Rp1,1 T Dana Upsus SIWAB untuk Tingkatkan Populasi Sapi Nasional

LOMBOK BARAT.lombokjournal.com — Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, I Ketut Diarmita mengatakan,  program Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus SIWAB) merupakan salah satu program prioritas pemerintah di sektor peternakan untuk memacu tingkat kelahiran ternak Sapi nasional.

“Selama ini kontribusi populasi ternak lokal terhadap kebutuhan nasional relatif rendah. Program Upsus SIWAB ini merupakan bagian intervensi pemerintah untuk mendorong loncatan populasi ternak khususnya Sapi,” kata Ketut, Selasa (28/2) lokasi peluncuran Upsus SIWAB secara nasional yang dilakukan di Komplek Agro Eduwisata, Desa Lelede,Kecamatan Kediri, Lombok Barat.

Menurutnya, untuk program tersebut pemerintah mengalokasikan sekitar Rp1,1 Triliun untuk program ini untuk pelaksanaan di semua Provinsi,” kata Ketut.

Ia menjelaskan, dengan anggaran Rp1,1 Triliun itu program Upsus SIWAB akan dilakukan tahun ini di seluruh Provinsi termasuk NTB.

Dana tersebut untuk kebutuhan sarana dan prasarana seperti kontainer dan frozen semen atau semen beku, inseminasi KIT serta operasional di lapangan.

Dalam program Upsus SIWAB ini, pemerintah mewajibkan semua Sapi induk yang sudah masuk masa bunting, harus bunting melalui insemsinasi buatan (IB).

Berdasarkan tahun-tahun sebelumnya, data Kementan RI menunjukan raihan IB secara nasional kurang bagus, hanya berkisar 70-76 persen pertahun. Jadi belum semua Sapi induk yang masuk masa bunting, terlayani IB setiap tahun.

“Nah, Upsus SIWAB Ini bentuk intervensi pemerintah agar IB bisa 100 persen. Dengan program ini maka setiap peternak yang punya Sapi induk bisa dapat IB gratis, bahkan pemiliknya dapat insentif, dan Sapinya wajib bunting,” katanya.

Melalui program ini, papar Ketut, Kementan RI menargetkan melakukan IB terhadap sekitar 4 juta Sapi induk yang tersebar di seluruh Provinsi di Indonesia,”Sehingga kita asumsikan pada 2018 itu akan bertambah sekitar 3 juta pedet Sapi hasil IB,” katanya.

NTB termasuk salah satu Provinsi penghasil ternak Sapi secara nasional, selain Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, dan Bali.

GRA




NTB Komitmen Dukung Upsus SIWAB

LOMBOK BARAT.lombokjournal.com – Pemerintah NTB dan jajaran Pemda Kabupaten se-wilayah NTB berkomitmen mendukung peningkatan populasi ternak Sapi melalui pelaksanaan program Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus SIWAB).

akil Gubernur NTB, H Muhammad Amin mengatakan, Pemprov NTB memberi apresiasi pada pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian yang telah memilih NTB sebagai lokasi peluncuran Upsus SIWAB.

NTB yang memiliki jargon “Bumi Sejuta Sapi”, menurut Amin, juga akan siap melaksanakan program Upsus SIWAB di daerahnya.

“Kita berkomitmen mensukseskan Upsus SIWAB ini, karena di NTB ini sub sektor peternakan merupakan bagian strategis dalam pembangunan daerah terutama untuk pengentasan kemiskinan, selain sektor pertanian dan juga pariwisata,”kata Muhammad Amin, Selasa (28/2) di lokasi peluncuran Upsus SIWAB di Desa Lelede, Kecamatan Kediri, Lombok Barat.

Amin menjelaskan, saat ini di NTB tercatat populasi ternak Sapi mencapai 1,19 Juta ekor tersebar di pulau Lombok dan Sumbawa.

Dengan populasi tersebut, setiap tahun NTB mampu mengirimkan sekitar 10 ribu ekor bibit Sapi ke sejumlah Provinsi lain, dan sekitar 40 ribu ekor Sapi potong untuk kebutuhan daging nasional.

