan di jalan raya

MATARAM.lombokjournal.com —  Menjelang perayaan pergantian tahun 2018 atau tahun baru 2019, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr.H.Zulkieflimansyah atau disapa Dr. Zul, mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang berisi himbauan.

Surat Edaran dengan Nomor 528/831/XII/BKBPDN /2018 itu ditandatangani oleh Gubernur NTB pada tanggal 27 Desember 2018.

Ditujukan kepada Bupati/Walikota, Pimpinan Organisasi Kemasyatakatan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Ketua LSM dan Pimpinan Ponpes se NTB.

Dr. Zul berharap kepada para tokoh tersebut agar mengingatkan warga masyarakat, anak-anak remaja atau pemuda di NTB tidak merayakan malam pergantian tahun secara belebihan.

Adapun isi surat edaran tersebut yaitu, Pertama, meminta masyarakat secara umum agar mengisi kegiatan malam perganyian tahun 2018 dengan kegiatan-legiatan keagamaan.

Kedua, tidak merayakan malam tahun baru dengan melakukan acara hiburan, kegiatan pesta berlebihan, menyalakan kembang api/petasan dan kebut-lebutan di jalan raya yang dapat mengganggu keamanan masyarakat dan ketertiban lalu lintas.

Selanjutnya pada point ketiga, Dr. Zul mengatakan, kepada seluruh pemilik dan pengelola tempat hiburan untuk tidak mengadakan kegiatan pesta pada malam pergantian tahun secara berlebihan.

Sementara diketahui pada malam pergantian tahun 2018, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) akan menggelar dzikir akbar dan silahturahmi akhir tahun, di lapangan kantor Gubernur NTB.

“Acaranya mulai dilaksanakan pada Senin tanggal 31 Desember 2018 pukul 20.00 hingga 22.00 Wita,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Pemprov NTB, H. Irnadi Kusuma, saat dihubungi, Jumat (28/12).

Acara ini nantinya akan diisi dengan pengajian oleh TGH. Hasanain Djuani, Pimpinan Pondok Pesantren Harmain Narmada.

“Diisi dengan ceramah agama akan disampaikan langsung oleh TGH Hasanain Djuaini,” ujarnya.

Raza