Warga Desa Sapit Akan Gelar Tradisi Pembadak Pengkayak Dalam Ritual ‘Bebubus Batu’, Seperti Apa ?

Tujuannya  untuk meminta kepada sang pencipta jagat raya, agar segala jenis tanaman masyarakat terhindar dari serangan hama dan penyakit guna mengharapkan hasil yang melimpah

OMBOK TIMUR.lombokjournal.com — Warga Desa Sapit, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) akan menggelar acara adat, yakni tradisi bebadak pengkayak dalam beberapa hari kedepan.

Tradisi Bebadak Pengkayak merupakan ritual yang dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan untuk melaporkan hasil panen kepada sang pencipta atas rahmat dan hidayah-Nya,  sehingga masyarakat bisa menikmati hasil atas kehendaknya.

“Hari Rabu, tanggal 3 Oktober 2018, acara bebadak pengkayak dalam budaya bebubus batu,” ucap salah seorang pemuda setempat, Jannatan, kepada lombokjournal.com, Minggu (30/09).

Dikatakan Jannatan, bahwa tradisi bebadak pengkayak ini bagian dari ritual Bebubus Batu yang dilakukan masyarakat Desa Sapit sejak zaman dahulu.

“Bebubus batu adalah sebuah tradisi yang di lakukan oleh masyarakat Dusun Batu Pandang, Desa Sapit Kecamatan Suela sejak ratusan tahun silam,” ingatnya.

Ritual bebubus batu dilakukan dua kali dalam setahun. Ritual pertama dilakukan selesai musim tanam dengan nama Bubus Batu. Tujuannya  untuk meminta kepada sang pencipta jagat raya, agar segala jenis tanaman masyarakat terhindar dari serangan hama dan penyakit guna mengharapkan hasil yang melimpah.

Sementara, ritual kedua dilakukan selesai panen. Nah, pada ritual inilah dinamakan Badak Pengkayak, yakni melaporkan hasil panen kepada sang pencipta jagat raya.

“Ritual bebubus batu bebadak pengkayak cukup berbeda dengan periode penanaman. karena, acara periode ini di lakukan dengan hiburan mulai dari persiapan hingga menuju kampu tempat ritual dilakukan,” ungkap Jannatan.

Lebih lanjut Jannatan menjelaskan, ritual bebubus batu di pimpin oleh pemangku yang diiringi oleh kiyai, penghulu, tokoh masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat dengan menggunakan pakaian khas Desa Sapit.

Masing-masing membawa dulang atau nare kayu, yakni wadah yang dihiasi beberapa jenis makanan serta dua pasang ayam yang digunakan untuk melaksanakan ritual.

Jannatan menambahkan, persiapan ritual ini selama lima hari sebelum puncak acara. Setelah itu, ancang-ancang persiapan dengan jejeran perempuan dan Laki-laki yang dipimpin oleh pemangku adat bersiap-siap untuk melanjudkan acara.

Para perempuan yang sudah siap dengan pakaian khas, kain Sangkep sebagai kemben dan kain Jegek sebagai baju yang kemudian mengambil peran masing-masing menjunjung dulang kayu yang sudah dihiasai berbagai macam jenis makanan.

Pihak laki-laki mengiringi setiap langkah dengan tetabuhan gamlean menuju kampu bebubus batu,” katanya.

Setiba di kampu, sesajenpun mulai dijejerkan, kemudian diikuti dengan barisan warga dan tamu undangan menempati ruang kosong, duduk rapi mengelilingin sesaji, pemotongan sepasang ayam kampung oleh kiyai dan tokoh masyarakat.

Pembacaan daun lontar dengan menyebut Nabi Adam dan Nabi lainya, juga nama nama para wali kekasih Allah, mengirimkan Alfatehah pada setiap sebutan. Hal tersebut bertanda acara ritual bebubus batu sudah mulai.

Zikir pun dimulai dengan dibimbing oleh kiyai desa, yang kemudian sesaji di sebar ke tiga titik yang sering disebut dengan sesampang. Titik pertama ditaruh sekitar 200 meter dari kampu. lokasi itu sering disebut dengan batu Pajeng atau Payung.