Menurut Amin, pemerintah NTB juga terus mendorong agar pola peternakan Sapi di NTB yang dilakukan petani tidak lagi menjadi usaha sambilan, tetapi digeluti secara serius sebagai bisnis yang mendatangkan keuntungan.

“Sapi dan Kerbau di NTB memiliki nilai ekonomis dan strategis, banyak masyarakat kami yang bisa menyekolahkan anak, bahkan naik haji dengan hasil ternak ini. Jadi pemerintah terus dorong agar peternakan Sapi ini jangan jadi usaha sampingan atau sambilan lagi,” katanya.

Dalam program Upsus SIWAB, Provinsi NTB mendapat dana sebesar Rp26 Miliar, dengan target melakukan IB terhadap sekitar 140 ribu ekor Sapi induk yang tersebar di 8 daerah Kabupaten sewilayah NTB di pulau Lombok dan Sumbawa.

GRA




NTB Kebagian Rp26 Miliar Pelaksanaan Sapi Wajib Bunting

LOMBOK BARAT.lombokjournal.com – – Kementerian Pertanian RI mengucurkan dana sebesar Rp26 Miliar untuk pelaksanaan program Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus SIWAB) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)tahun 2017 ini.

“Dana ini untuk pelaksanaan Upsus SIWAB di delapan Kabupaten di NTB tahun ini,” kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, I Ketut Diarmita saat membuka Gebyar Upsus SIWAB, Selasa (28/2), di kompleks Agro Eduwisata di Desa Lelede, Kecamatan Kediri, Lombok Barat.

Program Upsus SIWAB merupakan program pemerintah melalui Kementan RI yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah populasi ternak Sapi nasional, melalui peningkatan teknik inseminasi buatan (IB) terhadap Sapi betina induk.

Dengan alokasi dana Rp26 Miliar itu, papar Ketut, NTB ditargetkan bisa melakukan inseminasi buatan (IB) pada sekitar 140 ribu ekor Sapi induk sepanjang 2017 ini.

“Target untuk NTB itu sekitar 140 ribu tahun ini. Jadi kira-kira dalam itu harus ada 395 ekor Sapi induk yang di IB setiap hari. Ini perlu kerja keras,” katanya.

Ketut mengatakan, secara nasional Kementerian Pertanian RI mengucurkan anggaran sekitar Rp1,1 Triliun tahun ini, untuk meningkatkan jumlah populasi Sapi nasional dengan teknik inseminasi buatan (IB), melalui program Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus SIWAB).

BACA :

Peluncuran Upsus SIWAB secara nasional dilakukan di Komplek Agro Eduwisata, Desa Lelede,Kecamatan Kediri, Lombok Barat, Selasa (28/2), dihadiri Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, I Ketut Diarmita, Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak, Surahman, Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin, jajaran Pemda Lombok Barat, dan Pemprov NTB, serta 500 peserta dari kelompok petani peternak Sapi di pulau Lombok.

GRA




PBHBMI Menduga Ada Intervensi dalam Kasus Rabitah

Diduga ada intervensi pihak tertentu dalam kasus Rabitah

Muhamad Saleh saat mendampingii Rabitah menghadap Bupati Lombok Utara

MATARAM.lombokjournal.com – – Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran Indonesia (PBHBMI) NTB menduga ada intervensi pihak tertentu dalam kasus Sri Rabitah, menyusul keterangan pihak Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB Selasa (28/2) yang menyatakan organ ginjal di tubuh Sri Rabitah (25), mantan TKW warga Desa Sesait, Lombok Utara, masih lengkap.

Koordinator PBHBMI NTB, Muhammad Saleh mengatakan, ada kejanggalan dari keterangan pihak RSUP NTB. “RSUP NTB memberi keterangan pada Rabitah bahwa ginjalnya masih lengkap, tanpa melakukan pemeriksaan ulang,” katanya.

Menurut Saleh, pernyataan Rabitah bahwa ginjalnya diduga dicuri itu berdasarkan keterangan lisan dokter dan dokumentasi hasil rongten terhadap Rabitah.

“Dalam pertemuan dengan Bupati Lombok Utara juga dibacakan oleh dokter hasil rongtennya tidak nampak ginjal kanannya,” katanya.

