Konser YOI ACOUSTIC, Mengelola Naluri di Ruang Kosong

Tiga serangkai Yuga Anggana, Wing Irawan dan Gde Agus Mega Saputra, bergabung dalam YOI ACOUSTIC,  sedang melakukan konser dari TITIK ke TITIK, layaknya tengah melakukan ‘anjangsana batin’. 

Si anjing putih, buduk//Ia belum makan//Si anjing putih, buduk//Ia belum minum

……………………

lombokjournal.com

“Di tiap tempat kami sedang mengelola naluri di ruang-ruang baru, ruang kosong yang belum kami kenal, naluri harus dilatih agar cepat menanggapi berbagai situasi,” kata Yuga Unggana, usai main musik, berdialog dengan aktivis, dan apresiator lainnya termasuk mahasiswa yang banyak bertanya justru di luar musik.

Yuga Anggana

Wing Irawan

Gde Agus Mega Saputra

 

 

 

 

 

 

 

Di halaman belakang sekretariat SOMASI (Solidaritas Masyarakat Transparansi), LSM anti korupsi, hari Kamis (23/2) sore itu, konser Yoi Acoustic itu sudah ke titik ke empat. Sebelumnya menyellesaikan konser satu di Long Stone, dua di Vee Navhan, dan tiga di Lombok Light Music dan Forges (LLMG).

Di tiap tempat itu, naluri mereka bekerja dalam situasi berbeda. Misalnya di Vee Navhan sungguh menantang, mereka harus bernyanyi tanpa penonton. Bahkan tuan rumah pun ikut bermain.  Bahkan ini tak mudah, karena mereka justru membayangkan bagaimana respon apresiatornya.

Konser tanpa penonton

Konsernya di titik ke empat di LLMG, ketiganya bermain di ruko di pinggir jalan raya yang bising. Namun pengalaman itu justru membuat ‘progres’ perjalanan konsernya. Gde Agus membuat catatan tentang ini ,”sensasi terror bunyi maupun suara eksternal jadi catatan penting dari petualangan tiitik ke titik,” tulis Gde dalam akun facebook-nya.

Situasi itu justru memberinya pemahaman baru yang menarik dan berkesan, saat keberagaman kompleksitas melebur dalam pertunjukan. Situasi itu menawarkan sensasi liar, kebisingan malah menjadi stimulus  memahami ruang fisik maupun imajiner. Naluri kejeliannyanya bekerja menebak kehadiran soundscape.

Di halaman belakang sekretariat SOMASI

Mereka bertiga, seperti diakui Yuga Anggana, tak muluk-muluk untuk dianggap sedang menggelar pertunjukan. “Lebih dari cukup untuk disebut sebagai pertunjukan musik,” kata Yuga. Cukuplah ada karpet sebagai panggung, kehadiran penonton, tubuh-tubuh pemusik dan tentu ada karya yang sedang dikomunikasikan.

Tapi apa yang sedang mereka komunikasikan pada khalayak?

Pertanyaan ini memang mestinya dijawab Wing Irawan, yang menulis syair dan mencipta lagu-lagunya.  Namun tak mudah bagi pesepeda yang sempat berkeliling hampir separuh nusantara, dan ke beberapa negara Asia Tenggara, untuk menjawab pertanyaan yang sederhana pun.

Seperti-syair-syair lagu Wing Irawan, juga seperti artikel-artikelnya yang dimuat di koran-koran. Bahasa baginya “bukan sekedar alat komunikasi dan membangun pengertian publik, tapi berlaku sebagai materi pencitraan diri yang sangat subyektif.”

Lagu-lagu hasil persenyawaan tiga serangkai itu memang menawan. Harus diingat Yuga dan Gde punya latar pendidikan musik yang baik, keduanya menyelesaikan studi S2nya di ISI (Institut Seni Indonesia) Surakarta. Keduanya juga dosen musik di Jurusan Sendratasik Universitas NU di Mataram.  Sedang Wing Irawan, meski bermusik secara otodidak, tapi ia bermusik lebih separuh umurnya.

KONSER TITIK KE TITIK ini jadi menarik, mungkin bukan semata-mata karena musiknya. Ketiganya lebih dari sekedar bermusik ria. Itu berangkat seperti diungkapkan Gde Agus, tentang kegelisahan, kemanusiaan, bahkan terkait arsitektur komunikasi sosial. Dan seterusnya, bagaimana membangun titik menjadi garis, atau menjadi bidang, ruang dan penampakan kreatif lainnya.