“Lokasi batu payung ini sebenarnya sejenis batu dolmen yang pada zaman megalitikum dijadikan tempat suci dan tempat penguburan mayat,” tutur Jannatan.

Lokasi kedua ditaruh ditengah sawah, ditengah tanaman padi, sebagai bentuk simbol ritual keselamatan tanaman. Sementara sesampang terakhir, ditempatkan didepan kampu bebubus batu sebagai tugu kampung.

“Kampu ini sendiri sebenarnya bukan sebuah makam atau tempat keramat. Namun di kampu ini ada sebuah menhir, semacam tugu batu,” terang dia.

Razak




HBK : Sejahterakan Lombok Dengan Hasil Buminya

Di daerah Sembalun, Lombok Timur, kentang, sayuran dan buah-buahan hasil bumi Lombok hasilnya sangat luar biasa, sangat layak untuk bisa masuk ke pasar  modern maupun supermarket yang ada di Jakarta

lombokjournal.com —

MATARAM — Pulau Lombok dianugerahi tanah yang subur nan istimewa. Setiap yang tumbuh dari tanah Lombok, selalu spesial hasilnya. Hasil bumi Lombok potensial untuk terus dikembangkan ke depannya.

Akrab dengan warga

Tak mengherankan kalau Haji Bambang Kristiono (HBK) yang merupakan Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra kepincut dengan potensi dan hasil pertanian Lombok.

“Bayangkan saya merasakan cita rasa ketimun di Lombok Timur itu manis sekali. Jauh rasanya dibandingkan dengan ketimun-ketimun yang saya temukan di Singapura maupun di Belanda”, kata Caleg DPR-RI  Dapil NTB-2/P. Lombok dari Partai Gerindra ini, Minggu ( 30/09)

HBK yang merupakan seorang pengusaha ini kerap wira-wiri ke berbagai negara di dunia. Merasakan setiap hasil bumi dari banyak negara.

Putrinya baru saja menyelesaikan pendidikannya di Singapura, dan sekarang masuk di College salah satu negara di Eropa, kemudian ibu mertuanya juga tinggal di negri Belanda.

“Sayur-sayuran yang ada di negara-negara  tersebut rasanya standar saja, lain sekali dengan yang di P. Lombok ini,” akunya.

Caleg Nomor Urut-1 dari Partai Gerindra ini juga menyebutkan, bukan hanya timun tetapi kangkung, bayam dan kacang panjang asal P. Lombok juga memiliki keistimewaan rasa yang luar biasa. Banyak orang bilang, tak ke Lombok kalau belum makan kangkungnya.

“Saya itu kalau pulang dari Lombok, pasti yang diceritakan itu soal kangkungnya”, sambungnya.

Begitu pula dengan hasil pertanian lainnya, lanjut HBK. Di daerah Sembalun, Lombok Timur, kentang, sayuran dan buah-buahan hasil bumi Lombok hasilnya sangat luar biasa, sangat layak untuk bisa masuk ke pasar  modern maupun supermarket yang ada di Jakarta.

“Tapi kenyataannya, saat saya bertemu dan berinteraksi dengan para petani Lombok, kondisinya jauh dari kata sejahtera, mereka kurang mendapat bimbingan dan perlindungan, ma’af ya,” ucapnya.

Tata Kelola Hasil Bumi

Menurut HBK, ada problematika tata kelola hasil bumi yang belum optimal. Kwalitas sumber daya manusiannya, akses permodalannya dan penguasaan pasarnya yang masih minimal.

Semestinya para petani kita harus memahami benar komoditi pertanian apa, yang demand-nya sedang meningkat. Selain meningkatkan produktivitasnya, mereka juga harus terus kita bimbing untuk selalu memacu kualitas.

“Pemilihan benih, pemberian pupuk, sampai dengan perawatan tanaman, harus terus diupdate dan diikuti perkembangannya. Contohnya adalah, salah satu produk pertanian yang potensial dan berharga mahal adalah produk pertanian organik,” terangnya.

Jaringan Pemasaran

Berikutnya soal pemasaran, sambung HBK, kerap kali hasil bumi para petani kita lebih dahulu terjerat dengan ulah para tengkulak. Harga yang ditawarkan sangat rendah, dan itu membuat keuntungan para petani menipis. Salah satu faktor yang membuat petani masuk lingkaran tengkulak itu adalah persoalan uang. Pemerintah dengan salah satu perangkatnya, seperti Bank NTB Syariah bisa mengintervensi kesulitan keuangan para petani yang membutuhkan uang tersebut dengan tindakan cepat.