Saleh mengatakan, pihaknya menduga ada tekanan dari pihak tertentu. Sebab dalam pertemuan dengan Wakil Direktur Pelayanan RSUP NTB, Agus Rusdi, tidak bersedia mempertemukan pihak Rabitah dengan beberapa dokter yang memeriksa Rabitah sebelumnya.

Apalagi, papar Saleh, tanpa melakukan pemeriksaan ulang tapi kemudian pihak RSUP NTB menganulir keterangan sebelumnya, itu juga salah. “Kalau tanpa pemeriksaan ulang dan menganulir bahwa ginjal Rabitah lengkap, itu patut saya curigai ada apa?,”tukasnya bertanya.

Ia menambahkan, kalau pun ginjalnya masih lengkap, lantas kenapa ada selang di tubuh Rabitah.

“Bagaimana pun melakukan operasi tanpa persetujuan yang bersangkutan adalah melanggar hak azasi,” tegas Saleh.

Menurut Saleh, PBHBMI NTB akan berupaya membawa Rabitah untuk diperiksa dan dirawat di Jakarta agar kasus yang menimpanya bisa dikawal pemerintah pusat.

“Rabitah sudah bersedia dan sudah minta izin keluarganya. Kami akan terus kawal, yang terpenting saat ini bagaimana kondisi kesehatan Rabitah pulih dulu,” katanya.

GRA




Ginjal Rabitah Masih Lengkap Kata RSUP NTB

Sri Rabitah yang semula ginjalnya dikabarkan sudah hilang, ternyata masih ada di tubuhnya

MATARAM.lombokjournal.com – –  Hal itu dikatakanPihak Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB bahwa organ ginjal di tubuh Sri Rabitah (25), mantan TKW warga Desa Sesait, Lombok Utara, masih lengkap. Namun tindakan medis tetap perlu dilakukan karena masih ada selang di tubuh Rabitah.

“Sejak awal, kami tidak pernah memberi keterangan bahwa ginjal yang bersangkutan tidak ada. Ginjalnya masih ada, tapi ada selang juga di dalamnya,” kata Wakil Direktur Pelayanan RSUP NTB, Agus Rusdi, kepada wartawan, Selasa (28/2) di RSUP NTB.

Sebelumnya Sri Rabitah diduga menjadi korban pencurian ginjal, saat bekerja di Doha, Qatar pada 2014 silam.

Menurut Agus, hasil pemeriksaan terhadap ginjal Rabitah dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan radiologi seperti rongten, city scan, dan juga potret USG.

Ia menjelaskan, Sri Rabitah merupakan pasien rujukan dari RSUD Tanjung, Lombok Utara, dengan keluhan penyakit dalam.

Kepala Biro Humas Setda Pemprov NTB, Yusron Hadi

Kepala Biro Humas Pemprov NTB, Yusron Hadi melalui rilis pers, Selasa (28/2) menegaskan, bahwa ginjal Sri Rabitah masih lengkap.

“Sesuai hasil pemeriksaan dokter spesialis radiologi RSUP NTB, Dr Dewi Anjarwati, menyatakan bahwa kedua ginjal yg bersangkutan masih ada,” kata Yusron.

Adapun rasa sakit di bagian perut Rabitah, perlu tindakan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan penyebabnya.

Menurut Yusron, perkembangan pemeriksaan dari RSUP NTB itu juga sudah dilaporkan ke pihak Kementerian Tenaga Kerja RI dan BP3TKI NTB di Mataram.

BACA : PBHBMI Menduga Intervensi Pihak Tertentu Dalam Kasus Rabitah

Sri Rabitah didampingi keluarga dan tim Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran Indonesia (PBHBMI) NTB, Selasa (28/2) datang ke RSUP NTB untuk menjalani pemeriksaan kesehatan lanjutan.

 GRA




BP3TKI Mataram Pastikan Tindak Lanjuti Kasus Rabitah

Pihak BP3TKI Mataram menyatakan akan menindaklanjuti dan menangani kasus dugaan pencurian ginjal  yang menimpa Sri Rabitah (25), mantan TKW warga Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara.