Saya kira, Yoi Acoustic salah satu yang membuka harapan, bagaimana berproses mensublimkan “senimu” di jalan yang meyakinkan.

Ka-eS




Pelebaran Jalan Pemenang Sampai Sembalun, Anggarannya 700 Milyar

Jalan raya penghubung di wilayah Utara pulau Lombok, dari Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, hingga Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, akan diperlebar dengan anggaran Rp700 milyar.

Kepala Biro Humas Setda Pemprov NTB, Yusron Hadi

MATARAM.lombokjournal.comp —  Rencana pelebaran jalan di wilayah utara pulau Lombok itu disampaikan Kepala Biro Humas Setda Pemprov NTB, Yusron Hadi, Kamis (23/2), di Mataram.

“Pelebaran jalan sepanjang 80 Km, dari Pemenang, Bayan, sampai Sembalun. Sudah diusulkan dengan anggaran sekitar Rp700 Miliar,” kata Yusron.

Menurutnya, usulan tersebut disampaikan dalam rapat terbatas lintas Kementerian yang dipimpin Presiden Joko Widodo, Selasa (21/2) lalu, di istana negara, Jakarta, yang dihadiri oleh Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi.

Pelebaran jalan di kawasan Utara pulau Lombok itu merupakan bagian upaya percepatan peningkatan infrastruktur di sekitar lokasi rencana pembangunan Global Hub di Lombok Utara.

Gra




KEK Mandalika Juga Menyasar Pengembangan Sekitarnya

Pembangunan KEK Mandalika, tidak semata-mata KEK saja, tapi Pemprov NTB juga mengembangkan kawasan sekitar.

MATARAM.lombokjournal.com – Hal itu dikatakan Kepala Biro Humas Setda Pemprov NTB, Yusron Hadi kepada wartawan, Kamis (23/2) di Mataram. “Mulai dari  Sekotong (Lombok Barat) sampai ujung Timur di Lombok Timur.Jalan by pass lingkar Selatan ini sebagai salah satu upaya kita,”katanya.

Saat ini pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah masih dilakukan pihak Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), selaku pengelola kawasan.

Seiring pembangunan KEK, Pemprov NTB menilai perlu untuk mengembangkan kawasan potensial lain di sekitar KEK, khususnya di wilayah Selatan pulau Lombok.

Yusron mengatakan, pelebaran akses jalan dari Lombok International Airport (LIA) menuju KEK Mandalika, juga masuk dalam pembahasan pada rapat terbatas. Kondisi jalan eksisting dari LIA ke Mandalika saat ini relatif sempit. SehinggaPemprov mengusulkan pelebaran jalan.

“Ada program pelebaran jalan LIA ke kawasan  Mandalika, itu panjangnya sekitar 25 Km dengan anggaran mencapai Rp1,75 Triliun,” katanya.

Menurutnya, pelebaran jalan LIA-Mandalika tidak sampai membangun jalan dua ruas, sehingga tidak akan mengganggu keberadaan Dusun Sasak Sade, di Desa Rembitan, Lombok Tengah.

GRA

 




Pembangunan Jalan By Pass Lingkar Selatan Mencapai 3,41 Triliun

Pemerintah Provinsi NTB mengusulkan pembangunan jalan By Pass Lingkar Selatan pulau Lombok, untuk mendukung pengembangan spot strategis di wilayah tersebut.

Karo Humas Setda Pemprov NTB, Yusron Hadi

MATARAM.lombokjoournal.com — Usulan tersebut disampaikan dalam rapat terbatas lintas Kementerian yang dipimpin Presiden Joko Widodo, Selasa (21/2) lalu, di istana negara, Jakarta, yang dihadiri oleh Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi.

Kepada wartawan, Kamis (23/2) di Mataram, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov NTB, Yusron Hadi menjelaskan, jalan By Pass Lingkar Selatan pulau Lombok sepanjang 177 Km, akan menghubungkan kawasan Lombok bagian Selatan Lombok Barat hingga LOmbok Timur, mulai dari Lembar, Sekotong, Teluk Sepi, Selong Belanak, KEK Mandalika, Teluk Awang, hingga pantai Pink.

“Jalan by pass lingkar Selatan ini sepanjang 117 Km dengan anggaran mencapai Rp3,41 Triliun,” kata Yusron.

Yusron menjelaskan, selain mengusulkan pembangunan jalan by pass lingkar Selatan pulau Lombok, rapat terbatas tersebut juga membahas tentang pengembangan spot-spot potensial yang menjadi  kawasan strategis nasional yang ada  di NTB.