Kita harus mendorong Bank NTB Syariah tidak hanya mengumpulkan tabungan uang petani kita, tetapi mereka harus terjun ke lapangan, ke sentra2 pertanian untuk menawarkan permodalan.

Petani kita adalah orang yang jujur dengan kehidupan yang sangat sederhana, tidak mungkin mereka mengemplang utangnya.

“Manajemen pengelolaan keuangan ini juga perlu kita ajarkan, supaya mereka sabar dalam menjual komoditinya dengan harga yang layak,” imbuhnya.

HBK menyebut, untuk penjualan sekarang ini sudah sangat canggih. Bisa menggunakan pola online. Selain harga bisa lebih baik, akses distribusi hasil bumi Lombok juga bisa luas.

“Lagi-lagi untuk hal ini para petani kita juga harus kita ajarkan. Sekarang itu ada Facebook, Instagram, atau Twitter. Bisa promosi disana juga,” ucapnya.

Lebih jauh, perlu ada komitmen nyata dari pelaku usaha seperti pengusaha perhotelan, restoran maupun supermarket2 untuk membeli hasil bumi Lombok dalam memenuhi kebutuhannya.

Seperti apa produk pertanian yang diinginkan, para pelaku usaha harus terbuka dan memberikan informasi yang seluas-luasnya supaya para petani kita dapat memenuhi produk yang dibutuhkannya.

Kedua belah pihak harus terbuka dan menjaga kepercayaan satu sama lain.

“Tidak usah lagi mendatangkan sayur, buah, beras dan banyak produk pertanian lain dari luar Lombok. Saya lihat Lombok ini mampu memenuhi semuanya”, tandasnya.

HBK menegaskan, ia memiliki komitmen yang tinggi untuk menjadikan petani Lombok tuan rumah di daerahnya sendiri.

Segala hal yang menjadi kendala petani bisa disampaikan melalui fanpage facebook HBK Samurai Prabowo. HBK berjanji akan memberikan solusi untuk setiap problem yang dihadapi petani.*

Me




Sukiman Berharap Pengungsi Segera Kembali Ke Rumah Masing-masing

Rakor ini menghasilkan sinyal yang kuat dalam upaya percepatan penanganan bencana gempa bumi

Lombok Timur.lombokjournal.com – Bupati Lotim, H. M. Sukiman Azmy memimpin  rapat koordinasi (Rakor) terpadu dalam rangka percepatan penanganan dampak gempa bumi di bumi “Patuh Karya”, di Pondopo Kabupaten, Selong, Jum’at (28/09).

Sukiman menyampaikan, agar pengungsi segera kembali ke rumahnya masing-masing sebelum dibangun Hunian Tetap (Huntap), dengan cara membangun Hunian Sementara (Huntara) bagi yang rumahnya rusak berat.

“Bagaimana warga pengungsi segera kembali ke rumahnya masing-masing, sambil menunggu pembangunan hunian tetap,” ucap mantan Dandim 1615 Lotim ini.

Dalan rakor itu, rencananya masing-masing kecamatan akan dikerjakan bersama-sama.  Satu wilayah kecamatan yang terdampak akan “digempur” satu minggu, dimulai hari Selasa(02/10) mendatang.

Misalnya; di wilayah Kecamatan Sembalun, kemudian bergeser ke wilayah kecamatan terdampak lainnya dengan mengerahkan segala potensi yang ada.

Dalam upaya percepatan, langsung dibangun posko di Pendopo Kabupaten berkolaborasi dengan posko relawan yang sudah ada.

“Meminta bantuan tambahan alat berat dari berbagai kalangan, dislokasi personil TNI dan Polri oleh komandan satuan, relawan fokus di lokasi,” kata Sukiman.

Sukiman yang pernah menjabat sebagai Bupati Lotim periode 2008-2013 ini berharap ada dukungan dana juga dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lombok Timur.

Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Lombok Timur, Ahmad Subhan, mengatakan, rakor ini menghasilkan sinyal yang kuat dalam upaya percepatan penanganan bencana gempa bumi.