LOMBOK UTARA.lombokjournal.com – –   Hal itu dilakukan karena Sri Rabitah tercatat sebagai TKW yang berangkat secara legal dan terdata di BP3TKI.

Kepala Seksi Perlindungan dan Pembinaan TKI BP3TKI Mataram, Noerman Adhiguna menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan berkas yang dilakukan pihaknya, Rabitah terdata dalam daftar TKW asal NTB yang bekerja di Qatar pada Juni 2014.

“Artinya keberangkatan dan penempatan Rabitah di Qatar ini resmi, sehingga apa yang menimpanya akan kami tangani,”kata Noerman, saat menghadiri pertemuan dengan Sri Rabitah dan Pemda KLU, Senin (27/2) di kantor Bupati setempat.

Noerman menjelaskan, pada 2014 belum ada larangan pengiriman TKI untuk 21 negara Timur Tengah, sebab larangan baru ada setelah tahun 2015.

Untuk kasus yang menimpa Rabitah, menurut Noerman, BP3TKI akan mengklarifikasi ke PPTKIS atau perusahaan pengerah TKI yang memberangkatkan Rabitah.

“Kami akan mendalami hasil pemeriksaan RSUD Provinsi NTB, dan dalam waktu dekat akan segera koordinasi dengan pihak Kemenlu dan perwakilan RI di Qatar,”katanya.

Dalam pertemuan tersebut pihak BP3TKI Mataram juga menyerahlan bantuan dana untuk Rabitah. Bantuan sebesar Rp1 juta diserahkan oleh Noerman kepada Rabitah.

Sementara, perwakilan Dinas Kesehatan Lombok Utara, Abdul Kadir, membenarkan hasil rongten terhadap Rabitah yang dilakukan di RSUP Provinsi NTB di Mataram menunjukan bahwa ginjal bagian kanan Rabitah hilang.

“Dari hasil rongten memang jelas terdeteksi bahwa organ ginjal kanannya tidak tervisualisasi, atau tidak ada lagi,”katanya, saat menunjukan hasil rongten Rabitah.

GRA




Bupati KLU Akan Surati Presiden

Bupati Lombok Utara, Najmul Ahyar menyikapi serius kasus yang dialami Sri Rabitah, TKW yang diduga jadi korban pencurian ginjal di Qatar.

LOMBOK UTARA.lombokjournal.com – – Dalam pertemuan dengan Rabitah dan PBHBMI NTB, Senin (27/2), Bupati juga memanggil seluruh jajaran terkait seperti pihak RSUD Tanjung, Dinas Kesehatan Lombok Utara, dan juga pihak BP3TKI Mataram.

Pemkab Lommbok Utara  akan mendampingi seluruh proses operasi Rabitah hingga tuntas. “Untuk kasus kehilangan ginjal, kami akan menyuarakan ini secara nasional agar bisa ditelusuri,” kata Bupati Najmul Ahyar.

Menurut Najmul, pihaknya akan bersurat terkait apa yang dialami Rabitah ke Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Luar Negeri, Perwakilan Indonesia di Qatar, Komnas HAM di Jakarta.

“Kami juga akan bersurat ke Presiden. Ini harus jadi gerakan bersama harus disuarakan, karena kasus yang menimpa Rabitah ini pelanggaran azas kemanusiaan dan juga pelanggaran HAM,”kata Najmul.

Menurut Najmul, gerakan bersama secara nasional ini penting, sebab bisa jadi Rabitah hanyalah satu dari sekian banyak kasus yang menimpa TKI di luar negeri, namun tidak terungkap.

GRA

 




TKW Korban Pencurian Ginjal Asal KLU, Datangi Bupati

Sri Rabitah (25), seorang mantan TKW asal Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, diduga menjadi korban pencurian ginjal saat bekerja di Kota Doha, Qatar, Timur Tengah.

LOMBOK UTARA.lombokjournal.com —  Bersama keluarganya Sri Rabitah mendatangi Kantor Bupati Lombok Utara, melaporkan apa yang dialaminya. Kedatangannya melapor ke Bupati KLU, Najmul Ahyar  itu didampingi tim dari Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran Indonesia (PBHBMI) cabang Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin  (27/2),.