“Dalam rapat itu, Gubernur juga menyampaikan bahwa secara geografis, spot-spot ini juga sangat penting untuk menjaga keseimbangan pengembangan wilayah, pulau Lombok khususnya,” kata Yusron.

Saat ini konstalasi pembangunan pulau Lombok masih terkonsentrasi di bagian Tengah pulau dari Mataram hingga Labuhan Lombok, sedangkan wilayah Selatan dan Utara relatif masih belum berkembang.

Yusron mengatakan, pembangunan jalan by pass lingkar Selatan pulau Lombok merupakan bagian dari upaya pengembangan kawasan Selatan Lombok.

BACA : KEK Mandalika Juga menyasar Pembangunan Sekitarnya

Gra

 

 




Kuliner Pinggir Pantai Kota Tua Ampenan Akan Ditata Seperti Food Court

Kota Tua Ampenan kembali menggeliat.   Tiap malam, sepanjang pantai bekas bandar laut itu dipenuhi pengunjung.  Sayangnya, deretan kursi pinggiran pantai itu banyak menyita ruang publik.

MATARAM.lombokjournal.com —  Menghidupkan Kota Tua Ampenan tanpa membenahi agar lebih sehat dan tertata, justru akan merugikan masyarakat setempat. Misalnya kios penjual makanan yang kini mengatur kursi-kursi yang menyita jalan sepanjang pantai.

Makin banyak pengunjung menyukai kuliner pantai Amenan di malam hari (foto: Lombok Journal)

Penataan dalam waktu dekat yang dilakukan adalah menertibkan kegiatan kuliner sepanjang pantai. Pedagang pinggir pantai yang berjualan makanan saat ini mengatur kursi-kursi untuk pengunjung di sepanjang jalan pantai yang sebenarnya peruntukannya sebagai ruang publik.

“Pemkot membangun jalan, menata tempat itu sebenarnya memberi kesempatan publik menikmati suasana petang di pinggiran pantai ,” tutur Yusril. Tapi sekarang ruang publik itu seperti dimanfaatkan jadi kaplingan pemilik kios.

Menurut Yusril, seluruh kawasan kota tua akan ditata. “Itu akan dilakukan mengajak masyarakat berdialog, dilakukan secara persuasif.  Orientasinya meningkatkan SDM agar masyarakat setempat agar lebih banyak memperoleh manfaat dalam jangka panjang,” kata Yusril Arwan yang mengkomandani pengelolaan kawasan Kota tua Ampenan kepada Lombok Journal, Kamis (23/2).

Pihak yang diberi wewenang Pemkot Mataram untuk mengelola kawasan kota tua, saat ini tengah merancang penataan menyeluruh. Upaya penataan kawasan kota tua itu melibatkan Kepala Lingkungan, Lurah dan Camat Ampenan.

Diungkapkan Yusril, di sepanjang pantai itu akan ditertibkan dengan menata dagang kuliner itu seperti food court. Menjadi lokasi atau kawasan kegiatan kuliner seperti biasa di pusat perbelanjaan, dimana gerai makanan mengatur meja dan kursinya.

Penataan itu selain merapikan  penataan kursi dan meja kegiatan kuliner, sekaligus memberi  kesempatan publik leluasan menikmati suasana pantai.

“Tujuannya untuk kenyamanan pengunjung, sekaligus akan meningkatkan pendapatan masyarakat yang berjualan makanan,” pungkas Yusril.

Re.

 

 

 




KIS Chicken, Sensasi Ayam Krispi Sambal Lombok

Perpaduan kriuk ayam krispi  dan pedas khas sambal Lombok, kini bisa dinikmati sambil jalan-jalan ke kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat.

Sulton Hadi, pemilik KIS Chicken

LOMBOK BARAT.lombokjournal.com —  Menu racikan khas Inaq Siti, kini hadir di KIS Chicken, sebuah kedai kuliner di Jalan Raya Senggigi No 21, Meninting, Kecamatan Batulayar.

“Di kedai ini kita coba tawarkan menu spesial ayam krispi sambal khas Lombok sebagai menu andalan, dan ternyata lumayan digemari pelanggan,” kata pemilik KIS Chicken, Sulton Hadi (35), kepada Lombok Journal.

Selain ayam krispi sambal khas Lombok, KIS Chicken juga menawarkan belasan menu makanan dan minuman.