“Kita optimis penanganan ini segera selesai, bahkan bupati akan berkantor dan bekerja di lokasi penanganan bencana yang akan dimulai dari wilayah Kecamatan Sembalun,” tuturnya jelas.

Rakor kemudian dilanjutkan dengan rapat terbatas bersama camat dan OPD terkait untuk fokus pendataan warga pengungsi yang masih berada di pengungsian dan penambahan tim verifikasi.

Rakor ini dihadiri Wakil Bupati Lotim, H. Rumaksi dan semua unsur terkait, seperti Komandan sektor 3 Kogasgabpad, Forkopimda, pimpinan DPRD Kabupaten, pendamping BNPB, ketua PMI, kepala OPD, Camat, Kades/Lura.

Razak | Hms




Petani Di Lingkar Gunung Rinjani Juga Kena Imbas Gempa

Agar pemerintah  segera memperbaiki infrastruktur pariwisata dan track pendakian yang rusak ke Puncak Gunung Rinjani, atau dicari solusi lain supaya perekonomian warga kembali normal

LOMBOK TIMUR.lombokjournal.com —   Pasca gempa nasib pariwisata Lombok masih belum pulih total. Namun yang terdampak gempa bukan hanya pariwisata, namun sektor pertanian di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani ikut kena imbas.

Dampak perekonomian warga di Lombok Timur, terutama di Kecamatan Sembalun yang dekat dengan kawasan wisata Taman Nasional Gunung Rinjani, penjualan hasil pertanian masih lesu.

“Sembalun terkenal dengan kesuburan tanahnya dan sebagai penghasil sayur-sayuran langka khas dataran tinggi. Sayur dan buah di Sembalun biasanya dijual untuk kebutuhan konsumsi hotel dan restoran,” terang Royal Sembahulun (35), Ketua Kelompok Tani Pergasingan Hijau di Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB.

Beberapa jenis hasil dari sektor pertanian di Sembalun menjadi pemasok terbesar untuk sayur-mayur dan buah-buahan yang dibutuhkan hotel dan restoran di Lombok, seperti lada keriting, kol merah, saladri, brokoli, wortel, selada, timun jepang, bit, dan stroberi.

“Saat ini hasil pertanianitu tidak laku dijual dampak dari gempa bumi. Masyarakat di Sembalun mengandalkan hidup dari hasil pertanian dan pariwisata,” ungkapnya, Sabtu (29/09).

Salah satu pelaku track organizer di kawasan wisata Gunung Rinjani ini berharap kebangkitan pariwisata di Nusa Tenggara Barat, khususnya di Lombok agar produk pertanian kembali memiliki daya beli seperti sediakala sebelum terjadinya bencana gempa.

Saat ini kelompok tani yang dikomnadoi Royal berjumlah 20an orang petani dengan luas lahan garapan 15 hektar.

Dia juga berharap agar pemerintah  segera memperbaiki infrastruktur pariwisata dan track pendakian yang rusak ke Puncak Gunung Rinjani, atau dicari solusi lain supaya perekonomian warga kembali normal.

Harry




BUMN Bersinergi Bangun 1.700 Rumah Tahan Gempa

Selain pembangunan RRG dan MCK, sebelumnya BUMN-BUMN telah bersinergi menyalurkan bantuan senilai Rp 13,2 miliar bagi para korban, mendirikan 38 posko bantuan untuk mendukung penanganan gempa.

LOMBOK BARAT.lombokjournal.com —  Kedua kalinya pasca gempa, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno mengunjungi Lombok,  Nusa Tenggara Barat pada Jumat (27/09).

Menteri Rini meninjau pembangunan Rumah Rawan Gempa (RRG) sebagai tempat tinggal sementara bagi para pengungsi gempa lombok, serta pembangunan MCK dan sarana pendukung lainnya yang merupakan hasil sinergi BUMN.

Rini mengaku gembira RRG dan MCK sudah dibangun, tercatat sudah 805 RRG  dan 49 MCK . Untuk RRG sendiri sudah mencapai setengah yang ditargetkan sebanyak 1.700 RRG.