Di hadapan Bupati Najmul Ahyar, dan jajaran Pemda Lombok Utara, Sri Rabitah mengungkapkan, ia bekerja di Doha, Qatar pada pertengahan Juni 2014 silam.

Sebuah agensi bernama Alzajirah di Kota Abudhabi  menyalurkan Rabitah sebagai pembantu rumah tangga di rumah majikan bernama Madam Gada di Kota Doha. “Di sana selain majikan saya suami istri, ada juga ibu majikan saya yang kelihatan sedang sakit,” kata Rabitah.

Tiga hari bekerja di rumah majikannya itu, Rabitah diajak ke sebuah Rumah Sakit di Kota Doha. Alasan majikan agar Rabitah di cek medikal ulang.  Namun di RS tersebut, Rabitah justru diminta menjalani operasi.

“Yang mengoperasi seorang dokter dari Malaysia, dia bilang tenang saja. Saya dibawa ke ruangan operasi dan tidak bisa melawan karena sudah disuntik bius,” katanya.

Menurut Rabitah, ia tak sadarkan diri sejak pukul 6 pagi waktu Qatar, hingga pukul 6 pagi selanjutnya. Begitu sadar, Rabitah merasakan sakit di bagian pinggang kanannya. Ternyata ada bekas operasi disana.

Setelah dari RS itu, majikan Rabitah tidak membawanya pulang ke Doha, tetapi mengembalikan Rabitah ke agensi Alzajirah di Kota Abudhabi.

“Saya tidak tahu kenapa saya dioperasi. Saya dikembalikan ke kantor agen, dan saya berkali-kali disiksa,” katanya.

Pasca kejadian itu Rabitah sempat tiga kali disalurkan ke majikan lain di Doha. Namun karena sakit pasca operasi, Rabitah tidak mampu bekerja dan selalu mendapat siksaan majikan.

“Saya sudah putus asa, tapi untung saja majikan yang terakhir orangnya baik. Dia tahu saya sakit dan dia meminta agensi memulangkan saya ke Indonesia,” katanya. Rabitah dipulangkan ke Indonesia melalui Bandara Juanda Surabaya pada 24 Juli 2014.

Baru Sadar Ginjalnya  Hilang

Sejak kembali ke kampung halaman di Desa Sesait Lombok Utara, hingga awal 2017, Rabitah tidak menyadari kalau ginjal kanannya hilang. Ia baru mengetahui ketika memeriksakan kesehatannya ke RSUD Tanjung Lombok Utara, awal Januari 2017.

BACA JUGA :

Bupati KLU Akan Surati Presiden

BP3TKI  Mataram Pastikan Tindak Lanjuti Kasus Rabitah

“Saya minta pemerintah menuntut pelakunya. Saya tidak rela dunia dan akhirat ginjal saya dicuri. Kalau mereka minta baik-baik mungkin ,” katanya.

Koordinator Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran Indonesia (PBHBMI) NTB, Muhammad Saleh menjelaskan, Rabitah sering sakit-sakitan dan kondisi tubuhnya lemas, sepulang dari Qatar 2014 silam.

“Karena tidak tahan penyakitnya, ia berobat ke RSUD Tanjung dan dirujuk ke RSUD Provinsi NTB di Mataram. Yang membuat kaget, hasil pemeriksaan menyatakan ginjal kanan Rabitah tidak ada lagi,” kata Saleh. Menurutnya, ada dugaan ginjal Rabitah digunakan untuk transplantasi kepada ibu majikan yang sedang sakit.

Saleh menambahkan, selain kehilangan ginjal kanan, Rabitah mengalami sakit lantaran masih ada benda asing di lokasi ginjal kanannya. Hal ini mengharuskan Rabitah menjalani operasi pengangkatan.

“Kami mendampingi Rabitah ke Pemda Lombok Utara agar bisa diperhatikan. Dia harus operasi di RSUD Provinsi NTB pada 2 Maret mendatang,” kata Saleh.