Menurut Sulton, semua menu merupakan perpaduan produk makanan cepat saji berkarakter krispi, dengan resep bumbu lokal Lombok, termasuk sambal khasnya; sambal bajak.

Sulton mengaku membuka kedai KIS Chicken agar bisa berkreasi lebih mantap di bidang kuliner. Salah satunya dengan memadukan konsep kuliner modern dan tradisional.

Pengalaman yang ia dapatkan selama beberapa tahun bekerja di sebuah kedai waralaba ayam krispi, dan juga sebuah Caffe ternama di Mataram, ia padukan dengan resep menu tradisional yang dikuasai ibu mertuanya, Inaq Siti.

Menu ayam krispi sambal khas Lombok di KIS Chicken

“Kebetulan saya ada pengalaman di waralaba dan mertua saya juga pandai membuat menu makanan khas Lombok. Jadi menu di KIS Chicken ini benar-benar perpaduan modern dan tradisional,”katanya.

KIS Chicken sendiri merupakan singkatan dari Khas Inaq Siti, yang juga diambil dari nama sang mertua, Inaq Siti.

Mendukung Pariwisata

Bukan saja untuk kebutuhan masyarakat lokal di NTB, menurut Sulton, membuka usaha KIS Chicken juga bertujuan mendukung dunia pariwisata di NTB, khususnya Lombok. “Kami ingin agar wisatawan yang berkunjung ke Lombok juga bisa menikmati alternatif kuliner di KIS Chicken,” katanya.

Letak kedai KIS Chicken yang dekat dengan kawasan wisata Senggigi diharapkan bisa memudahkan bagi wisatawan untuk mampir.

GRA




Balai Pengelolaan Transportasi Darat Juga Dibangun di NTB

Kementerian Perhubungan RI akan membentuk 25 Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) di sejumlah Provinsi, termasuk di NTB mulai tahun 2017

MATARAM.lombokjournal.com  —  BPTD merupakan unit kerja baru dibawah Kemenhub, yang didalamnya akan mencakup kerja Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (OPP).

“Dengan telah dikeluarkannya PM 154 Tahun 2016 maka peran OPP akan melebur di Unit Pelaksana Teknis (UPT) baru bernama Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD),” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kemenhub RI, Pudji Hartanto, Selasa (21/2)  saat membuka Rapat Kerja dan Koordinasi OPP Lembar di Mataram, NTB.

Pudji mengatakan, dengan mengacu pada PM 154 Tahun 2016 maka Kemenhub akan membentuk 25 BPTD di seluruh wilayah Indonesia. BPTD ini akan membawahi Terminal Tipe A dan Jembatan Timbang yang berada di wilayahnya.

Dijelaskan, Undang-Undang 23 Tahun 2014 mengamanatkan, terminal tipe A dan Jembatan Timbang beralih kewenangannya kepada pemerintah pusat dalam hal ini  Kementerian Perhubungan.

“Oleh karenanya untuk meningkatkan pelayanan perlu dilakukan pembenahan baik peralatan maupun personilnya,” kata Pudji.

Menurutnya, sesuai arahan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat pengukuhan personil Terminal Tipe A dan Jembatan Timbang, perlu ada peningkatan pelayanan baik terminal maupun Jembatan Timbang.

Peningkatan pelayanan ini diperlukan karena tugas memang sebagai pelayan masyarakat.

“Kuncinya melalui 5 (lima) mau. Mau berubah, Mau turun ke lapangan, Mau tegur sapa, Mau terima saran, Mau berbuat,” kata Pudji.

25 BPTD yang akan terbentuk antara lain di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepri, Jambi, Bengkulu dan Lampung, Sumatera Selatan dan Babel,  Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY, Jawa Timur, Bali dan NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kaltara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, serta Papua dan Papua Barat.

Lebih lanjut Pudji mengatakan, pembentukan BPTD ini karena alasan efektivitas dan efisiensi karena BPTD akan lebih fokus dalam mengembangkan wilayah kerjanya.

“Melalui 5 mau yang saya sampaikan tadi dan ditambah dengan penggunaan Teknologi Informasi akan mengurangi celah pungli, dan tidak bosan-bosan saya sampaikan kepada para pegawai untuk Tidak Pungli,” ujar Pudji.

Gra




Presiden Jokowi Minta Pertumbuhan Ekonomi NTB Dijaga

Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan  salah satu provinsi yang tumbuh sangat pesat dalam tiga tahun terakhir ini. Dalam tiga tahun berturut-turut perekonomian NTB tumbuh lebih tinggi dari perekonomian nasional

JAKARTA.lombokjournal.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan itu dalam dalam rapat terbatas tentang Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas di Provinsi NTB, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/2) sore.