”Tentu ini sebuah sinergi yang luar biasa dari BUMN bagaimana pemerintah terus mendorong optimalisasi peran perusahaan negara dalam rangka percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana gempa,” ungkap Menteri Rini.

Dari 15 desa yang dilanda gempa di NTB, dipilih 4 area yang menjadi pilot project dalam pembangunan RRG ini yaitu Desa Guntur Macan dan Desa Kekait  di Kec. Gunung Sari, Desa Sembalun di Kec. Semablun dan Desa Terangan, Kec. Pemenang.

Terdapat empat BUMN bersinergi dalam membangun RRG di kedmpat desa ini yaitu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (RRG :  363), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (RRG : 216 / MCK : 26), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (RRG : 140/ MCK : 12) dan PT Pertamina (RRG : 86 / MCK : 11).

Nantinya, setiap rumah akan ditempati 2 kepala keluarga.

Menteri Rini memastikan, sinergi BUMN akan terus berlanjut dan akan semakin banyak BUMN yang terlibat dalam membangun RRG dan MCK sehingga mampu mencapai target yang telah ditetapkan.

“Saya akan terus memantau dan mendukung upaya-upaya penanganan pasca bencana. Apresiasi dan terima kasih saya kepada BUMN-BUMN yang sudah terlibat serta semua pihak yang sudah membantu memperlancar pembangunan rumah transisi ini,” imbuh Rini.

Selain pembangunan RRG dan MCK, sebelumnya BUMN-BUMN telah bersinergi menyalurkan bantuan senilai Rp 13,2 miliar bagi para korban, mendirikan 38 posko bantuan untuk mendukung penanganan gempa.

Selain itu, memberikan bantuan kesehatan dan tenaga medis, layanan keuangan, pelayanan telekomunikasi, bantuan 33 ton baja lapis seng untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan masyarakat hingga layanan energy.

AYA




Pemuda Ini Menemukan Benda Bersejarah Di Desa Sapit, Lombok Timur

Benda-benda bersejarah ini akan disimpan dan rencananya mereka akan membuat musium desa

Batu besar bertuliskan aksara kuno (foto : Jannatan)

LOMBOK TIMUR.lombokjournal.com– Pemuda Desa Sapit Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menemukan benda bersejarah di Dusun Batu Cangku, Desa Sapit, Kamis (20/09) pukul 10.00 Wita.

Benda yang ditemukan di tengah pematang sawah warga Kesubakan Tempos itu berupa kendi, piring, tampungan air atau bong yang di dalamnya ada keris dan bukalan tanah yang belum diketahui jenis apa.

“Kita temukan di sawah  kesubakan tempos Dusun Batu Cangku Desa Sapit Kecamatan Suela,” ungkap Jannatan, pemuda Desa Sapit yang juga ikut menemukann benda bersejarah tersebut, kepada lombokjournal.com, saat ditemui di kediamannya, Jumat (28/09) siang.

Jannatan menjelaskan, penemuan benda bersejarah itu dilakukan dengan cara tidak disengaja, tanpa rencana apa pun.

Awalnya, mereka menggali tanah untuk dijadikan kolam yang rencananya untuk membuka lesehan warung makan agar potensi Desa Sapit bisa dioptimalkan sebagai Desa Ekowisata.

“Bermula saat teman – teman pemuda Pusaka Desa melakukan penggalian potensi desanya. Namun pada pengembangan kali ini teman-teman menggali kolam untuk mempersiapkan pembuatan lesehan,” terangnya.

Entah kenapa pada penggalian satu meter mereka menemukan beberapa jenis artepak yang di perkirakan fase keramik.

“Yang pertama kali menemukan adalah Rony, Akir, Eril, Asrori dan Zul. Kemudian saya dan Raham menyusul,” sebut Jannatan, sapaan akrabnya.

Ternayata tak hanya benda tersebut. Para pemuda Sapit juga menemukan jenis benda kuno. Berupa batu besar yang bertuliskan aksara kuno.

“Di tempat terpisah kami mendapatkan batu yang bertulis, dengan tulisan kuno. Yang kemudian di angkut oleh Maturi, Lopi, Saya dan Rahman,” tutur Jannatan, pria lulusan FATEPA Universitas Mataram ini.