Selainminta dukungan proses operasi Rabitah, Saleh juga minta Pemda Lombok Utara bersikap atas dugaan pencurian organ ginjal Rabitah. Diduga Rabitah korban jaringan penjualan organ dalam.

“Ini kejahatan serius. Ada beberapa kasus juga terjadi sebelumnya, namun tidak bisa terungkap karena korbannya meninggal dunia. Rabitah bisa menjadi pintu masuk membongkar sindikat ini,” tegas Saleh.

GRA




Peluncuran Buku Puisi ‘Hai Aku Sent to You’ Noorca

Noorca Marenda Massardi meluncurkan buku kumpulan puisi Hai Aku Sent To You, di Mataram, Lombok, Sabtu (25/2) malam.  Puisi yang disebutnya hai-aku itu menerapkan (sebagian) aturan-aturan struktur puisi Haiku.

MATARAM.lombokjournal.com

Diskusi peluncuran buku puisi ‘Hai Aku Sent To You’, dari kiri: Zaeni Muhammad, Noorca M. Massardi Kongso Sukoco, dan Dr Abudu Wahid. (foto; Lombok Journal)

Penulis novel, naskah drama dan penyair Noorca M. Massardi mendapat sambutan hangat dari sekitar 50 orang dari berbagai komunitas seni di Mataram, NTB, dalam acara peluncuran kumpulan puisi terbarunya Hai Aku Sent To You.  Dalam puisi terbarunya yang ketat mengikuti struktur tradisi penulisan puisi Haiku Jepang itu, Noorca juga sempat bertanya jawab dengan komunitas Haiku di Mataram.

Menurut Noorca, ia tertarik menulis gaya tradisi puisi Jepang itu setelah sempat menemani salah seorang pemenang penulisan puisi Haiku. “Dalam acara itu saya spontan menulis dan membaca Haiku,” katanya tentang perkenalannya dengan Haiku yang terjadi di bulan Desember 2016.

Dalam peluncuran buku yang berlangsung di POST (Paox Open Stage), salah satu komunitas seni di Mataram, diramaikan dengan penampilan Yoi Acoustic (Wing Irawan, Gde Agus Mega Saputra dan Yuga Anggana) satu kelompok musik akustik yang sangat populer di Mataram. Noorca sempat membaca puisi diiringi kelompok tersebut.

Bisa dikatakan, Noorca M. Massardi merupakan salah satu dari jumlah yang sangat sedikit dari penulis Indonesia yang tetap produktif menulis di masa senjanya. Lebih dari itu, kumpulan puisinya – kabarnya baru diiterbitkan (dicetak) bulan Maret – yang diluncurkan di POST (Paox Open Stage) di Batudawe, Mataram itu menunjukkan semangat pengggunaan bahasa Indonesia untuk menjelajah puisi Haiku yang memiliki aturan struktur ketat.

Prof Maman S Mahayana, pengajar di Universitas Indonesia, dalam pengantar buku kumpulan puisi itu juga menilai Noorca berhasil membangun larik-kariknya sesuai ketentuan Haiku yang menggunakan struktur suku kata dan larik 5-7-5.

“Dia berhasil membangun larik-lariknya sesuai ketentuan haiku. Kita boleh punya keyakinan bahwa Bahasa Indonesia di tangan penyair andal, relatif menjelma jadi luwes dan lincah, meskipun diperlakukan dalam kemasan haiku,” tulisnya dalam kata pengantar buku.

Dalam diskusi peluncuran buku itu juga menghadirkan pembicara Kongso Sukoco, sutradara teater dan wartawan, dan pengajar IAIN Mataram, Dr Abudu Wahid. Kalau Kongso Sukoco banyak membandingkan penulisan puisi Noorca dengan unsur-unsur instrinsik puisi Haiku, sedang Abudu Wahid banyak menyoroti sikap religiusitas dalam puisi Noorca.

“Mas Noorca berhasil mempermainkan kata-kata untuk mengejar makna,” ujar Wahid.