“Jadi pada 2015 (tumbuh) 9,2%, 2016 (tumbuh) 5,81%. Tetap masih diatas rata-rata nasional kita,” kata Presiden Jokowi

Dalam rapat terbatas yang juga dihadiri Gubernur NTB, M Zainul Majdi itu, Presiden Jokowi meminta agar momentum pertumbuhan yang tinggi itu harus terus dijaga, harus ditingkatkan lagi, dan harus juga terus diperhatikan aspek pemerataan ekonomi. Khususnya dalam meningkatkan pendapatan warga maupun menurunkan angka kemiskinan di NTB.

Berdasarkan data yang dimilikinya, menurut Presiden, pendapatan per kapita masyarakat NTB saat ini Rp 23,74 juta/tahun atau setengah dari rata-rata nasional.

“Begitu juga dengan penduduk miskin, meski menurun dari waktu ke waktu, namun (Kemiskinan NTB) masih di atas angka nasional,” katanya.

Untuk itu, Presiden meminta kepada seluruh Kementerian dan Gubernur untuk memperhatikan beberapa hal, antara lain secara sektoral perekonomian di NTB disokong oleh sektor pertanian.

“Besarnya sumbangan sektor pertanian dalam menggerakkan perekonomian daerah di NTB harus terus ditingkatkan, sehingga NTB tetap bisa menjadi salah satu daerah penghasil utama beras di Indonesia,” tukas Presiden.

Ia meminta agar pembangunan infrastruktur pertanian, seperti bendungan, waduk dan saluran irigasi bisa terus dilanjutkan dan diprioritaskan, termasuk penyiapan sarana prasarana pertanian.

Sementara terkait dengan sektor pertambangan di NTB, Presiden Jokowi meminta agar betul-betul bisa berkontribusi pada penciptaan nilai tambah di daerah. Bukan hanya pada penyerapan tenaga kerja, tapi juga dalam menggerakkan multiplayer effect baik untuk pengembangan industri turunannya, maupun dalam menggerakkan ekonomi di sekitar wilayah tambang.

Terakhir, yang berkaitan dengan kawasan ekonomi khusus pariwisata di Mandalika, Presiden Jokowi meminta bisa diselesaikan berbagai hambatan yang terjadi di proyek pembangunan infrastruktur penunjangnya.

Presiden meyakini, kesiapan infrastruktur, termasuk pengembangan Bandara Internasiona Lombok, pembangunan infrastuktur air bersih dan listrik akan berdampak pada kecepatan pengembangan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Mandalika.

“Saya juga minta agar dalam pengembangan sektor pariwisata di Kawasan Mandalika ini betul-betul memperhatikan dampaknya bagi ekonomi rakyat, terutama sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah),” ujar Presiden.

Rapat terbatas itu selain dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla,  juga Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menhub Budi K. Sumadi, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Wakil Menteri ESDM Archandra Taher, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, Menteri Agraria/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan Gubernur NTB, M Zainul Majdi.

 

Gra/Setkab




Rakor TPID, Laju Inflasi NTB Rendah

Untuk mengendalikan stabilitas harga, jajaran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTB menggelar rapat koordinasi (rakor) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB di Mataram, Selasa (21/2).

MATARAM.lombokjournal.com —  Rakor tersebut merupakan rapat perdana TPID di tahun  2017.  “Rapat ini menjadi wadah koordinasi kebijakan untuk mengendalikan stabilitas harga,” kata Kepala Biro Perekonomian Provinsi NTB, Manggaukang Raba, yang memimpin jalannya rakor.

Menurutnya, laju inflasi NTB yang rendah di tahun 2016 lalu, tidak lantas membuat langkah-langkah pengendalian inflasi terhenti.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTB, Prijono menjelaskan, laju inflasi NTB tahun 2016 cukup rendah, yakni sebesar 2,61% (yoy).  Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,02% (yoy), atau inflasi NTB tahun 2015 yang sebesar 3,41% (yoy).

“Perlu dicermati bahwa rendahnya inflasi NTB tahun 2016 tersebut lebih disebabkan karena rendahnya harga komoditas yang diatur pemerintah (administered price) yang mengalami deflasi mencapai 2,97% (yoy),” kata Prijono.