“Penemuan ini pada hari Kamis, tanggal 20 jam 10 (Wita). Kalau yang kendi, piring, bong dan bulatan gumpalan tanah itu banyak. Namun kalau batu cuma satu,” tambahnya.

Selanjutnya, dikatakan Jannatan benda-benda bersejarah ini akan disimpan dan rencananya mereka akan membuat musium desa.

“Rencanaya kita simpan untuk membuat musium desa,” ucapnya singkat.

Saat ditanya apakah sering menemukan benda-benda kuno atau benda bersejarah di Desa? Jannatan kembali menjelaskan, penemuan kali ini bukan pertama kali saja. Namun, jauh sebelumnya benda-benda kuno kerap kali ditemukan di Desa Sapit.

“Sengaja kita sembunyikan semua hasil penemuan kita, untuk kita publikasikan nanti pada pengukuhan lembaga adat Desa Sapit,” jawabnya.

Razak




Gubernur DR Zul  Jelaskan Teknologi Canggih Yang Mampu Antisipasi Bencana

Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang telah menjadi bagian dalam penanganan korban gempa di Lombok dan Sumbawa diapresiasi dan diberikan penghargaan oleh Gubernur DR Zul

MATARAM.lombokjournal –  Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimasyah mengatakan, saat ini telah hadir teknologi yang sangat canggih untuk mengetahui bencana sebelum terjadi.

Hal itu dikatakan Gubernur NTB yang akrab disapa DR Zul itu dalam acara Seminar Nasional dengan tema “Memotret potensi gempa lanjutan dan upaya mitigasi bencana di Lombok”, di Hotel Aston, Jumat, (28/09).

“Semoga ke depan kita mampu mengantisipasi dan menyiapkan segala sesuatu lebih baik dalam menghadapi bencana,” katanya di hadapan peserta.

Diharapkan, seminar menjadi salah satu upaya nyata sebagai ikhtiar bersama melakukan mitigasi untuk mengantisipasi persoalan bencana.

Kesiapsiagaan dapat terbangun dan  berbagai dampak dari terjadinya bencana dapat diminimalisir.

Selain itu, seminar diharapkan menjadi upaya untuk melatih mental masyakat di NTB, sehingga ke depan mental akan siap ketika bencana itu terjadi.

Dalam acara itu, Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang telah menjadi bagian dalam penanganan korban gempa di Lombok dan Sumbawa diapresiasi dan diberikan penghargaan dari Gubernur DR Zul.

Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Bapak Ahyudin mengaku bangga telah menjadi bagian dari kebangkitan Lombok Sumbawa pasca gempa bumi.

Ia meminta masyarakat NTB untuk dapat mengambil hikmah dari peristiwa gempa bumi beberapa waktu lalu. Ia meyakini dalam waktu tidak lama NTB akan menunjukkan wajah barunya kembali.

“Walaupun bencana tapi dengan itu, kini nama NTB menjadi mendunia,” ujarnya.

Di hadapan Gubernur dan peserta seminar, Ahyudin menegaskan ACT akan tetap menjadi bagian dari proses pemulihan di NTB hingga betul-betul tuntas.

“Jangan berprasangka buruk dengan bencana, karena apa pun yang datangnya dari Allah ujungnya adalah kebaikan, dan itu merupakan energi buat kita,” kata Ahyudin.

AYA/hms




BPJS Cabang Mataram Jelaskan, Tunggakan Peserta Mandiri Lebih Besar

Pihak BPJS Kesehatan tetap akan memberlakukan denda  terhadap peserta yang melakukan penunggakan

MATARAM.lommbokjournal.com – Defisit anggaran yang dialami BPJS Kesehatan, salah satu faktor penyebabnya adalah tunggakan pembayaran iuran  dari peserta mandiri

Kepala BPJS Cabang Mataram, Muhammad Ali mengakui, di wilayah kerja BPJS Cabang Mataram  tunggakan lebih besar terjadi dari peserta mandiri.

“Tunggakan itu lebih besar dari peserta mandiri,” ucapnya ketika ditanya terkait dengan apakah tunggakan dari peserta mandiri ikut menjadi antara lain faktor penyumbang deFisit angaran BPJS Kesehatan,Jumat (28/8) pagi.