Noorca mengatakan, meski Haiku memiliki aturan ketat, namun telah mengalami perkembangan.  Kalau dalam tradisi penulisan Haiku sebelumnya terkandung pencitraan alam, penjajaran (yang besar dan kecil, keheningan dan gerak, dan lain-lain) dan memiliki kigo (kata berkonotasi musim) yang menjadi ciri sensitivitas orang Jepang untuk perubahan musim.

“Memang haiku sudah berkembang. Kalau dulu tidak memuat perasaan sosial, dan lebih dominan citra alam,” kata Noorca yang puisi-puisinya lebih banyak memuat langsung perasaan sosial dan religius.

Dalam acara peluncuran buku puisi itu, yang menarik saat Noorca memproklamirkan bentuk lain, yaitu bondiku. Bondiku (nama yang diambil dari cucu laki-lakinya, Bondi), merupakan puisi pendek tiga baris dengan komposisi 5-6-1 suku kata yang diciptakannya. Namun penulisannya bisa dilakukan dengan pola terbalik 1-6-5 suku kata.

Menurut Noorca, Bondiku boleh ditulis bebas, bisa serius bisa lucu, religius atau sekuler, tentang manusia atau alam semesta, dengan tema apa saja, dan tak wajib soal rima. Namun diakuinya, struktur 5-6-1 itu terilhami 0leh 5 rukun Islam, 6 rukun Iman, dan 1 Allah SWT.

“Saya belum menuliskan kredo tentang bondiku,” kata Noorca.

Ka-eS  




Di Trawangan, Puluhan Bangunan Liar Ditertibkan

Puluhan bangunan liar di kawasan pantai di Gili Trawangan, Lombok Utara, Jumat (24/2) dibongkar paksa oleh tim penertiban, menyusul batas akhir toleransi agar bangunan dibongkar sendiri oleh pemilik usaha.

Wabup Lombok Utara, Syarifuddin (foto: Gra)

LOMBOK UTARA,lombokjournal.com —  400 orang tim penertiban personil gabungan, Satuan Polisi Air Polda NTB, Brimob, TNI AL dari Lanal Mataram, TNI AD dari Korem 162 Wirabhakti/Mataram, Satuan Pol PP Pemda Lombok Utara, dan unsur terkait lain, melakukan penertban bangunan liar di pantai di Gili Trawangan. Tim dibantu sekitar 50 orang tukang bangunan dan sebuah alat berat jenis eskavator, dalam

“Deadlinenya sudah habis. Jadi mulai tanggal 24 Februari ini, bangunan yang masih ada akan dibongkaroleh tim penertiban,” kata Wakil Bupati Lombok Utara, Syarifuddin, saat memantau jalannya penertiban di Gili Trawangan.

Syarifuddin menjelaskan, para pemilik usaha yang bangunan melanggar aturan sudah sejak lama diimbau membongkar sendiri dengan deadline tanggal 23 Februari.

Bangunan gazebo milik Aston Hotel Trawangan dibongkar paksa karena melanggar aturan roi pantai.(foto; Gra)

Menurutnya, penertiban dilakukan berdasar aturan Perda Rancangan Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Pemda Lombok Utara yang mengatur bahwa batas bangunan minimal yang diperbolehkan di kawasan pesisir adalah 35 meter dari roi pantai.

“Kita ingin agar pantai di Gili ini bisa kembali seperti dulu. Ini pun kita masih tolerir hanya 30 meter dari roi pantai, kalau menurutaturan itu 35 meter,” katanya.

Ia mengatakan, dari 143 pemilik usaha yang bangunannya melanggar aturan, sebagian besar menerima langkah Pemda dan bersedia membongkar sendiri bangunan mereka.  Namun tim penertiban tetap akan memantau, selain melakukan pembongkaran paksa terhadap bangunan liar yang pemiliknya enggan membongkar sendiri.

“Tim akan berada di Trawangan hingga 20 hari ke depan, sampai pantai ini benar-benar bersih dari bangunan yang melanggar aturan,” katanya.

Kepala Desa Gili Indah, M Taufik mengatakan, masyarakat trawangan dan pengusaha disana sangat mendukung upaya Pemda.

“Masyarakat sangat mendukung, karena dengan begini maka akses publik ke pantai akan lebih leluasa,” katanya.

Gra