Lebih lanjut Prijono mengatakan, inflasi komoditas pangan dengan harga bergejolak (volatile food) masih cukup tinggi sebesar 4,53% (yoy), yang disumbang oleh beberapa komoditas pangan seperti bawang merah, beras, tomat sayur, maupun aneka ikan.

TPID memperkirakan capaian inflasi 2017 masih berada dalam sasaran targetnya yaitu 4+1% (yoy).  “Namun demikian terdapat beberapa risiko inflasi yang perlu dicermati,” kata Prijono.

Risiko itu antara lain, perubahan cuaca dan anomali iklim yang berisiko mengganggu produksi tanaman pangan maupun hortikultura,  meningkatnya permintaan masyarakat seiring dengan peningkatan kunjungan wisatawan ke NTB, dan penyesuaian tarif BBM, Elpiji, dan Listik, seiring dengan fluktuasi harga minyak dunia.

Rapat koordinasi TPID mengharapkan laju inflasi sepanjang tahun 2017 dapat rendah dan lebih stabil, tidak berfluktuasi sebagaimana terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa rekomendasi yang dihasilkan pada rapat TPID tersebut adalah pentingnya menyusun neraca beberapa komoditas inflasi secara lebih akurat, dengan periode data bulanan.

“Selain itu, peran pemerintah dalam mengatur tata niaga pangan perlu diperkuat, mengingat tingginya harga komoditas pangan di NTB terindikasi karena banyaknya arus komoditas pangan yang keluar NTB,” katanya.

Akses informasi harga pangan kepada masyarakat pun perlu diperluas. Saat ini informasi harga pangan sudah tersedia untuk lingkup Kota Mataram dan Kota Bima, yang dapat diakses di website www.hargapangan.id.

Ke depan, diharapkan informasi harga pangan di NTB dapat lebih terintegrasi hingga ke seluruh pasar di Kab/Kota yang ada di Provinsi NTB.

 

Gra




Paket Pernikahan luxury di Hotel Golden Tulip Mataram

 Paket pernikahan dengan konsep luxury dengan harga bersaing ala Hotel Golden Tulip Mataram. 

MATARAM.lombokjournal.com – Hotel Golden Tulip menawarkan paket pernikahan konsep luxury dengan harga yang tak merisaukan. “Kami tawarkan mulai dari Rp30 juta untuk 100 orang,” kata Food & Beverage Manager Golden Tulip Mataram, M Ikhsan,  Selasa (21/2).

Biaya sebesar itu termasuk gratis sewa tempat, set up meja dan kursi untuk 100 orang. Dan yang menarik, termasuk gratis menginap satu malam di Deluxe Room untuk pasangan mempelai.

Beragam fasilitas seperti test food untuk enam orang, menu spesial dari Chef L. Slinggara Fuji

Ikhsan menuturkan, Lombok memiliki pesona alam yang indah. Mulai dari pantai, persawahan dan juga pegunungan. Pesona keindahan ini memberikan kemudahan bagi customer yang ingin mengadakan acara pertunangan atau pernikahan dengan konsep outdoor (luar ruangan), dan salah satu lokasi yang menawarkan hal itu adalah Golden Tulip Mataram.

Lebih lanjut dijelaskannya, paket yang ditawarkan mencakup beragam fasilitas seperti test food untuk enam orang, menu spesial dari Chef L. Slinggara Fuji, gratis penggunaan ruangan/lokasi outdoor dan gratis menginap satu malam di Deluxe Room.

Hotel Golden Tulip Mataram memiliki Roof Garden dengan kapasitas 500 orag. Tersedia juga area indoor  yang berkapasitas 400 orang.

Salah seorang tamu yang merayakan pernikahan putra-putrinya di Golden Tulip Mataram, Yunita mengatakan, acara pernikahan anak yang diseleenggarakan di Golden hotel Mataram menggunakan dua area baik indoor maupun outdoor dengan tamu mencapai 450 orang berjalan lancar.

“Pelayanan bagus, makanannya enak, dan tempatnya jelas bagus. Pokoknya mengadakan acara di hotel ini sudah komplit semua,” kata Yunita.

Namun paket yang ditawarkan belum termasuk dekorasi dan hiburan di hari berlangsung resepsi. Namun pihak hotel sudah menjalin kerjasama dengan beberapa vendor agar dapat menyediakan kebutuhan sesuai keinginan tamu.

Golden Tulip Mataram merupakan hotel yang berlokasi di Jalan Utama yaitu Jalan Sudirman No.40, Kota Mataram di area pusat perkotaan dengan jarak hanya 45 menit dari bandara tepatnya.

Gra