Pembayaran iuran peserta yang ditanggung oleh pemerintah daerah tidak ada masalah, dan selama ini dianggap lancar.

“Dari pemerintah daerah alhamdulillah relatif lancar,” ujarnya.

BPJS Kesehatan Cabang Mataram yang membawahi tiga daerah yaitu Kota Mataram, Lombok Barat,Lombok Utara tersebut, telah melakukan upaya-upaya untuk menagih tunggakan dari peserta mandiri.

Bahkan pihak BPJS Kesehatan juga melakukam upaya colecting dengan mendatangi peserta.

Muhammad Ali mengatakan, kepada peserta mandiri disampaikan, status non aktif baru bisa aktif setelah membayar tagihan.

Tidak itu saja, pihak BPJS Kesehatan tetap akan memberlakukan denda  terhadap peserta yang melakukan penunggakan dan baru akan diberikan setelah kepesertaannya aktif, dan 45 hari masuk rumah sakit  mendapatkan perawatan rawat inap.

Terkait seberapa besar jumlah tunggakan iuran dari peserta mandiri, dan berapa lama mereka tidak aktif, Muhammad Ali belum bisa memberikan jawaban pasti,  karena harus membuka data lagi.

“Kalau tanya soal itu, saya belum bisa memberikan informasi karena harus melihat data lengkapnya dulu,” pungkasnya.

AYA




Atasi Kemacetan, Pasar Gunungsari Akan Direlokasi

Kondisi Pasar Gunungsari yang sudah tidak layak digunakan untuk transaksi jual beli membuat para pedagang beralih jualan ke area parkir

LOBAR.lombokjournal.com —  Kemacetan makin parah di jalan utama penghubung antara Mataram dan Lombok Utara, tepatnya di perempatan Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat banyak dikeluhkan pengguna jalan.

Apalagi setelah gempa bumi yang beruntun terjadi di sepanjang Agustus dan menyasar terbanyak di wilayah itu sampai di Kabupaten Lombok Utara, praktis semakin membuat arus lalu lintas menjadi semakin semrawut.

Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya membahas relokasi

Hal tersebut menjadi salah satu bahasan saat Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (FLLAJ) Lombok Barat menggelar rapat kajian aduan masyarakat di Aula Kantor Dinas Perhubungan Lombok Barat di Gerung, Jumat (27/09).

Menurut Kepala Dinas Perhubungan Lombok Barat, Ahmad Saikhu, kemacetan di wilayah itu tidak konstan.

“Itu terjadi saat-saat tertentu saja,” ujar Saikhu menambahkan, faktor bongkar muat barang dan parkir kendaraan yang sering menimbulkan kemacetan.

Ia membenarkan pasca gempa, volume kendaraan dan beralihnya para pedagang di pasar semakin menambah keruwetan jalan.

Bagi Saikhu, seandainya pun jalur utama Mataram-Lombok Utara itu dibuatkan traffict light, justru semakin menambah kemacetan.

“Bisa berkilo-kilo meter macetnya,” ujarnya. Ia lalu menyampaikan wacana pemindahan pasar sebagai alternatif pemecahan masalah.

Menurutnya, kondisi Pasar Gunungsari yang sudah tidak layak digunakan untuk transaksi jual beli telah membuat para pedagang beralih jualan ke area parkir.

Akibatnya, pengalihan fungsi area itu pun membuat badan jalan beralih fungsi juga menjadi area parkir sehingga menimbulkan parahnya kemacetan untuk waktu yang lebih lama.

Di tempat berbeda,  wacana tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lombok Barat, Agus Gunawan.

Menurut Agus, kondisi pasar Gunungsari yang terdampak gempa, sehingga disiapkan pasar darurat menjadi alternatif untuk meminimalisir kemacetan di jalur utama itu.

“Caranya kita relokasi pasar. Ini momentumnya untuk sekaligus kita melakukan penataan wilayah,” terangnya.

Menurut Agus, pihaknya mendorong agar pasar tersebut segera direlokasi ke tempat baru karena akan berdampak pada pengembangan wilayah.

Tempat baru yang disiapkan, tambah Agus, adalah lahan milik Pemkab Lombok Barat seluas kurang lebih 11 hektar yang berjarak kurang dari 100 meter dari pasar lama. Di samping lokasinya yang lebih ke dalam, juga mudah diakses karena setidaknya memiliki tiga akses jalan menuju lokasi tersebut.

“Kita paling butuhnya hanya 2 hektar, sisanya untuk terminal mini dan fasilitas umum lainnya,” papar Agus sembari menyebutkan tipe pasar yang bisa dibangun di area itu sendiri.

Sedangkan untuk lokasi pasar sekarang ini, menurut Agus sedang dikaji untuk dialih fungsikan menjadi taman, pusat kuliner, dan Pasar bagi Industri Kecil Menengah (IKM).

“Kita mau buat menjadi icon buat IKM, karena potensi untuk itu tersedia,” ujarnya.

Harry




Pulihkan Pariwisata, Taufan Sebut Delapan Langkah Quick Win Atasi Pengangguran

Sepinya wisatawan dan ditutupnya hotel serta penginapan telah menyebabkan kemacetan suplai hasil pertanian ke hotel dan penginapan

Taufan Rahmadi

MATARAM.lombokjournal.com ––  Bencana gempa bumi yang mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) selama satu bulan lebih, telah berdampak terhadap berbagai sektor ekonomi.

Di antaranya sektor pariwisata dan ditutupnya pendakian gunung Rinjani di Pulau Lombok.

Masih ditutupnya pendakian gunung Rinjani pasca bencana menyebabkan sekitar  1.200 porter dan guide menganggur.  Sebab masih terjadinya longsoran terus menerus di kawasan Taman Nasional ini.

Tokoh Muda Pariwisata Indonesia,Taufan Rahmadi, mengatakan, gempa bumi di Lombok berdampak juga terhadap sektor pertanian, transportasi dan beberapa hotel maupun homestay dan pelaku wisata di Pulau Lombok.

“Disamping porter dan guide, ada 86 Tour operator , puluhan hotel dan homestay yang juga terkena dampak dari penutupan pendakian ini , belum lagi sektor transportasi dan pertanian,” ungkapnya, mengutip pernyataan Sudiyono, Kepala Balai Taman Nasionap Gunubg Rinjani (TNGR), kepada lombokjournal.com, via WhatsApp, Jumat (28/09) pagi.

Mantan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB ini menambahkan, sepinya wisatawan dan ditutupnya hotel serta penginapan telah menyebabkan kemacetan suplai hasil pertanian ke hotel dan penginapan.

“Dan yang perlu diingat bahwa penutupan pendakian ke Rinjani diperkirakan akan dilakukan sampai akhir tahun 2019,” tutur Taufan.

Melihat kondisi tersebut, menurut Taufan, ada 8 langkah strategis jangka pendek yang dapat dilakukan sebagai quick win.

Pertama, ciptakan produk baru paket wisata dengan memunculkan obyek – obyek wisata baru di seputar kawasan yang berada dalam zona aman.

Kedua, lakukan promosi secara kreatif terkait produk baru paket wisata tersebut; Ketiga, selenggarakan pelatihan bisnis kreatif bagi para pelaku pariwisata setempat. Keempat, berikan kemudahan akses permodalan untuk pengembangan usaha pada sektor pariwisata; Kelima, revitalisasi potensi Desa Wisata yang berada di lingkar kawasan.

Keenam, optimalisasi kerjasama antara pemerintah , swasta dan masyarakat dalam bentuk kesepakatan membantu memperluas pemasaran hasil pertanian.

Ketujuh, memberikan insentif kepada para pelaku usaha pariwisata di kawasan Rinjani untuk melakukan studi banding tentang ” tourism survival ” di negara yang pernah hancur pariwisatanya dikarenakan bencana alam. Kemudian bisa cepat bangkit dan berjaya kembali.

Dan yang kedelapan, bentuk tim ( Rinjani) Crisis Centre yang bertugas melakukan aksi yang cepat dan nyata di dalam mengatasi segala tantangan terkait aktivitas pariwisata di kawasan Rinjani dan sekitarnya.

“Delapan langkah ini tentunya akan dapat diwujudkan apabila kita semua , baik di pusat hingga di daerah bergerak bersama – sama dalam semangat mengembalikan kembali pariwisata NTB,” terang Taufan, pria asal Mataram ini.

Razak